Jonatan Christie Prestasinya Turun usai Tunangan, Begini Jawaban Hendry Saputra
Jum'at, 21 Januari 2022 - 18:03 WIB
JAKARTA - Hendry Saputra memberikan tanggapannya terkait kehebohan pengguna akun media sosial atau biasa disebut netizen yang menyinggung mengenai performa Jonatan Christie pasca tunangan dengan Shania Junianata (Sanju) pada akhir Desember 2021 lalu. Pelatih kepala tunggal putra itu menuturkan bahwa itu tidak ada pengaruhnya sama sekali.
Hendry menambahkan selama Jonatan fokus pada tujuan dan target ke depan, dia tetap bisa menjadi harapan Indonesia di turnamen internasional. Hendry pun mencontohkan beberapa pemain yang telah memiliki keluarga namun tetap berprestasi.
Viktor Axelsen misalnya. Pebulu tangkis Denmark itu masih bercokol di ranking satu BWF atau Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang masih bisa tampil di Final India Open.
BACA JUGA: Penghuni Pelatnas Bulu Tangkis 2022 Jalani Tes Kesehatan
“Enggak, enggak ada (pengaruh) lah. Viktor (Axelsen) punya anak, the daddies (julukan Hendra/Ahsan) punya anak sampe sekarang masih bisa final India,” tutur Hendry saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (21/1/2022).
"Jadi sekarang bukan saatnya lagi berpikir seperti itu. Sekarang udah saatnya fokus ke depan, dia harus jaga kondisi badan untuk fokusnya bermain,” lanjut Hendry.
Apa yang disampaikan Hendry setidaknya menjawab kegelisahan netizen yang menanyakan performa Jojo. Mungkin pengguna akun media sosial merasa takut dengan penampilan pebulu tangkis tunggal putra tersebut lantaran Hendry bakal mengakhiri tugasnya di Pelatnas Cipayung tahun ini.
BACA JUGA: Jonatan Christie dan Anthony Ginting Fokus All England
Hendry akan mengakhiri 7 tahun pengabdiannya melatih sektor tunggal putra Indonesia. Dia diketahui memiliki kedekatan dengan para pemainnya termasuk Jo
jo dan Anthony Sinisuka Ginting.
Kedekatan itu pun menjadi salah satu faktor dia bisa mengangkat kedua pemain ini meraih prestasi. Misalnya saja, Anthony Ginting berhasil meraih banyak gelar bergengsi sejak pertama kali dilatih Hendry pada 2018 lalu. Di antaranya yang paling tertinggi adalah China Open 2018 dan meraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020
Sementara bagi Jojo prestasi terbaik ialah meraih medali emas di Asian Games 2018 dan SEA Games 2017. Itu semua berkat tangan dingin pelatih berusia 40 tahun itu.
Hendry menambahkan selama Jonatan fokus pada tujuan dan target ke depan, dia tetap bisa menjadi harapan Indonesia di turnamen internasional. Hendry pun mencontohkan beberapa pemain yang telah memiliki keluarga namun tetap berprestasi.
Viktor Axelsen misalnya. Pebulu tangkis Denmark itu masih bercokol di ranking satu BWF atau Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang masih bisa tampil di Final India Open.
BACA JUGA: Penghuni Pelatnas Bulu Tangkis 2022 Jalani Tes Kesehatan
“Enggak, enggak ada (pengaruh) lah. Viktor (Axelsen) punya anak, the daddies (julukan Hendra/Ahsan) punya anak sampe sekarang masih bisa final India,” tutur Hendry saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (21/1/2022).
"Jadi sekarang bukan saatnya lagi berpikir seperti itu. Sekarang udah saatnya fokus ke depan, dia harus jaga kondisi badan untuk fokusnya bermain,” lanjut Hendry.
Apa yang disampaikan Hendry setidaknya menjawab kegelisahan netizen yang menanyakan performa Jojo. Mungkin pengguna akun media sosial merasa takut dengan penampilan pebulu tangkis tunggal putra tersebut lantaran Hendry bakal mengakhiri tugasnya di Pelatnas Cipayung tahun ini.
BACA JUGA: Jonatan Christie dan Anthony Ginting Fokus All England
Hendry akan mengakhiri 7 tahun pengabdiannya melatih sektor tunggal putra Indonesia. Dia diketahui memiliki kedekatan dengan para pemainnya termasuk Jo
jo dan Anthony Sinisuka Ginting.
Kedekatan itu pun menjadi salah satu faktor dia bisa mengangkat kedua pemain ini meraih prestasi. Misalnya saja, Anthony Ginting berhasil meraih banyak gelar bergengsi sejak pertama kali dilatih Hendry pada 2018 lalu. Di antaranya yang paling tertinggi adalah China Open 2018 dan meraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020
Sementara bagi Jojo prestasi terbaik ialah meraih medali emas di Asian Games 2018 dan SEA Games 2017. Itu semua berkat tangan dingin pelatih berusia 40 tahun itu.
(yov)
tulis komentar anda