Mafia Italia Penyebab Mantan Bek AC Milan Hijrah ke Liga Primer
Sabtu, 27 Maret 2021 - 20:27 WIB
MILAN - Taribo West mengaku keselamatannya terancam ketika memperkuat AC Milan . Rencana yang dirancang mafia tersebut membuat mantan bek berkebangsaan Nigeria itu memilih hengkang ke Derby County lantaran merasa tidak tenang.
West memulai karirnya di Liga Premier Nigeria sebelum pindah ke Auxerre (1993-1997), di mana ia memenangkan gelar Ligue 1 pada tahun 1996 yang menghantarkannya pindah klub raksasa Serie A, Inter Milan. Di Giuseppe Meazza, selama periode (1997-2000) West memenangkan Piala UEFA 1997/98 dan bermain bersama pemain kelas dunia seperti Ronaldo, Diego Simeone dan Javier Zanetti.
Tetapi, karena tidak terlalu disukai oleh pelath Marcello Lippi, memicu kepindahan kontroversial West ke rival Inter, AC Milan, Januari 2000. Sayangnya, bersama I Rossoneri, dia hanya tampil empat kali mencetak satu gol.
Dalam sebuah wawancara dengan Score Nigeria, West mengungkapkan bahwa mafia Italia adalah alasan mengapa dia meninggalkan San Siro. West mengatakan keselamatannya terancam karena mafia-mafia tersebut tidak menginginkannya berseragam Milan karena menganggapnya tidak pantas menjadi suksesor bek veteran I Rossoneri Franco Baresi, Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini.
“Mafia akan melakukan apapun dengan kekuatan mereka untuk memastikan saya dihabisi di Milan. Mereka membuat cerita yang kejam di media bahwa saya cedera dalam upaya putus asa untuk mengirim saya keluar dari Milan. Para dokter disuap untuk mengatakan saya terluka, tapi itu bohong,” ungkap West dilansir dailystar.co.uk.
Tidak ingin mengambil resiko, West kemudian pindah ke Liga Primer bergabung dengan ststus pinjaman Derby County, November 2000. Saat bersama Derby, West memaparkan bahwa dia sebenarnya mendapatkan tawaran memperkuat Liverpool, tetapi urung terjadi.
"Liverpool datang dengan tawaran, tetapi pada akhirnya saya harus puas dengan Derby County," kata West.
Setelah itu, West melanglang buana bersama Kaiserlautern (2001-2002), Partizan (2002-2004), Al-Arabi (2004-2005). Plymouth Argyle (2005-2006) dan Paykan (2007-2008) hingga gantung sepatu pada 2007. Di level tim nasional, pria 46 tahun tersebut pernah mengoleksi 42 caps bagi Nigeria. Menariknya selain di lapangan, West juga dikenal luas sebagai salah satu pemain ikonik di game Football Manager yang begitu digandrungi pada awal 2000an.
Terbukti, West mendapatkan nilai 20 karena memiliki agresi, kekuatan, keberanian dan penampilan eksentrik khususnya gaya rambut. Dia dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam game tersebut.
West memulai karirnya di Liga Premier Nigeria sebelum pindah ke Auxerre (1993-1997), di mana ia memenangkan gelar Ligue 1 pada tahun 1996 yang menghantarkannya pindah klub raksasa Serie A, Inter Milan. Di Giuseppe Meazza, selama periode (1997-2000) West memenangkan Piala UEFA 1997/98 dan bermain bersama pemain kelas dunia seperti Ronaldo, Diego Simeone dan Javier Zanetti.
Tetapi, karena tidak terlalu disukai oleh pelath Marcello Lippi, memicu kepindahan kontroversial West ke rival Inter, AC Milan, Januari 2000. Sayangnya, bersama I Rossoneri, dia hanya tampil empat kali mencetak satu gol.
Dalam sebuah wawancara dengan Score Nigeria, West mengungkapkan bahwa mafia Italia adalah alasan mengapa dia meninggalkan San Siro. West mengatakan keselamatannya terancam karena mafia-mafia tersebut tidak menginginkannya berseragam Milan karena menganggapnya tidak pantas menjadi suksesor bek veteran I Rossoneri Franco Baresi, Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini.
“Mafia akan melakukan apapun dengan kekuatan mereka untuk memastikan saya dihabisi di Milan. Mereka membuat cerita yang kejam di media bahwa saya cedera dalam upaya putus asa untuk mengirim saya keluar dari Milan. Para dokter disuap untuk mengatakan saya terluka, tapi itu bohong,” ungkap West dilansir dailystar.co.uk.
Tidak ingin mengambil resiko, West kemudian pindah ke Liga Primer bergabung dengan ststus pinjaman Derby County, November 2000. Saat bersama Derby, West memaparkan bahwa dia sebenarnya mendapatkan tawaran memperkuat Liverpool, tetapi urung terjadi.
"Liverpool datang dengan tawaran, tetapi pada akhirnya saya harus puas dengan Derby County," kata West.
Setelah itu, West melanglang buana bersama Kaiserlautern (2001-2002), Partizan (2002-2004), Al-Arabi (2004-2005). Plymouth Argyle (2005-2006) dan Paykan (2007-2008) hingga gantung sepatu pada 2007. Di level tim nasional, pria 46 tahun tersebut pernah mengoleksi 42 caps bagi Nigeria. Menariknya selain di lapangan, West juga dikenal luas sebagai salah satu pemain ikonik di game Football Manager yang begitu digandrungi pada awal 2000an.
Terbukti, West mendapatkan nilai 20 karena memiliki agresi, kekuatan, keberanian dan penampilan eksentrik khususnya gaya rambut. Dia dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam game tersebut.
(abr)
tulis komentar anda