Presiden UEFA Kapok Gelar Piala Eropa 2020 di Sejumlah Negara
Sabtu, 10 Juli 2021 - 07:04 WIB
NYON - Presiden UEFA, Aleksander Ceferin , tampaknya sudah kapok menggelar Piala Eropa dengan format seperti tahun ini. Dia pun mengaku tak mau format serupa kembali digelar di edisi berikutnya.
Penyelenggaraan Piala Eropa 2020 memang terbilang unik. Bagaimana tidak, sejumlah negara ditunjuk sekaligus sebagai tuan rumah ajang sepak bola terbesar di Eropa ini.
Penyelenggaraan Piala Eropa 2020 di sejumlah negara sebagai peringatan usia Piala Eropa ke-60, sejumlah negara pun ditunjuk. Hasilnya, fase grup diadakan di Rusia, Azerbaijan, Jerman, Italia, Hungaria, Belanda, Rumania, Skotlandia dan Inggris.
BACA JUGA: Statistik Angka di Balik 55 Tahun Derita Inggris Menanti Trofi Juara
Masing-masing negara lalu ditunjuk secara bergantian menggelar babak 16 besar, perempat final, semifinal dan final. Namun, Ceferin menganggap format ini dianggap merugikan bagi pemain dan penggemar.
Pasalnya, setiap tim tetap menggelar pemusatan latihan di negara masing-masing. Hal itu dianggap tidak adil, karena pemain harus melakukan perjalanan yang panjang. Belum lagi penggemar juga harus berpindah tempat, di tengah pandemi.
“Saya tidak akan mendukung gagasan ini lagi. Saya pikir hal ini terlalu menantang dan tidak benar dalam satu sisi. Beberapa tim harus melakukan perjalanan lebih jauh ketimbang lainnya,” kata Ceferin dikutip BBC, Jumat (9/7/2021).
BACA JUGA: Warga Brasil Dukung Messi Angkat Trofi Copa America 2021, Neymar: Pergi ke Neraka!
“Bagi penggemar juga tidak adil. Mereka berada di Roma dan harus ke Baku di hari berikutnya, dengan penerbangan selama 4,5 jam. Ide ini menarik, namun sulit untuk dilaksanakan. Saya pikir kami tak akan melakukan hal serupa,” ujarnya.
Keputusan menggelar Piala Eropa 2020 di sejumlah negara sekaligus sendiri diambil sebelum Ceferin memimpin. Gagasan ini dibuat oleh presiden sebelumnya, Michel Platini, yang mengusulkannya sejak 2012 lalu.
Penyelenggaraan Piala Eropa 2020 memang terbilang unik. Bagaimana tidak, sejumlah negara ditunjuk sekaligus sebagai tuan rumah ajang sepak bola terbesar di Eropa ini.
Penyelenggaraan Piala Eropa 2020 di sejumlah negara sebagai peringatan usia Piala Eropa ke-60, sejumlah negara pun ditunjuk. Hasilnya, fase grup diadakan di Rusia, Azerbaijan, Jerman, Italia, Hungaria, Belanda, Rumania, Skotlandia dan Inggris.
BACA JUGA: Statistik Angka di Balik 55 Tahun Derita Inggris Menanti Trofi Juara
Masing-masing negara lalu ditunjuk secara bergantian menggelar babak 16 besar, perempat final, semifinal dan final. Namun, Ceferin menganggap format ini dianggap merugikan bagi pemain dan penggemar.
Pasalnya, setiap tim tetap menggelar pemusatan latihan di negara masing-masing. Hal itu dianggap tidak adil, karena pemain harus melakukan perjalanan yang panjang. Belum lagi penggemar juga harus berpindah tempat, di tengah pandemi.
“Saya tidak akan mendukung gagasan ini lagi. Saya pikir hal ini terlalu menantang dan tidak benar dalam satu sisi. Beberapa tim harus melakukan perjalanan lebih jauh ketimbang lainnya,” kata Ceferin dikutip BBC, Jumat (9/7/2021).
BACA JUGA: Warga Brasil Dukung Messi Angkat Trofi Copa America 2021, Neymar: Pergi ke Neraka!
“Bagi penggemar juga tidak adil. Mereka berada di Roma dan harus ke Baku di hari berikutnya, dengan penerbangan selama 4,5 jam. Ide ini menarik, namun sulit untuk dilaksanakan. Saya pikir kami tak akan melakukan hal serupa,” ujarnya.
Keputusan menggelar Piala Eropa 2020 di sejumlah negara sekaligus sendiri diambil sebelum Ceferin memimpin. Gagasan ini dibuat oleh presiden sebelumnya, Michel Platini, yang mengusulkannya sejak 2012 lalu.
(yov)
tulis komentar anda