Robben Sebut Guardiola Sebagai Master Sepak Bola Menyerang
Selasa, 26 Mei 2020 - 22:30 WIB
MUNICH - Meski sudah pensiun selama hampir setahun, Arjen Robben belum bisa melupakan sepak bola. Mantan gelandang serang asal Belanda itu menyempatkan diri untuk berbagi cerita. Salah satunya mengenai kisahnya dengan pelatih Pep Guardiola.
Setelah 10 musim menemani Bayern Muenchen, Robben memutuskan gantung sepatu pada 4 Juli 2019, walau saat itu masih berusia 35 tahun. Ketika masih bertugas di Allianz Arena, dia sempat diasuh Guardiola selama tiga musim (2013-2016).
Walau relatif singkat, Robben mengaku sangat mengagumi kinerja pelatih asal Katalan itu. Dia menggambarkan sosok yang sekarang membesut Manchester City (Man City) tersebut sebagai master sepak bola menyerang.
Selain Guardiola, Robben sebenarnya sempat diasuh sejumlah pelatih beken sepanjang kariernya, seperti Louis van Gaal, Carlo Ancelotti, Jupp Heynckes dan Niko Kovac di Bayern. Juga Jose Mourinho (Chelsea) dan Bernd Schuster (Real Madrid).
Tapi, Robben merasa Guardiola sebagai pelatih yang paling membantu perkembangannya. Sebab, dia punya ideologi yang sama mengenai bagaimana pertandingan dimainkan. “Saya suka sepak bola. Di atas semua itu adalah sepak bola menyerang. Dan, Guardiola sangat ahli dalam hal ini,” ucapnya.
“Dia hanya fokus untuk bermain menyerang dan penguasaan bola secara penuh. Tentu saja secara teknis saya sangat menyukainya. Kami punya pandangan yang sama,” lanjut Robben, dilansir skysport.
Robben merasa berhutang budi kepada Guardiola bisa menemukan kekurangan pada dirinya yang perlu diperbaiki. Sebab, itu membuat performanya semakin bagus. Itu dibayarnya dengan mempersembahkan tujuh gelar bergengsi kepada mantan pelatih Barcelona tersebut.
“Dia berusaha memastikan agar saya menjadi pemain yang sempurna. Bagi saya Guardiola adalah pelatih terbaik di dunia. Tiga tahun bersamanya benar-benar sangat membantu,” tutup Robben yang mengawali karier profesionalnya bersama Groningen.
Setelah 10 musim menemani Bayern Muenchen, Robben memutuskan gantung sepatu pada 4 Juli 2019, walau saat itu masih berusia 35 tahun. Ketika masih bertugas di Allianz Arena, dia sempat diasuh Guardiola selama tiga musim (2013-2016).
Walau relatif singkat, Robben mengaku sangat mengagumi kinerja pelatih asal Katalan itu. Dia menggambarkan sosok yang sekarang membesut Manchester City (Man City) tersebut sebagai master sepak bola menyerang.
Selain Guardiola, Robben sebenarnya sempat diasuh sejumlah pelatih beken sepanjang kariernya, seperti Louis van Gaal, Carlo Ancelotti, Jupp Heynckes dan Niko Kovac di Bayern. Juga Jose Mourinho (Chelsea) dan Bernd Schuster (Real Madrid).
Tapi, Robben merasa Guardiola sebagai pelatih yang paling membantu perkembangannya. Sebab, dia punya ideologi yang sama mengenai bagaimana pertandingan dimainkan. “Saya suka sepak bola. Di atas semua itu adalah sepak bola menyerang. Dan, Guardiola sangat ahli dalam hal ini,” ucapnya.
“Dia hanya fokus untuk bermain menyerang dan penguasaan bola secara penuh. Tentu saja secara teknis saya sangat menyukainya. Kami punya pandangan yang sama,” lanjut Robben, dilansir skysport.
Robben merasa berhutang budi kepada Guardiola bisa menemukan kekurangan pada dirinya yang perlu diperbaiki. Sebab, itu membuat performanya semakin bagus. Itu dibayarnya dengan mempersembahkan tujuh gelar bergengsi kepada mantan pelatih Barcelona tersebut.
“Dia berusaha memastikan agar saya menjadi pemain yang sempurna. Bagi saya Guardiola adalah pelatih terbaik di dunia. Tiga tahun bersamanya benar-benar sangat membantu,” tutup Robben yang mengawali karier profesionalnya bersama Groningen.
(mirz)
tulis komentar anda