Antara Ketakutan dan Penantian Gelar Liga Inggris
Sabtu, 20 Juni 2020 - 00:34 WIB
LIVERPOOL - Juergen Klopp mengaku sempat dibayangi perasaan takut ketika muncul wacana bahwa Liga Inggris 2019/2020 bakal dibatalkan saat kompetisi sepak bola ditangguhkan sementara.akibat pandemi virus corona yang menginfeksi Tanah Ratu Elizabeth pada Maret lalu. Namun perasaan itu perlahan mulai menjauh dari benak pelatih Liverpool saat Premier League memutuskan bakal melanjutkan sisa pertandingan musim ini.
Keputusan itu muncul setelah ada desakan dari sejumlah klub yang meminta Project Restart Liga Inggris segera digulirkan, meski tanpa penonton sekali pun. Penantian panjang pelatih berkacamata tersebut akhirnya terjawab setelah pemerintah Inggris dan Premier League memutuskan untuk melanjutkan kompetisi domestik.
Alhasil, Liverpool berpeluang besar untuk mengakhiri dahaga gelar selama 30 tahun untuk menjadi juara Liga Inggris. Pasalnya, Si Merah hanya membutuhkan setidaknya lima poin lagi dari sembilan pertandingan tersisa untuk menutup persaingan perebutan gelar musim ini. (Baca juga: Perayaan Gelar Sepak Bola Bisa Jadi Cluster Baru Corona )
"Jujur ya. Saya merasa khawatir ketika semua orang mulai berbicara tentang menganulir poin dan bahkan membatalkan kompetisi Liga Inggris musim ini. Itu seperti 'wow' itu sangat sulit," tutur Klopp dikutip dari LiveScore, Sabtu (20/6).
"Kami tidak berharap mendapatkan hadiah secara sukarela, sehingga kami tidak ingin memilikinya berdasarkan poin per pertandingan. Saya sangat senang ketika diputuskan bahwa kami bisa bermain lagi. Tapi ada saat-saat selama diskusi ketika orang-orang membawa batal demi hukum karena alasan yang berbeda. Ketika itu di luar meja, saya merasa cukup lega."
Klopp menambahkan jika Premier League dan klub di Liga Inggris menghasilkan putusan bahwa poin per pertandingan menjadi tolok ukurnya, maka saat itu Liverpool mungkin sudah dinyatakan sebagai juara. Tapi dirinya bersikeras jika The Reds harus menyelesaikan musim ini dan begitulah seharusnya dalam olahraga. (Lihat juga: Berita-Berita Menarik di Gen SINDO )
Lebih jauh Klopp menjelaskan selama masa karantina dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengawasi sesi zoom yoga para pemain. Dari sinilah ia bisa melihat keakraban para pemain selama karantina. (Lihat juga: Infografis SINDOnews )
"Seperti yang selalu terjadi. Kami tidak memberi tahu mereka untuk tetap berhubungan, mereka ingin tetap berhubungan. Itu perbedaan besar. Kami mengatur beberapa hal dan memberi mereka kesempatan untuk bersama, terutama sesi pelatihan. Mereka melakukan banyak yoga. Sesi zoom sering kali yoga.
"Jumat sebelum kuncian, saya memberi tahu anak-anak bahwa kami akan membuat grup WhatsApp. Saya ingin semua orang menggunakannya sebagai kesempatan bagi kami. Tidak ada rahasia. Para pemain dapat saling menulis - ini untuk kita semua. Itu yang kami lakukan dan itu benar-benar hidup," pungkas Klopp.
Keputusan itu muncul setelah ada desakan dari sejumlah klub yang meminta Project Restart Liga Inggris segera digulirkan, meski tanpa penonton sekali pun. Penantian panjang pelatih berkacamata tersebut akhirnya terjawab setelah pemerintah Inggris dan Premier League memutuskan untuk melanjutkan kompetisi domestik.
Alhasil, Liverpool berpeluang besar untuk mengakhiri dahaga gelar selama 30 tahun untuk menjadi juara Liga Inggris. Pasalnya, Si Merah hanya membutuhkan setidaknya lima poin lagi dari sembilan pertandingan tersisa untuk menutup persaingan perebutan gelar musim ini. (Baca juga: Perayaan Gelar Sepak Bola Bisa Jadi Cluster Baru Corona )
"Jujur ya. Saya merasa khawatir ketika semua orang mulai berbicara tentang menganulir poin dan bahkan membatalkan kompetisi Liga Inggris musim ini. Itu seperti 'wow' itu sangat sulit," tutur Klopp dikutip dari LiveScore, Sabtu (20/6).
"Kami tidak berharap mendapatkan hadiah secara sukarela, sehingga kami tidak ingin memilikinya berdasarkan poin per pertandingan. Saya sangat senang ketika diputuskan bahwa kami bisa bermain lagi. Tapi ada saat-saat selama diskusi ketika orang-orang membawa batal demi hukum karena alasan yang berbeda. Ketika itu di luar meja, saya merasa cukup lega."
Klopp menambahkan jika Premier League dan klub di Liga Inggris menghasilkan putusan bahwa poin per pertandingan menjadi tolok ukurnya, maka saat itu Liverpool mungkin sudah dinyatakan sebagai juara. Tapi dirinya bersikeras jika The Reds harus menyelesaikan musim ini dan begitulah seharusnya dalam olahraga. (Lihat juga: Berita-Berita Menarik di Gen SINDO )
Lebih jauh Klopp menjelaskan selama masa karantina dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengawasi sesi zoom yoga para pemain. Dari sinilah ia bisa melihat keakraban para pemain selama karantina. (Lihat juga: Infografis SINDOnews )
"Seperti yang selalu terjadi. Kami tidak memberi tahu mereka untuk tetap berhubungan, mereka ingin tetap berhubungan. Itu perbedaan besar. Kami mengatur beberapa hal dan memberi mereka kesempatan untuk bersama, terutama sesi pelatihan. Mereka melakukan banyak yoga. Sesi zoom sering kali yoga.
"Jumat sebelum kuncian, saya memberi tahu anak-anak bahwa kami akan membuat grup WhatsApp. Saya ingin semua orang menggunakannya sebagai kesempatan bagi kami. Tidak ada rahasia. Para pemain dapat saling menulis - ini untuk kita semua. Itu yang kami lakukan dan itu benar-benar hidup," pungkas Klopp.
(sha)
tulis komentar anda