Perbandingan Karier Kepelatihan Patrick Kluivert vs Shin Tae-yong, Bak Bumi dan Langit?
Selasa, 07 Januari 2025 - 16:06 WIB
Lanjut, Kluivert lalu kembali ke Belanda dan menjadi pelatih penyerang di NEC Nijmegen (2010-2011). Kesempatan pertamanya menjadi pelatih kepala datang saat dipercaya menukangi FC Twente II pada 2011-2013.
Selain itu, Kluivert juga sempat menjadi asisten pelatih Timnas Belanda periode 2012-2014. Di sini, dia mendampingi pelatih utama Tim Oranje, yakni Louis van Gaal saat mengantarkan Belanda menempati urutan ketiga Piala Dunia 2014 di Brasil.
Pada Maret 2015, Kluivert ditunjuk menjadi pelatih kepala Curacao. Namun, dia hanya bertahan sekitar 1 tahun lebih 3 bulan setelah menjalani 8 laga saja.
Statistiknya pun kurang maksimal. Bersama Curacao yang berlaga di Kualifikasi Piala Dunia zona Concacaf dan Kualifikasi Piala Karibia, Kluivert cuma 3 kali menang, 2 seri, dan 3 kalah.
Pada Juli 2016, Kluivert pulang ke Belanda dan menjadi pelatih kepala Ajax U-19. Tak lama, dia ditunjuk menjadi penasihat strategis di Timnas Curacao serta Direktur Olahraga Paris Saint-Germain.
Lanjut, Kluivert kemudian menjadi asisten Kamerun pada 2018-2019. Di sini, dia mendampingi Clarence Seedorf.
Sempat menjadi manajer akademi Barcelona (2019-2021), Kluivert kembali ke Timnas Curacao sebagai pelatih interim. Cuma 5 bulan menjabat, dia menjalani 6 laga dengan hasil 1 menang, 2 seri, dan 3 kalah.
Beberapa waktu menganggur, Kluivert mendapat tawaran dari klub Turki, Adana Demirspor sebagai pelatih kepala. Namun, dia hanya bertahan setengah musim.
Sepanjang itu, Kluivert memimpin Demirspor sebanyak 20 pertandingan. Dia meraih 8 kemenangan, 6 seri, dan 6 kalah.
Tonggak awal karier kepelatihan STY bisa dilihat saat menjadi asisten pelatih Brisbane Roar pada 2005-2008. Dia kemudian sempat ditunjuk juga menjadi pelatih interim Seongnam (2008-2010) sebelum diangkat jadi pelatih tetap di sana (2010-2012).
Selain itu, Kluivert juga sempat menjadi asisten pelatih Timnas Belanda periode 2012-2014. Di sini, dia mendampingi pelatih utama Tim Oranje, yakni Louis van Gaal saat mengantarkan Belanda menempati urutan ketiga Piala Dunia 2014 di Brasil.
Pada Maret 2015, Kluivert ditunjuk menjadi pelatih kepala Curacao. Namun, dia hanya bertahan sekitar 1 tahun lebih 3 bulan setelah menjalani 8 laga saja.
Statistiknya pun kurang maksimal. Bersama Curacao yang berlaga di Kualifikasi Piala Dunia zona Concacaf dan Kualifikasi Piala Karibia, Kluivert cuma 3 kali menang, 2 seri, dan 3 kalah.
Pada Juli 2016, Kluivert pulang ke Belanda dan menjadi pelatih kepala Ajax U-19. Tak lama, dia ditunjuk menjadi penasihat strategis di Timnas Curacao serta Direktur Olahraga Paris Saint-Germain.
Lanjut, Kluivert kemudian menjadi asisten Kamerun pada 2018-2019. Di sini, dia mendampingi Clarence Seedorf.
Sempat menjadi manajer akademi Barcelona (2019-2021), Kluivert kembali ke Timnas Curacao sebagai pelatih interim. Cuma 5 bulan menjabat, dia menjalani 6 laga dengan hasil 1 menang, 2 seri, dan 3 kalah.
Beberapa waktu menganggur, Kluivert mendapat tawaran dari klub Turki, Adana Demirspor sebagai pelatih kepala. Namun, dia hanya bertahan setengah musim.
Sepanjang itu, Kluivert memimpin Demirspor sebanyak 20 pertandingan. Dia meraih 8 kemenangan, 6 seri, dan 6 kalah.
2. Shin Tae-yong
Beralih ke Shin Tae-yong, dia juga sempat menjadi pesepak bola aktif sebelum memutuskan jadi pelatih. Dia pernah membela klub seperti Seongnam Ilhwa hingga Brisbane Roar.Tonggak awal karier kepelatihan STY bisa dilihat saat menjadi asisten pelatih Brisbane Roar pada 2005-2008. Dia kemudian sempat ditunjuk juga menjadi pelatih interim Seongnam (2008-2010) sebelum diangkat jadi pelatih tetap di sana (2010-2012).
Lihat Juga :
tulis komentar anda