PBSI Sayangkan Pembatalan Turnamen Jerman Terbuka
Senin, 15 Februari 2021 - 19:22 WIB
JAKARTA – Pembatalan Jerman Terbuka yang seharusnya digelar di Mulheim an der Ruhr, 9-14 Maret ini, ternyata memberikan dampak buruk untuk para pebulutangkis dunia, khususnya Indonesia. Sebab, ajang tersebut menjadi salah satu turnamen untuk menambah poin ke Olimpiade .
Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky pun menyayangkan pembatalan tersebut. Turnamen level Super 300 ini merupakan kualifikasi menambah poin pada Olimpiade Tokyo, yang rencananya digelar Juli mendatang. "Sangat disayangkan Jerman Terbuka batal, karena turnamen ini seharusnya bisa untuk menambah poin untuk Olimpiade. Terutama untuk Hafiz/Gloria,” kata Rionny dalam keterangan resmi PBSI.
Bukan hanya meraih poin Olimpiade, turnamen ini juga menjadi kesempatan para pebulu tangkis Indonesia mendapatkan waktu bertanding di tengah pandemi Covid-19. Ajang itu juga menjadi pemanasan untuk Jonatan Christie, Anthony Ginting, Marcus/Kevin, Ahsan/Hendra, Greysia/Apriyani, dan Praveen/Melati sebelum tampil di All England.
Sementara untuk strategi pengiriman pemain yang dipersiapkan untuk Olimpiade, Rionny menjelaskan hal itu berdasarkan ranking Race to Olympic. Saat ini, tunggal putra berkesempatan mengirimkan dua wakilnya, yaitu Ginting yang berada di ranking 4 dan Jonatan di ranking 7, dengan nomor kualifikasi sama. “Sedangkan tunggal putri ada Gregoria. Dia ranking 20. Tapi, Gregori ini masuk ke kualifikasi nomor 15,” tambah Rionny.
Untuk ganda putra, Indonesia sudah memastikan mengirimkan dua wakilnya yaitu Marcus/Kevin yang berada di ranking 1, dan Ahsan/Hendra ranking 2. Bahkan, Fajar/Rian yang berada di ranking 6 sebenarnya lolos kualifikasi Olimpiade. Tapi berdasarkan regulasi, setiap negara di satu nomor hanya bisa mengirimkan 2 wakil saja. Sedangkan di sektor ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu sekarang ada di ranking 8 dan masuk kualifikasi nomor 7.
Dari ganda campuran, Praveen/Melati ranking 4, dengan nomor kualifikasi sama. Sementara Hafiz/Gloria ada di ranking 8 juga dengan nomor kualifikasi sama. Melihat ranking Race to Olympic Tokyo tersebut, Hafiz/Gloria memang belum berada pada posisi aman untuk lolos kualifikasi ke Olimpiade. Hal itu dikarenakan, perbedaan poin wakil Indonesia ini hanya berbeda tipis dengan ranking di bawahnya.
"Posisi Hafiz/Gloria ini yang berbahaya, karena poin ranking mereka itu 60.851, beda tipis dengan pasangan Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Rank 9/Hong Kong) dengan poin 60.566, Marcus Ellis/Lauren Smith (Rank 10/Inggris) dengan poin 58.818, dan Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Rank 11/Malaysia) dengan poin 56.792," ungkap Rionny.
Sebab itu, PBSI Hafiz/Gloria menjadi salah satu pemain yang dikirim ke turnamen Swiss Terbuka, yang merupakan turnamen untuk kualifikasi Olimpiade. Rionny pun berharap mereka bisa maksimal di turnamen itu dan berhasil menambah poin rankingnya di agar tidak dikejar pasangan di bawahnya.
Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky pun menyayangkan pembatalan tersebut. Turnamen level Super 300 ini merupakan kualifikasi menambah poin pada Olimpiade Tokyo, yang rencananya digelar Juli mendatang. "Sangat disayangkan Jerman Terbuka batal, karena turnamen ini seharusnya bisa untuk menambah poin untuk Olimpiade. Terutama untuk Hafiz/Gloria,” kata Rionny dalam keterangan resmi PBSI.
Bukan hanya meraih poin Olimpiade, turnamen ini juga menjadi kesempatan para pebulu tangkis Indonesia mendapatkan waktu bertanding di tengah pandemi Covid-19. Ajang itu juga menjadi pemanasan untuk Jonatan Christie, Anthony Ginting, Marcus/Kevin, Ahsan/Hendra, Greysia/Apriyani, dan Praveen/Melati sebelum tampil di All England.
Sementara untuk strategi pengiriman pemain yang dipersiapkan untuk Olimpiade, Rionny menjelaskan hal itu berdasarkan ranking Race to Olympic. Saat ini, tunggal putra berkesempatan mengirimkan dua wakilnya, yaitu Ginting yang berada di ranking 4 dan Jonatan di ranking 7, dengan nomor kualifikasi sama. “Sedangkan tunggal putri ada Gregoria. Dia ranking 20. Tapi, Gregori ini masuk ke kualifikasi nomor 15,” tambah Rionny.
Untuk ganda putra, Indonesia sudah memastikan mengirimkan dua wakilnya yaitu Marcus/Kevin yang berada di ranking 1, dan Ahsan/Hendra ranking 2. Bahkan, Fajar/Rian yang berada di ranking 6 sebenarnya lolos kualifikasi Olimpiade. Tapi berdasarkan regulasi, setiap negara di satu nomor hanya bisa mengirimkan 2 wakil saja. Sedangkan di sektor ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu sekarang ada di ranking 8 dan masuk kualifikasi nomor 7.
Dari ganda campuran, Praveen/Melati ranking 4, dengan nomor kualifikasi sama. Sementara Hafiz/Gloria ada di ranking 8 juga dengan nomor kualifikasi sama. Melihat ranking Race to Olympic Tokyo tersebut, Hafiz/Gloria memang belum berada pada posisi aman untuk lolos kualifikasi ke Olimpiade. Hal itu dikarenakan, perbedaan poin wakil Indonesia ini hanya berbeda tipis dengan ranking di bawahnya.
"Posisi Hafiz/Gloria ini yang berbahaya, karena poin ranking mereka itu 60.851, beda tipis dengan pasangan Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Rank 9/Hong Kong) dengan poin 60.566, Marcus Ellis/Lauren Smith (Rank 10/Inggris) dengan poin 58.818, dan Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Rank 11/Malaysia) dengan poin 56.792," ungkap Rionny.
Sebab itu, PBSI Hafiz/Gloria menjadi salah satu pemain yang dikirim ke turnamen Swiss Terbuka, yang merupakan turnamen untuk kualifikasi Olimpiade. Rionny pun berharap mereka bisa maksimal di turnamen itu dan berhasil menambah poin rankingnya di agar tidak dikejar pasangan di bawahnya.
(ruf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda