Menpora Sampaikan Protokol Keolahragaan di Tengah Pandemi Covid-19
Senin, 22 Juni 2020 - 20:22 WIB
JAKARTA - Dunia olahraga otomotif Indonesia ikut berdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Pada acara ngobrol seru virtual dengan IDN Times dengan tema "Olahraga Otomotif Di tengah Pandemi Covid-19", Jumat (19/6) malam di Situation Room Kemenpora, Jakarta, Menpora Zainudin Amali menyampaikan protokol keolahragaan yang sudah dikeluarkan oleh Kemenpora.
Acara yang dipandu oleh Editor In Chief IDN Times Uni Lubis ini, diikuti oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia Sadikin Aksa, Pembalap Mobil Perempuan Indonesia Alexandra Asmasoebrata dan Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia Nanan Soekarna. Menurut Menpora sejak pandemi Covid-19, hampir semua cabor berhenti latihan namun demikian masih ada beberapa cabor yang tetap melakukan latihan.
Ada yang masih latihan terpusat (pelatnas) dan ada juga yang melakukan latihan mandiri yang di pandu secara virtual oleh para pelatihnya. Tiga cabor yang tetap melakukan pelatnas adalah bulutangkis, angkat besi dan menembak.
"Memang ini cabor yang sudah dapat tiket ke Olimpiade. Jadi mereka minta izin pada kami untuk tetap pelatnas tetapi dengan protokol yang sangat ketat. Saya beri contoh, atlet bulutangkis sudah tiga bulan terkurung di pelatnas," ujar Menpora.
"Jadi yang ada di pelatnas tidak bisa keluar dan yang ada di luar tidak bisa ke dalam, bahkan mendapat kirim dari keluarga baru boleh di buka setelah tiga hari. Jadi memang protokolnya ketat, " tambah Menpora.
Ia melanjutkan, bagi cabor yang lain, mereka latihan mandiri secara virtual. Kalau mereka berhenti selama satu bulan saja maka paling tidak dibutuhkan paling cepat 6-7 bulan untuk recovery. Maka mereka memilih untuk tetap latihan secara virtual.
"Sekarang di era normal baru ini kami sudah mengeluarkan protokol untuk kepemudaan dan keolahragaan. Untuk olahraga kita bagi tiga katagori yaitu katagori latihan, katagori jenis pertandingan dan katagori olahraga masyarakat. Itu pun masih kami bagi fase perfase," jelasnya.
Untuk fase pertama, masih katanya, kita bolehkan untuk melakukan latihan tetapi dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Misalnya, saat atlet ketempat latihan mereka sudah harus memakai pakaian latihan dari rumah. Saat tiba tempat latihan, paling tidak atlet harus di tes rapid, namun akan lebih baik kalau tes PCR.
"Tidak kita boleh try out atau try in. Fase kedua sama namun ada penambahan, latihan tidak boleh bergerombol. Fase ketiga, baru kita pilih-pilih, mana yang boleh ada turnamen atau kejuaraan namun dengan protokol kesehatan yang sangat ketat," tutupnya.
Acara yang dipandu oleh Editor In Chief IDN Times Uni Lubis ini, diikuti oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia Sadikin Aksa, Pembalap Mobil Perempuan Indonesia Alexandra Asmasoebrata dan Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia Nanan Soekarna. Menurut Menpora sejak pandemi Covid-19, hampir semua cabor berhenti latihan namun demikian masih ada beberapa cabor yang tetap melakukan latihan.
Ada yang masih latihan terpusat (pelatnas) dan ada juga yang melakukan latihan mandiri yang di pandu secara virtual oleh para pelatihnya. Tiga cabor yang tetap melakukan pelatnas adalah bulutangkis, angkat besi dan menembak.
"Memang ini cabor yang sudah dapat tiket ke Olimpiade. Jadi mereka minta izin pada kami untuk tetap pelatnas tetapi dengan protokol yang sangat ketat. Saya beri contoh, atlet bulutangkis sudah tiga bulan terkurung di pelatnas," ujar Menpora.
"Jadi yang ada di pelatnas tidak bisa keluar dan yang ada di luar tidak bisa ke dalam, bahkan mendapat kirim dari keluarga baru boleh di buka setelah tiga hari. Jadi memang protokolnya ketat, " tambah Menpora.
Ia melanjutkan, bagi cabor yang lain, mereka latihan mandiri secara virtual. Kalau mereka berhenti selama satu bulan saja maka paling tidak dibutuhkan paling cepat 6-7 bulan untuk recovery. Maka mereka memilih untuk tetap latihan secara virtual.
"Sekarang di era normal baru ini kami sudah mengeluarkan protokol untuk kepemudaan dan keolahragaan. Untuk olahraga kita bagi tiga katagori yaitu katagori latihan, katagori jenis pertandingan dan katagori olahraga masyarakat. Itu pun masih kami bagi fase perfase," jelasnya.
Untuk fase pertama, masih katanya, kita bolehkan untuk melakukan latihan tetapi dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Misalnya, saat atlet ketempat latihan mereka sudah harus memakai pakaian latihan dari rumah. Saat tiba tempat latihan, paling tidak atlet harus di tes rapid, namun akan lebih baik kalau tes PCR.
"Tidak kita boleh try out atau try in. Fase kedua sama namun ada penambahan, latihan tidak boleh bergerombol. Fase ketiga, baru kita pilih-pilih, mana yang boleh ada turnamen atau kejuaraan namun dengan protokol kesehatan yang sangat ketat," tutupnya.
(atk)
tulis komentar anda