Sejarah Jersey Hijau Bennett di Ajang Tour de France 2020
Jum'at, 04 September 2020 - 14:35 WIB
PRIVAS - Pembalap sepeda tim Deceuninck-QuickStep Sam Bennett mencatatkan sejarah seusai menyelesaikan etape kelima Tour de France 2020. Bennett menjadi pesepeda asal Irlandia pertama yang sukses mengenakan jersey hijau (sprinter terbaik) dalam 31 tahun terakhir.
Pada lomba itu, Bennett berhasil menyelesaikan balapan di posisi ketiga pada etape kelima yang berjarak 183 km dari Gap ke Privas pada Rabu (2/9). Pencapaian itu membuat jersey yang dikenakannya berubah menjadi hijau. Dia pun menjadi orang Irlandia pertama yang mengenakannya sejak terakhir kali diraih idolanya, Sean Kelly, pada 1989. (Baca: Ini Alasan TNI Tidak Diperlukan Menangani Terorisme)
“Saya pikir akan ada gebrakan besar di Irlandia. Banyak yang diharapkan dari Bennett untuk mengikuti TdF ini. Dia telah banyak dibicarakan tentang tahapan dan jersey hijau. Sekarang, dia punya jersey hijau. Ini hal yang luar biasa untuk bersepeda di Irlandia. Ada desas-desus yang besar dan itu akan meningkatkannya lagi,” kata Kelly, yang pensiun pada 1994, dilansir cyclingnews.
Bennett berhasil mengambil poin maksimum pada bonus sprint menengah di L'Epine dalam balapan sepanjang 47,5 kilometer. Pencapaian itu membuatnya berada di posisi teratas klasemen poin dengan mengumpulkan 123 poin. Dia unggul sembilan poin dari Peter Sagan (Bora-Hansgrohe) yang menyelesaikan balapan etape kelima di posisi keempat.
Pada sprint kedua, Bennett kembali unggul dari Sagan untuk dua poin lagi. Pada finis di Privas, dorongan terakhir Bennett menempatkannya di depan Sagan sekaligus mengamankan tempat podium terakhir di belakang pemenang etape kelima Wout van Aert (Jumbo-Visma) dan runner-up Cees Bol (Sunweb). (Baca juga: Banyuwangi Bakal Jadi Pusat Wisata Bahari kelas Dunia)
“Ini momen spesial dalam karier saya untuk memegang jersey hijau setidaknya selama sehari. Mengikuti jejak mereka (Sean Kelly dan juara tur 1987 Stephen Roche) adalah sesuatu yang luar biasa. Saya sangat bangga melakukannya dan bangga berada di sini dengan seragam juara nasional serta mewakili Irlandia,” ujar Bennett, kepada flobikes.
Selain itu, prestasi Bennett pada TdF tahun ini mendapat perhatian. Salah satunya dari mantan juara TdF Bradley Wiggins yang sekarang menjadi komentator televisi. Wiggins mengaku sangat terkesan dengan gerakan kuat yang dilakukan Bennett hari itu. Bahkan, dia pun menjagokan sang pembalap berusia 29 tahun ini mampu menyelesaikan balapan sebagai raja sprint di TdF 2020.
“Dia punya peluang realistis untuk memenangkan kompetisi ini sekarang. Dia mungkin yang tercepat dalam balapan bersama Caleb Ewan (Lotto Soudal). Tapi, bagus untuk Bennett. Ada tekanan baru ketika mendapatkan jersey hijau itu. Apa yang menjadi prioritas Anda sekarang? Bagaimana cara mempertahankannya,” paparnya.
Yang pasti, perjuangan Bennett masih sangat panjang jika ingin menjadi raja sprinter di TdF pada tahun ini. Pasalnya, Sagan—penguasa jersey hijau tujuh kali dalam delapan tahun terakhir—masih memiliki kesempatan untuk menggusurnya. (Lihat videonya: Kapal Induk dan Kapal perang Asing Bernama Nuansa Nusantara)
Karena itu, pembalap kelahiran Belgia ini berharap bisa mempertahankan konsistensi balapannya, terutama mencoba meraih kemenangan di setiap etape TdF 2020 yang masih tersisa 16 etape lagi. (Raikhul Amar)
Pada lomba itu, Bennett berhasil menyelesaikan balapan di posisi ketiga pada etape kelima yang berjarak 183 km dari Gap ke Privas pada Rabu (2/9). Pencapaian itu membuat jersey yang dikenakannya berubah menjadi hijau. Dia pun menjadi orang Irlandia pertama yang mengenakannya sejak terakhir kali diraih idolanya, Sean Kelly, pada 1989. (Baca: Ini Alasan TNI Tidak Diperlukan Menangani Terorisme)
“Saya pikir akan ada gebrakan besar di Irlandia. Banyak yang diharapkan dari Bennett untuk mengikuti TdF ini. Dia telah banyak dibicarakan tentang tahapan dan jersey hijau. Sekarang, dia punya jersey hijau. Ini hal yang luar biasa untuk bersepeda di Irlandia. Ada desas-desus yang besar dan itu akan meningkatkannya lagi,” kata Kelly, yang pensiun pada 1994, dilansir cyclingnews.
Bennett berhasil mengambil poin maksimum pada bonus sprint menengah di L'Epine dalam balapan sepanjang 47,5 kilometer. Pencapaian itu membuatnya berada di posisi teratas klasemen poin dengan mengumpulkan 123 poin. Dia unggul sembilan poin dari Peter Sagan (Bora-Hansgrohe) yang menyelesaikan balapan etape kelima di posisi keempat.
Pada sprint kedua, Bennett kembali unggul dari Sagan untuk dua poin lagi. Pada finis di Privas, dorongan terakhir Bennett menempatkannya di depan Sagan sekaligus mengamankan tempat podium terakhir di belakang pemenang etape kelima Wout van Aert (Jumbo-Visma) dan runner-up Cees Bol (Sunweb). (Baca juga: Banyuwangi Bakal Jadi Pusat Wisata Bahari kelas Dunia)
“Ini momen spesial dalam karier saya untuk memegang jersey hijau setidaknya selama sehari. Mengikuti jejak mereka (Sean Kelly dan juara tur 1987 Stephen Roche) adalah sesuatu yang luar biasa. Saya sangat bangga melakukannya dan bangga berada di sini dengan seragam juara nasional serta mewakili Irlandia,” ujar Bennett, kepada flobikes.
Selain itu, prestasi Bennett pada TdF tahun ini mendapat perhatian. Salah satunya dari mantan juara TdF Bradley Wiggins yang sekarang menjadi komentator televisi. Wiggins mengaku sangat terkesan dengan gerakan kuat yang dilakukan Bennett hari itu. Bahkan, dia pun menjagokan sang pembalap berusia 29 tahun ini mampu menyelesaikan balapan sebagai raja sprint di TdF 2020.
“Dia punya peluang realistis untuk memenangkan kompetisi ini sekarang. Dia mungkin yang tercepat dalam balapan bersama Caleb Ewan (Lotto Soudal). Tapi, bagus untuk Bennett. Ada tekanan baru ketika mendapatkan jersey hijau itu. Apa yang menjadi prioritas Anda sekarang? Bagaimana cara mempertahankannya,” paparnya.
Yang pasti, perjuangan Bennett masih sangat panjang jika ingin menjadi raja sprinter di TdF pada tahun ini. Pasalnya, Sagan—penguasa jersey hijau tujuh kali dalam delapan tahun terakhir—masih memiliki kesempatan untuk menggusurnya. (Lihat videonya: Kapal Induk dan Kapal perang Asing Bernama Nuansa Nusantara)
Karena itu, pembalap kelahiran Belgia ini berharap bisa mempertahankan konsistensi balapannya, terutama mencoba meraih kemenangan di setiap etape TdF 2020 yang masih tersisa 16 etape lagi. (Raikhul Amar)
(ysw)
tulis komentar anda