Luncurkan Kampanye Gaya Hidup Sehat, FIFA dan ASEAN Didukung Oleh WHO
Rabu, 18 Agustus 2021 - 15:30 WIB
Pemain senior timnas futsal, Andri Kustiawan mengatakan, berkurangnya jam bertanding menjadi perhatian yang sangat serius bagi atlet seperti dirinya.
“Dampaknya sangat besar sekali. Untuk kesehatan mental pasti akan menurun dikarenakan jarang mengikuti turnamen, sebab seorang atlet terbiasa menjadi petarung yang haus akan kemenangan. Begitu pun juga dengan skill dan fisik kurnganya pressure pertandingan yang kompetitif pasti akan berdampak pada penurunan 2 modal penting ini bagi atlet” ungkap Andri Kustiawan.
Assiten Pelatih Timnas Sayan Karmadi berpendapat, atlet futsal di Indonesia terbiasa dengan euforia dan gairah yang tinggi saat berkompetisi di event sekelas LFP. Penghentian kompetisi mempengaruhi kesehatan mental mereka.
“Pembatasan aktivitas olahraga seperti saat masa pandemi ini tentu mempengaruhi psikis pemain juga karena kurangnya jam bermain seperti sebelumnya. Karena mereka terbiasa dengan sentuhan dan atmosfir pertandingan dengan tingkat pressure yg tinggi” kata pelatih yang membawa tim Blackstell Manokwari menjuarai LFP tahun 2016.
Fisioterapis Timnas, Fortunella Levyana menilai, pandemi yang terjadi di Indonesia selama 2 tahun ini membuat kebanyakan masyarakat kurang peduli akan issue kesehatan mental ini.
Kurangnya pengetahuan dan kepedulian terutama menyangkut Kesehatan mental diri sendiri masih menjadi masalah serius. Atlet tetap menjaga kesehatan mentalnya di tengah pembatasan aktivitas olahraga seperti sekarang ini.
“Untuk masukan pertama dari saya adalah pentingnya seorang atlet untuk menjaga dan mengelola stress mereka dengan kegiatan – kegiatan positif selain kegiatan yang dilakukan secara kolektif / bersama. Yang kedua, Atlet harus memperhatikan asupan gizi yang cukup di masa pandemi, karena kurangnya jam terbang tentu juga akan berpengaruh pada kesehatan mereka. Terutama asupan protein yang sangat penting bagi atlet. Dan yang ketiga adalah pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas jam istirahat mereka, karena apabila hal ini terpenuhi tentu akan meminimalisir masalah – masalah yang berpengaruh pada kesehatan mental” ungkap Fortunella.
#FIFA #ASEAN #WHO #COVID19 #reachOut
Lihat Juga: MNC Sports Competition Jadi Ajang Silaturahmi, Peserta Berharap Tiap Tahun Selalu Digelar
“Dampaknya sangat besar sekali. Untuk kesehatan mental pasti akan menurun dikarenakan jarang mengikuti turnamen, sebab seorang atlet terbiasa menjadi petarung yang haus akan kemenangan. Begitu pun juga dengan skill dan fisik kurnganya pressure pertandingan yang kompetitif pasti akan berdampak pada penurunan 2 modal penting ini bagi atlet” ungkap Andri Kustiawan.
Assiten Pelatih Timnas Sayan Karmadi berpendapat, atlet futsal di Indonesia terbiasa dengan euforia dan gairah yang tinggi saat berkompetisi di event sekelas LFP. Penghentian kompetisi mempengaruhi kesehatan mental mereka.
“Pembatasan aktivitas olahraga seperti saat masa pandemi ini tentu mempengaruhi psikis pemain juga karena kurangnya jam bermain seperti sebelumnya. Karena mereka terbiasa dengan sentuhan dan atmosfir pertandingan dengan tingkat pressure yg tinggi” kata pelatih yang membawa tim Blackstell Manokwari menjuarai LFP tahun 2016.
Fisioterapis Timnas, Fortunella Levyana menilai, pandemi yang terjadi di Indonesia selama 2 tahun ini membuat kebanyakan masyarakat kurang peduli akan issue kesehatan mental ini.
Kurangnya pengetahuan dan kepedulian terutama menyangkut Kesehatan mental diri sendiri masih menjadi masalah serius. Atlet tetap menjaga kesehatan mentalnya di tengah pembatasan aktivitas olahraga seperti sekarang ini.
“Untuk masukan pertama dari saya adalah pentingnya seorang atlet untuk menjaga dan mengelola stress mereka dengan kegiatan – kegiatan positif selain kegiatan yang dilakukan secara kolektif / bersama. Yang kedua, Atlet harus memperhatikan asupan gizi yang cukup di masa pandemi, karena kurangnya jam terbang tentu juga akan berpengaruh pada kesehatan mereka. Terutama asupan protein yang sangat penting bagi atlet. Dan yang ketiga adalah pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas jam istirahat mereka, karena apabila hal ini terpenuhi tentu akan meminimalisir masalah – masalah yang berpengaruh pada kesehatan mental” ungkap Fortunella.
#FIFA #ASEAN #WHO #COVID19 #reachOut
Lihat Juga: MNC Sports Competition Jadi Ajang Silaturahmi, Peserta Berharap Tiap Tahun Selalu Digelar
(yov)
tulis komentar anda