Terdepak dari Ducati, Petrucci Siap Buktikan Diri
Sabtu, 30 Mei 2020 - 13:29 WIB
TERNI - Terdepak dari tim pabrikan Ducati bukan akhir segalanya bagi Danilo Petrucci. Meski kecewa, rider asal Italia itu bertekad menunjukkan kapasitasnya sekaligus membuktikan tim Borgo Panigale telah melakukan kesalahan.
Kekecewaan Petrucci sangat wajar lantaran terdepak dari Ducati menyusul kedatangan Jack Miller. Rider berusia 29 tahun itu mengaku tak percaya mendapatkan kabar jika kontraknya tidak diperpanjang pada MotoGP 2021 .
Padahal, Petrux –julukan Petrucci— sangat antusias menjalani balapan MotoGP 2020. Namun, kompetisi balap belum dimulai, timnya membuat keputusan yang mengejutkan dengan mempromosikan Miller sebagai salah satu pembalapnya untuk bersaing pada tahun depan. (Baca: Valentino Rossi: Ada yang Aneh di MotoGP 2020)
Meskipun Ducati belum menentukan siapa tandem Miller di tim pabrikan, Petrucci sudah dinyatakan terdepak dari skuat Borgo Panigale tersebut. Apalagi, berbagai kabar bahwa Ducati lebih ingin mempertahankan Andrea Dovizioso yang dalam tiga tahun terakhir sebagai pesaing terkuat sang juara dunia Marc Marquez.
Namun, Petrucci mengungkapkan bahwa keputusan Ducati ini bukan langkah yang tepat karena diambil hanya berdasarkan hasil musim 2019. “Saya merasa kecewa karena keputusan diambil sebelum balapan. Saya ingin tim mengambil keputusan berdasar performa terkini pembalap. Kini, kami tak mempunyai 'senjata' bertahan, yakni hasil bagus. Jadi, kami tak bisa apa-apa selain menunggu tanpa bisa membuktikan diri,” kata Petrucci, dilansir motorsport.
Rider berusia 29 tahun ini pun secara tegas enggan begitu saja menyerah. Dia bertekad memanfaatkan musim 2020 yang rencananya dimulai Juli sebagai masa pembuktian diri bahwa dirinya memang masih layak mendapatkan tempat, baik di Ducati maupun di MotoGP. Dia akan berusaha mendapatkan hasil yang terbaik dibandingkan para rider Ducati lainnya. (Baca juga: Kantor Cerdas Dukung Semua Skenario Jarak Jauh New Normal)
Jika tak lagi mendapatkan kepercayaan dari Ducati, Petrux dikabarkan melirik satu tempat di tim Aprilia Racing, mengingat Andrea Iannone tengah dijatuhi larangan balap selama 18 bulan terhitung sejak Desember 2019 akibat tersandung kasus doping.
Selain itu, Petrucci mengaku sangat menyayangkan situasi ini yang membuatnya harus ‘bersaing' dengan Dovizioso yang merupakan sahabatnya sendiri. Namun, dia juga harus waspada jika ingin tetap dipercaya Ducati. Karena, rekan setimnya itu memiliki catatan yang sangat bagus dibandingkan dirinya.
Tahun lalu, Petrucci berada di posisi keenam klasemen pembalap dengan mengumpulkan 176 poin, termasuk meraih satu kemenangan di GP Italia. Pencapaian itu masih sangat jauh dengan Dovizioso yang menjadi runne- up dengan menghasilkan 269 poin dan mendapatkan dua kemenangan di Qatar dan Austria. Meski begitu, dia menegaskan akan berusaha semaksimal mungkin membuktikan diri pada tahun ini.
“Dovizioso adalah rider yang sangat kuat, runner-up dalam tiga tahun terakhir, dan saya sangat menghormatinya. Kami berteman baik. Ini juga berlaku untuk Miller. Saya dan Miller menghabiskan banyak waktu bersama di luar trek, bahkan latihan motokros bersama. Namun, di dalam trek, semua rider adalah lawan. Sayangnya, setiap orang memang harus memikirkan apa yang terbaik untuk diri masing-masing,” tandasnya. (Raikhul Amar)
Kekecewaan Petrucci sangat wajar lantaran terdepak dari Ducati menyusul kedatangan Jack Miller. Rider berusia 29 tahun itu mengaku tak percaya mendapatkan kabar jika kontraknya tidak diperpanjang pada MotoGP 2021 .
Padahal, Petrux –julukan Petrucci— sangat antusias menjalani balapan MotoGP 2020. Namun, kompetisi balap belum dimulai, timnya membuat keputusan yang mengejutkan dengan mempromosikan Miller sebagai salah satu pembalapnya untuk bersaing pada tahun depan. (Baca: Valentino Rossi: Ada yang Aneh di MotoGP 2020)
Meskipun Ducati belum menentukan siapa tandem Miller di tim pabrikan, Petrucci sudah dinyatakan terdepak dari skuat Borgo Panigale tersebut. Apalagi, berbagai kabar bahwa Ducati lebih ingin mempertahankan Andrea Dovizioso yang dalam tiga tahun terakhir sebagai pesaing terkuat sang juara dunia Marc Marquez.
Namun, Petrucci mengungkapkan bahwa keputusan Ducati ini bukan langkah yang tepat karena diambil hanya berdasarkan hasil musim 2019. “Saya merasa kecewa karena keputusan diambil sebelum balapan. Saya ingin tim mengambil keputusan berdasar performa terkini pembalap. Kini, kami tak mempunyai 'senjata' bertahan, yakni hasil bagus. Jadi, kami tak bisa apa-apa selain menunggu tanpa bisa membuktikan diri,” kata Petrucci, dilansir motorsport.
Rider berusia 29 tahun ini pun secara tegas enggan begitu saja menyerah. Dia bertekad memanfaatkan musim 2020 yang rencananya dimulai Juli sebagai masa pembuktian diri bahwa dirinya memang masih layak mendapatkan tempat, baik di Ducati maupun di MotoGP. Dia akan berusaha mendapatkan hasil yang terbaik dibandingkan para rider Ducati lainnya. (Baca juga: Kantor Cerdas Dukung Semua Skenario Jarak Jauh New Normal)
Jika tak lagi mendapatkan kepercayaan dari Ducati, Petrux dikabarkan melirik satu tempat di tim Aprilia Racing, mengingat Andrea Iannone tengah dijatuhi larangan balap selama 18 bulan terhitung sejak Desember 2019 akibat tersandung kasus doping.
Selain itu, Petrucci mengaku sangat menyayangkan situasi ini yang membuatnya harus ‘bersaing' dengan Dovizioso yang merupakan sahabatnya sendiri. Namun, dia juga harus waspada jika ingin tetap dipercaya Ducati. Karena, rekan setimnya itu memiliki catatan yang sangat bagus dibandingkan dirinya.
Tahun lalu, Petrucci berada di posisi keenam klasemen pembalap dengan mengumpulkan 176 poin, termasuk meraih satu kemenangan di GP Italia. Pencapaian itu masih sangat jauh dengan Dovizioso yang menjadi runne- up dengan menghasilkan 269 poin dan mendapatkan dua kemenangan di Qatar dan Austria. Meski begitu, dia menegaskan akan berusaha semaksimal mungkin membuktikan diri pada tahun ini.
“Dovizioso adalah rider yang sangat kuat, runner-up dalam tiga tahun terakhir, dan saya sangat menghormatinya. Kami berteman baik. Ini juga berlaku untuk Miller. Saya dan Miller menghabiskan banyak waktu bersama di luar trek, bahkan latihan motokros bersama. Namun, di dalam trek, semua rider adalah lawan. Sayangnya, setiap orang memang harus memikirkan apa yang terbaik untuk diri masing-masing,” tandasnya. (Raikhul Amar)
(ysw)
tulis komentar anda