Gaya Klasik Ratchanok Intanon Senjata Tembus Elite Bulu Tangkis

Pemain Thailand Ratchanok Intanon bisa bermain di era apa pun, dan dia masih akan dianggap sebagai perwakilan klasik dari seni mengayunkan raket bulu tangkis . Para pelopor permainan teplok bulu ini akan mengangguk dalam apresiasi sopan atas ketepatan pukulan dan gerakannya yang klasik.

Sebagai pemain, gaya klasik Ratchanok Intanon menempatkannya menjadi pemain dengan kelas tersendiri. Dia menjadi orang pertama yang memenangkan hat-trick gelar juara dunia junior, Intanon mengumumkan dirinya lebih awal; saat berusia 17 tahun dia dalam perjalanan menuju semifinal di Olimpiade London sebelum gagal melawan Wang Xin.

Tetapi remaja itu selalu ditakdirkan untuk hal-hal besar. Tahun berikutnya dia menyelesaikan runner-up di All England; beberapa bulan kemudian datang momen bersejarah bagi bulu tangkis ketika Intanon mempertahankan keberaniannya di final yang brilian di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis melawan juara Olimpiade Li Xue Rui.



Intanon juara dunia senior. Itu adalah emas Kejuaraan Dunia pertama Thailand, memecahkan rekor delapan gelar tunggal wanita berturut-turut oleh China. Sejak itu, Intanon tetap menjadi salah satu kekuatan elite tunggal putri dunia. Sementara dia telah memenangkan banyak turnamen, yang harus diperhitungkan di antara prestasi khusus di tunggal putri adalah penangkapannya tiga gelar Superseries dalam tiga minggu pada 2016 - di India, Malaysia dan Singapura.



Lihat Photo: Warga Semarang Budidaya Sayur Organik di Tengah Pandemik Covid-19

Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah melangkah jauh tetapi konsistensi pemenang gelar telah menghindarinya. Kemenangannya di Indonesia Masters pada Januari atas Carolina Marin di final yang diperebutkan dengan baik adalah gelar pertamanya dalam beberapa bulan, dan akan menghasilkan dunia yang baik bagi kepercayaan dirinya.

Sorotan Karir

Kejuaraan Dunia - Emas (2013), Perunggu (2019)