Penundaan Olimpiade Dimanfaatkan Kelompok LGBT Jepang
Minggu, 17 Mei 2020 - 05:01 WIB
TOKYO - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, meminta agar penundaan Olimpiade memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat. Ruang tersebut justru dimanfaatkan kelompok LGBT untuk menancapkan pengaruhnya.Sekitar 100 organisasi HAM dan kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) meminta pemerintah Jepang mengadopsi undang-undang non-diskriminasi nasional sebelum Olimpiade Tokyo 2020 digelar tahun depan. Kota Tokyo sebetulnya sudah mengadopsi undang-undang itu pada 2018, namun pemerintah Jepang belum bersedia mengikutinya.Kelompok LGBT, yang membuat tuntutan, mengacu pada prinsip Piagam Olimpiade -salah satunya menyebut bahwa diskriminasi dalam bentuk apa pun tidak diperbolehkan dalam olahraga. Termasuk atas dasar orientasi seksual.Di belakang kelompok LGBT Jepang ada Athlete Ally, organisasi non-profit asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang advokasi kaum transgender dan biseksual. Pendiri sekaligus direktur organisasi itu, Hudson Taylo, menyebut sekarang momentum yang pas untuk lebih mengakui eksistensi kelompok LGBT."Olahraga mengajarkan kita bahwa kita lebih kuat ketika berdiri bersama. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi komunitas olahraga global untuk berdiri dalam solidaritas bersama komunitas LGBT di Jepang.” kata Hudson Taylo.
Lihat Juga: Pordasi Sambut Target NOC Indonesia Loloskan 100 Atlet Termasuk Berkuda ke Olimpiade LA 2028
Lihat Juga: Pordasi Sambut Target NOC Indonesia Loloskan 100 Atlet Termasuk Berkuda ke Olimpiade LA 2028
(bbk)
tulis komentar anda