Profesi Unik Mantan Ratu Tenis WTA, Dari Politisi hingga Mata-mata
Kamis, 25 Juni 2020 - 09:53 WIB
Yayuk Basuki Politisi
Legenda tenis Indonesia yang mantan pemain No.19, Yayuk Basuki kini berprofesi sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Perempat finalis tunggal Wimbledon 1997 telah bertugas di Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia sejak 2014. Yayuk Basuki, anggota Partai Amanat Nasional, telah memperjuangkan manfaat pensiun bagi para atlet.
Helen Wills Moody Seniman
Helen Wills Moody memenangkan 19 gelar tunggal Grand Slam, tetapi kreativitasnya tidak terbatas di lapangan tenis. Dalam masa pensiunnya, dia sibuk di studionya, membuat lukisan dan sketsa yang dipamerkannya di galeri-galeri di New York City.
Alice Marble Mata-mata Perang
Apa yang bisa memberi Anda lebih banyak adrenalin daripada memenangkan empat gelar AS Terbuka dan satu sajian Wimbledon? Cobalah menjadi mata-mata masa perang dan ditembak di belakang oleh agen ganda. Begitulah cara juara 1930-an Alice Marble menghabiskan sebagian masa pensiunnya, setelah menerima permintaan dari intelijen Amerika untuk memata-matai mantan pacar, seorang bankir Swiss, yang dicurigai membantu Nazi Jerman menyembunyikan emas, seni, dan bahan-bahan lain yang telah dijarah dari seluruh Eropa yang diduduki.
Legenda tenis Indonesia yang mantan pemain No.19, Yayuk Basuki kini berprofesi sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Perempat finalis tunggal Wimbledon 1997 telah bertugas di Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia sejak 2014. Yayuk Basuki, anggota Partai Amanat Nasional, telah memperjuangkan manfaat pensiun bagi para atlet.
Helen Wills Moody Seniman
Helen Wills Moody memenangkan 19 gelar tunggal Grand Slam, tetapi kreativitasnya tidak terbatas di lapangan tenis. Dalam masa pensiunnya, dia sibuk di studionya, membuat lukisan dan sketsa yang dipamerkannya di galeri-galeri di New York City.
Alice Marble Mata-mata Perang
Apa yang bisa memberi Anda lebih banyak adrenalin daripada memenangkan empat gelar AS Terbuka dan satu sajian Wimbledon? Cobalah menjadi mata-mata masa perang dan ditembak di belakang oleh agen ganda. Begitulah cara juara 1930-an Alice Marble menghabiskan sebagian masa pensiunnya, setelah menerima permintaan dari intelijen Amerika untuk memata-matai mantan pacar, seorang bankir Swiss, yang dicurigai membantu Nazi Jerman menyembunyikan emas, seni, dan bahan-bahan lain yang telah dijarah dari seluruh Eropa yang diduduki.
tulis komentar anda