Kekayaan Sugar Ray Robinson, Petinju Pertama yang Kantongi Rp1,43 Triliun
Senin, 18 April 2022 - 11:00 WIB
NORTH CAROLINA - Sugar Ray Leonard adalah salah satu petinju terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan bersih USD120 juta atau sekitar Rp1,7 triliun. Dia merupakan petinju profesional pertama yang memenangkan lebih dari USD100 juta.
Petinju kelahiran Rocky Mount, North Carolina, 17 Mei 1956 itu naik daun setelah memenangi medali emas Olimpiade 1976 di Montreal, Kanada. Sugar Ray juga tercatat sebagai juara kelas ringan sarung tangan emas nasional dengan rekor 36 kemenangan, 3 kekalahan, dan 1 hasil imbang.
Dia menikah dengan Bernadette Robi pada 1993 sebelum akhirnya membeli rumah di Maryland yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti kolam renang, lapangan tenis, sauna, dan jacuzzi alias kolam berendam super mewah.
Sugar Ray pensiun sebagai legenda karena pertarungan ikoniknya melawan rival Marvin Hagler, Roberto Duran, dan Tommy Hearns. Tetapi dia juga telah menghasilkan banyak investasi real estate dan pada tahun 2019 menjual mansionnya yang luar biasa di Los Angeles seharga £42 juta.
Selama kariernya, Sugar Ray memperoleh sekitar USD30 juta atau sekitar Rp430 miliar dari hasil bertanding tinju. Jumlah tersebut membuatnya masuk ke dalam daftar 10 petinju terkaya dunia sepanjang masa sekaligus petinju pertama dengan kekayaan mencapai USD100 juta.
Setelah karier amatir yang legendaris, ia menjadi profesional pada usia 19. Sekitar tahun 1943-1951, Sugar Ray menikmati 91 pertarungan tak terkalahkan secara beruntun - terpanjang ketiga dalam sejarah.
Selama bertahun-tahun, Sugar Ray memegang gelar kelas welter dunia, dan dia juga memenangkan gelar kelas menengah beberapa kali. Dia juga menjadi petinju pertama dalam sejarah yang memenangkan kejuaraan dunia divisi lima kali.
Banyak sejarawan mengklaim bahwa Sugar Ray adalah petinju pound-for-pound terbaik sepanjang masa, meskipun ia umumnya berada di peringkat lima besar. Dia juga menjadi salah satu pemimpin sepanjang masa untuk KO total. Di luar ring, Sugar Ray dikenal karena kepribadiannya yang penuh warna.
Setelah pensiun, ia berusaha mengejar karier di dunia entertainment, meski tidak berjalan sesuai rencana. Menjelang akhir hidupnya, Sugar Ray bergumul dengan masalah keuangan , yang pada akhirnya berakhir dengan kekayaan bersihnya yang relatif rendah pada saat kematiannya - terlepas dari kekayaan luar biasa yang telah ia kumpulkan selama karier tinju.
Petinju kelahiran Rocky Mount, North Carolina, 17 Mei 1956 itu naik daun setelah memenangi medali emas Olimpiade 1976 di Montreal, Kanada. Sugar Ray juga tercatat sebagai juara kelas ringan sarung tangan emas nasional dengan rekor 36 kemenangan, 3 kekalahan, dan 1 hasil imbang.
Dia menikah dengan Bernadette Robi pada 1993 sebelum akhirnya membeli rumah di Maryland yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti kolam renang, lapangan tenis, sauna, dan jacuzzi alias kolam berendam super mewah.
Sugar Ray pensiun sebagai legenda karena pertarungan ikoniknya melawan rival Marvin Hagler, Roberto Duran, dan Tommy Hearns. Tetapi dia juga telah menghasilkan banyak investasi real estate dan pada tahun 2019 menjual mansionnya yang luar biasa di Los Angeles seharga £42 juta.
Selama kariernya, Sugar Ray memperoleh sekitar USD30 juta atau sekitar Rp430 miliar dari hasil bertanding tinju. Jumlah tersebut membuatnya masuk ke dalam daftar 10 petinju terkaya dunia sepanjang masa sekaligus petinju pertama dengan kekayaan mencapai USD100 juta.
Setelah karier amatir yang legendaris, ia menjadi profesional pada usia 19. Sekitar tahun 1943-1951, Sugar Ray menikmati 91 pertarungan tak terkalahkan secara beruntun - terpanjang ketiga dalam sejarah.
Selama bertahun-tahun, Sugar Ray memegang gelar kelas welter dunia, dan dia juga memenangkan gelar kelas menengah beberapa kali. Dia juga menjadi petinju pertama dalam sejarah yang memenangkan kejuaraan dunia divisi lima kali.
Banyak sejarawan mengklaim bahwa Sugar Ray adalah petinju pound-for-pound terbaik sepanjang masa, meskipun ia umumnya berada di peringkat lima besar. Dia juga menjadi salah satu pemimpin sepanjang masa untuk KO total. Di luar ring, Sugar Ray dikenal karena kepribadiannya yang penuh warna.
Setelah pensiun, ia berusaha mengejar karier di dunia entertainment, meski tidak berjalan sesuai rencana. Menjelang akhir hidupnya, Sugar Ray bergumul dengan masalah keuangan , yang pada akhirnya berakhir dengan kekayaan bersihnya yang relatif rendah pada saat kematiannya - terlepas dari kekayaan luar biasa yang telah ia kumpulkan selama karier tinju.
(sto)
tulis komentar anda