Konsekuensi yang Ditimbulkan dari Keputusan Mengakhiri Kompetisi
Senin, 18 Mei 2020 - 12:04 WIB
PARIS - Prancis dan Belanda telah memutuskan untuk mengakhiri kompetisi sepak bola sebelum waktunya. Sedangkan tiga liga top Eropa lainnya, yakni Serie A, Liga Inggris, dan Spanyol masih menimbang apakah akan melanjutkan kompetisi atau mengakhiri.
Hanya Jerman yang telah memutuskan untuk melanjutkan kompetisi setelah pemerintah setempat melonggarkan aturan. Terlepas dari perbedaan tersebut, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh keputusan untuk mengakhiri musim sepak bola lebih awal?
Menurut sebuah laporan media di Prancis, Le Parisien, tim olahraga profesional Prancis akan menderita kerugian total 1,4 miliar euro akibat pandemi virus corona. Kemungkinan membutuhkan dana talangan pemerintah untuk bertahan hidup.
Keputusan untuk mengakhiri musim Ligue 1 awal dinilai sangat kontroversial, dan klub yang berada di papan atas dan bawah sedang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum terhadap langkah tersebut. Pasalnya, keputusan tersebut dinilai sangat merugikan.
Pendapatan hak siar misalnya. Dari laporan media lokal tersebut diketahui bahwa klub akan mengalami kerugian antara 300 dan 900 miliar euro. Itu tentunya akan sangat berpengaruh pada finansial tim.
Apalagi jika berbicara tentang Paris Saint Germain. PSG diketahui sebagian besar pendapatannya berasal dari pemirsa yang menonton pertandingan mereka dari luar negeri.
Melihat polemik itu, Christophe Lepetit dari Pusat Studi Hukum Olahraga dan Ekonomi (CDES) di Universitas Limoges di Prancis, ikut membahas situasi tersebut. Dikatakannya, sebenarnya pemain sepak bola Prancis telah bersiap untuk kembali. Skenario yang ideal adalah untuk melanjutkan pada minggu pertama Juli.
"Tetapi ada keputusan politik oleh negara. Jika tergesa-gesa, sulit untuk mengatakannya. Ada masalah kesehatan yang tidak pasti dan mungkin keputusan dibuat karena itu. Mungkin jika kita menunggu sedikit untuk melihat bagaimana semuanya berkembang akan lebih baik, tetapi kita masih sampai pada kesimpulan yang sama," kata Lepetit dikutip dari MARCA, Senin (18/5/2020).
"Ada tuduhan sosial di mana klub telah dibebaskan dan masih bernegosiasi dengan pemerintah. Pemegang tiket musiman dan sponsor tidak akan diganti, tetapi mekanisme sedang berlangsung untuk mengkompensasi musim berikutnya, seperti yang telah dilakukan oleh pariwisata. Gaji pemain adalah salah satu beban terbesar bagi klub."
"Langkah-langkah tersebut telah diaktifkan. Kegiatan parsial memungkinkan kompensasi dari negara. Tidak banyak untuk gaji profesional dan akan sulit bagi klub untuk menutupi biaya gaji mereka dengan kerugian ini. Adalah logis bahwa klub mencari pengembalian dengan segala cara dan tampaknya sah bagi saya. Yang terbaik adalah pergi dan mencoba bermain untuk mengakhiri musim, tetapi Anda harus waspada dengan langkah-langkah itu, dan bahwa ada mekanisme untuk berhenti jika ada yang terinfeksi, "pungkas Lepetit.
Hanya Jerman yang telah memutuskan untuk melanjutkan kompetisi setelah pemerintah setempat melonggarkan aturan. Terlepas dari perbedaan tersebut, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh keputusan untuk mengakhiri musim sepak bola lebih awal?
Menurut sebuah laporan media di Prancis, Le Parisien, tim olahraga profesional Prancis akan menderita kerugian total 1,4 miliar euro akibat pandemi virus corona. Kemungkinan membutuhkan dana talangan pemerintah untuk bertahan hidup.
Keputusan untuk mengakhiri musim Ligue 1 awal dinilai sangat kontroversial, dan klub yang berada di papan atas dan bawah sedang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum terhadap langkah tersebut. Pasalnya, keputusan tersebut dinilai sangat merugikan.
Pendapatan hak siar misalnya. Dari laporan media lokal tersebut diketahui bahwa klub akan mengalami kerugian antara 300 dan 900 miliar euro. Itu tentunya akan sangat berpengaruh pada finansial tim.
Apalagi jika berbicara tentang Paris Saint Germain. PSG diketahui sebagian besar pendapatannya berasal dari pemirsa yang menonton pertandingan mereka dari luar negeri.
Melihat polemik itu, Christophe Lepetit dari Pusat Studi Hukum Olahraga dan Ekonomi (CDES) di Universitas Limoges di Prancis, ikut membahas situasi tersebut. Dikatakannya, sebenarnya pemain sepak bola Prancis telah bersiap untuk kembali. Skenario yang ideal adalah untuk melanjutkan pada minggu pertama Juli.
"Tetapi ada keputusan politik oleh negara. Jika tergesa-gesa, sulit untuk mengatakannya. Ada masalah kesehatan yang tidak pasti dan mungkin keputusan dibuat karena itu. Mungkin jika kita menunggu sedikit untuk melihat bagaimana semuanya berkembang akan lebih baik, tetapi kita masih sampai pada kesimpulan yang sama," kata Lepetit dikutip dari MARCA, Senin (18/5/2020).
"Ada tuduhan sosial di mana klub telah dibebaskan dan masih bernegosiasi dengan pemerintah. Pemegang tiket musiman dan sponsor tidak akan diganti, tetapi mekanisme sedang berlangsung untuk mengkompensasi musim berikutnya, seperti yang telah dilakukan oleh pariwisata. Gaji pemain adalah salah satu beban terbesar bagi klub."
"Langkah-langkah tersebut telah diaktifkan. Kegiatan parsial memungkinkan kompensasi dari negara. Tidak banyak untuk gaji profesional dan akan sulit bagi klub untuk menutupi biaya gaji mereka dengan kerugian ini. Adalah logis bahwa klub mencari pengembalian dengan segala cara dan tampaknya sah bagi saya. Yang terbaik adalah pergi dan mencoba bermain untuk mengakhiri musim, tetapi Anda harus waspada dengan langkah-langkah itu, dan bahwa ada mekanisme untuk berhenti jika ada yang terinfeksi, "pungkas Lepetit.
(bbk)
tulis komentar anda