Kemeriahan Pesta Penutupan Olimpiade Tokyo 2020 Bikin Merinding
Minggu, 08 Agustus 2021 - 19:49 WIB
TOKYO - Upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020 pada pada Minggu (8/8/2021) malam WIB yang diawali dengan parade atlet negara partisipan, dilanjutkan oleh pertunjukan musik yang meriah. Meski Olympic Stadium, Tokyo, Jepang tanpa penonton, namun kemeriahan itu seakan-akan memenuhi seisi stadion.
Awalnya lampu stadion dimatikan secara menyeluruh sehingga memperlihatkan lampu-lampu tersisa hanya pada telepon genggam atlet di tengah lapangan. Lampu-lampu yang dihasilkan telepon genggam para atlet seakan-akan bergerak berbentuk tiga dimensi dan bergelombang hingga akhirnya membentuk lambang lima cincin dari logo khas olimpiade.
Hal ini sebagai simbol semangat individu, cinta kasih dan harapan yang kembali terang meski di tengah ketidak pastian pandemi. Selain itu, simbol ini sebagai simpati bagi para pendukung yang tidak dapat hadir langsung di ajang kali ini.
Kemudian, acara disambung dengan penampilan band lokal Jepang, Tokyo Ska Paradise orchestra diiringi pertunjukkan tarian dan jugling bola dari pengisi acara. Adapula atraksi freestyle sepeda masih diiringi musik yang meriah.
Setelahnya, ada pertunjukan dari salah satu disjoki terbaik dunia asal Jepang, DJ Matsunaga. Lantunan musik elektrik yang dibawakan mengiringi tarian modern kompak oleh para pengisi acara.
Sebanyak 205 negara peserta masih mengelilingi panggung tengah. Dipimpin oleh bendera Jepang selaku tuan rumah dan Yunani selaku negara pendiri olimpiade.
Tak seperti di upacara pembukaan, parade bendera kali ini secara langsung masuk ke tengah lapangan bukan dipanggil satu per satu. Masing-masing negara diwakilkan satu pembawa bendera.
Setelah itu, perbedaan lain terlihat lagi. Bila dalam upacara pembukaan para atlet ditentukan harus bergabung bersama negaranya, kini mereka dibebaskan membaur dan memilih tempat di lapangan. Ini sesuai dengan tema olimpiade adalah Unity in Diversity.
Awalnya lampu stadion dimatikan secara menyeluruh sehingga memperlihatkan lampu-lampu tersisa hanya pada telepon genggam atlet di tengah lapangan. Lampu-lampu yang dihasilkan telepon genggam para atlet seakan-akan bergerak berbentuk tiga dimensi dan bergelombang hingga akhirnya membentuk lambang lima cincin dari logo khas olimpiade.
Baca Juga
Hal ini sebagai simbol semangat individu, cinta kasih dan harapan yang kembali terang meski di tengah ketidak pastian pandemi. Selain itu, simbol ini sebagai simpati bagi para pendukung yang tidak dapat hadir langsung di ajang kali ini.
Kemudian, acara disambung dengan penampilan band lokal Jepang, Tokyo Ska Paradise orchestra diiringi pertunjukkan tarian dan jugling bola dari pengisi acara. Adapula atraksi freestyle sepeda masih diiringi musik yang meriah.
Setelahnya, ada pertunjukan dari salah satu disjoki terbaik dunia asal Jepang, DJ Matsunaga. Lantunan musik elektrik yang dibawakan mengiringi tarian modern kompak oleh para pengisi acara.
Sebanyak 205 negara peserta masih mengelilingi panggung tengah. Dipimpin oleh bendera Jepang selaku tuan rumah dan Yunani selaku negara pendiri olimpiade.
Tak seperti di upacara pembukaan, parade bendera kali ini secara langsung masuk ke tengah lapangan bukan dipanggil satu per satu. Masing-masing negara diwakilkan satu pembawa bendera.
Setelah itu, perbedaan lain terlihat lagi. Bila dalam upacara pembukaan para atlet ditentukan harus bergabung bersama negaranya, kini mereka dibebaskan membaur dan memilih tempat di lapangan. Ini sesuai dengan tema olimpiade adalah Unity in Diversity.
(sto)
tulis komentar anda