Dilema Penggawa Swiss di Piala Dunia 2022 Melawan Bekas Penjajah
Sabtu, 02 April 2022 - 15:00 WIB
DOHA - Jika ada negara yang tidak diharapkan menjadi lawan Swiss di Piala Dunia 2022 , pecahan Yugoslavia adalah jawabannya. Betapa tidak, separuh punggawa Swiss berasal dari pecahan Yugoslavia. Bertemu mereka di lapangan hijau, selalu menjadi dilema.
Piala Eropa 2016 memaksa Valon Behrami dan Blerim Dzemaili berlaga melawan tanah air keduanya, Albania. Piala Dunia 2018 menetaskan skandal Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri dengan simbol Garuda Ganda saat melawan Serbia.
Mimpi buruk itu akan terulang lagi di Qatar. Swiss akan berhadapan dengan Serbia di Grup G. Serbia adalah negara yang pernah menganeksasi Albania, Kroasia, Bosnia & Herzegovina hingga Kosovo. Melawan bekas "penjajah" itu diperkirakan akan meluapkan emosi pemainnya.
Selain Serbia, Die Nati-julukan Swiss-harus menaklukkan Kamerun dan Brasil. Dua batu sandungan yang tidak kalah sulitnya dibandingkan Serbia. "Grup yang menantang,“ tegas Murat Yakin, pelatih Swiss.
Melawan bekas penjajahnya, tidak sama seperti Indonesia melawan Belanda, Inggris, Jepang atau Portugal. Perang Balkan, yang membuat Yugoslavia terpecah belah, berlangsung belum terlalu lama.
Sisa luka ini masih terasa di Swiss, di antara pengungsi dari pecahan Yugoslavia yang kini menetap di Swiss. Ya, bertemu bekas penjajah di lapangan hijau, dipastikan akan panas.
Partai Swiss melawan Serbia di Kaliningrad 2018 adalah contoh nyata. Setelah Swiss mencetak gol keduanya, Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri belari ke pojok lapangan, dan menunjukkan lambang garuda ganda, lambang negara Albania.
Untuk lolos ke babak berikutnya, Swiss juga harus menaklukkan Kamerun. Singa Afrika ini bukan lawan yang enteng. Sandungan berikutnya adalah Brasilia.
"Kami harus menunjukkan permainan yang di atas rata rata jika ingin lolos ke babak berikutnya. Dan itu harus tiga kali," tegas Xherdan Shaqiri.
Piala Eropa 2016 memaksa Valon Behrami dan Blerim Dzemaili berlaga melawan tanah air keduanya, Albania. Piala Dunia 2018 menetaskan skandal Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri dengan simbol Garuda Ganda saat melawan Serbia.
Mimpi buruk itu akan terulang lagi di Qatar. Swiss akan berhadapan dengan Serbia di Grup G. Serbia adalah negara yang pernah menganeksasi Albania, Kroasia, Bosnia & Herzegovina hingga Kosovo. Melawan bekas "penjajah" itu diperkirakan akan meluapkan emosi pemainnya.
Selain Serbia, Die Nati-julukan Swiss-harus menaklukkan Kamerun dan Brasil. Dua batu sandungan yang tidak kalah sulitnya dibandingkan Serbia. "Grup yang menantang,“ tegas Murat Yakin, pelatih Swiss.
Melawan bekas penjajahnya, tidak sama seperti Indonesia melawan Belanda, Inggris, Jepang atau Portugal. Perang Balkan, yang membuat Yugoslavia terpecah belah, berlangsung belum terlalu lama.
Sisa luka ini masih terasa di Swiss, di antara pengungsi dari pecahan Yugoslavia yang kini menetap di Swiss. Ya, bertemu bekas penjajah di lapangan hijau, dipastikan akan panas.
Partai Swiss melawan Serbia di Kaliningrad 2018 adalah contoh nyata. Setelah Swiss mencetak gol keduanya, Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri belari ke pojok lapangan, dan menunjukkan lambang garuda ganda, lambang negara Albania.
Untuk lolos ke babak berikutnya, Swiss juga harus menaklukkan Kamerun. Singa Afrika ini bukan lawan yang enteng. Sandungan berikutnya adalah Brasilia.
Baca Juga
"Kami harus menunjukkan permainan yang di atas rata rata jika ingin lolos ke babak berikutnya. Dan itu harus tiga kali," tegas Xherdan Shaqiri.
(mirz)
tulis komentar anda