Lockdown Dicabut, Tim Wuhan Zall Kembali Setelah 104 Hari
Selasa, 21 April 2020 - 11:15 WIB
WUHAN - Dicabutnya status lockdown di Kota Wuhan, China, Rabu (8/4/2020), seolah menghidupkan denyut nadi segala aspek aktivitas, termasuk sepak bola. Setelah berpindah-pindah tempat menjalani pengasingan, klub kebanggaan kota, Wuhan Zall, akhirnya kembali ke rumah.
Mereka disambut para fans setianya ketika tiba di Wuhan dengan kereta api pada Sabtu (18/4). Fans yang mengenakan warna kebesaran Wuhan Zall, oranye, tampak bernyanyi dan memberikan bunga kepada para pemain saat mereka tiba di Wuhan untuk pertama kalinya dalam 104 hari.
Terasa begitu emosional karena skuad Wuhan Zall mengungsi ke luar negeri dalam tiga bulan terakhir. Tim pertama kali meninggalkan Wuhan pada awal Januari untuk melakoni pramusim mempersiapkan musim Liga Super China yang semula dijadwalkan bergulir 22 Februari.
Pada saat mereka tiba di Malaga, penduduk di Wuhan hidup di bawah aturan lockdown yang ketat, tidak ada pesawat atau kereta api yang masuk-keluar ibu kota. Tim yang finis di urutan keenam Liga Super China musim lalu tersebut terpaksa tinggal di kamp pelatihan musim dingin mereka di Spanyol ketika pandemi Covid-19 di Wuhan pada Januari.
Keberadaan skuad Wuhan Zall sempat membuat Kota Malaga khawatir tertular Covid-19. Hal tersebut membuat Pelatih Jose Gonzalez mencoba meyakinkan kepada media Spanyol bahwa saat itu para pemainnya bersih dari Covid-19 karena menjalani protokol ketat dan meminta mereka tidak didiskriminasi.
“Saya mengerti keengganan dan kepedulian yang terjadi di Malaga. Tapi, mereka (para pemain) bukan virus berjalan. Mereka adalah atlet yang datang tahun lalu dan ingin kembali," tandas Gonzalez, dilansir The Sun.
Setelah itu, skuad Wuhan Zall transit cukup lama di Jerman. Mereka mendarat di Kota Shenzhen pada 16 Maret dan menjalani karantina selama tiga pekan sebelum diperbolehkan kembali ke Wuhan. "Setelah lebih dari tiga bulan berkelana, anggota tim Wuhan Zall yang sangat rindu rumah akhirnya menginjakkan kaki di kampung halaman mereka," ungkap pernyataan resmi klub, dilansir BBC.
Guna mengobati rasa rindu, klub memberikan izin kepada para pemain menghabiskan waktu bersama keluarga mereka sebelum latihan kembali dilanjutkan. Mulai kondusifnya Wuhan dan China secara keseluruhan setelah berakhirnya pandemi Covid-19 membuat wacana melanjutkan kembali Liga Super China mengemuka.
Meski belum ada keputusan resmi, Asosiasi Sepak Bola China (CFA) dikabarkan siap menggelar kembali kompetisi pada awal Juli mendatang. Rencana tersebut mendapat dukungan dari petinggi klub salah satunya CEO Guangzhou R&F Huang Shenghua.
Dia mengatakan, Juli merupakan bulan yang ideal dan klub-klub memiliki waktu cukup untuk mempersiapkan diri sebelum kembali berkompetisi di Liga Super China 2020. “Berdasarkan penilaian situasi saat ini, musim baru mungkin akan dimulai pada akhir Juni atau awal Juli," kata Huang. (Alimansyah)
Mereka disambut para fans setianya ketika tiba di Wuhan dengan kereta api pada Sabtu (18/4). Fans yang mengenakan warna kebesaran Wuhan Zall, oranye, tampak bernyanyi dan memberikan bunga kepada para pemain saat mereka tiba di Wuhan untuk pertama kalinya dalam 104 hari.
Terasa begitu emosional karena skuad Wuhan Zall mengungsi ke luar negeri dalam tiga bulan terakhir. Tim pertama kali meninggalkan Wuhan pada awal Januari untuk melakoni pramusim mempersiapkan musim Liga Super China yang semula dijadwalkan bergulir 22 Februari.
Pada saat mereka tiba di Malaga, penduduk di Wuhan hidup di bawah aturan lockdown yang ketat, tidak ada pesawat atau kereta api yang masuk-keluar ibu kota. Tim yang finis di urutan keenam Liga Super China musim lalu tersebut terpaksa tinggal di kamp pelatihan musim dingin mereka di Spanyol ketika pandemi Covid-19 di Wuhan pada Januari.
Keberadaan skuad Wuhan Zall sempat membuat Kota Malaga khawatir tertular Covid-19. Hal tersebut membuat Pelatih Jose Gonzalez mencoba meyakinkan kepada media Spanyol bahwa saat itu para pemainnya bersih dari Covid-19 karena menjalani protokol ketat dan meminta mereka tidak didiskriminasi.
“Saya mengerti keengganan dan kepedulian yang terjadi di Malaga. Tapi, mereka (para pemain) bukan virus berjalan. Mereka adalah atlet yang datang tahun lalu dan ingin kembali," tandas Gonzalez, dilansir The Sun.
Setelah itu, skuad Wuhan Zall transit cukup lama di Jerman. Mereka mendarat di Kota Shenzhen pada 16 Maret dan menjalani karantina selama tiga pekan sebelum diperbolehkan kembali ke Wuhan. "Setelah lebih dari tiga bulan berkelana, anggota tim Wuhan Zall yang sangat rindu rumah akhirnya menginjakkan kaki di kampung halaman mereka," ungkap pernyataan resmi klub, dilansir BBC.
Guna mengobati rasa rindu, klub memberikan izin kepada para pemain menghabiskan waktu bersama keluarga mereka sebelum latihan kembali dilanjutkan. Mulai kondusifnya Wuhan dan China secara keseluruhan setelah berakhirnya pandemi Covid-19 membuat wacana melanjutkan kembali Liga Super China mengemuka.
Meski belum ada keputusan resmi, Asosiasi Sepak Bola China (CFA) dikabarkan siap menggelar kembali kompetisi pada awal Juli mendatang. Rencana tersebut mendapat dukungan dari petinggi klub salah satunya CEO Guangzhou R&F Huang Shenghua.
Dia mengatakan, Juli merupakan bulan yang ideal dan klub-klub memiliki waktu cukup untuk mempersiapkan diri sebelum kembali berkompetisi di Liga Super China 2020. “Berdasarkan penilaian situasi saat ini, musim baru mungkin akan dimulai pada akhir Juni atau awal Juli," kata Huang. (Alimansyah)
(ysw)
tulis komentar anda