Terkuak, Tindakan Kepolisian Menembakan Gas Air Mata ke Tribun Langgar Aturan FIFA

Minggu, 02 Oktober 2022 - 07:09 WIB
Ratusan suporter tewas akibat kerusuhan selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Pihak kepolisian disorot karena menembakan gas air mata ke tribun penonton. Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
MALANG - Persepak bolaan Indonesia sedang berduka akibat kerusuhan yang menewaskan ratusan suporter selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Pihak kepolisian mendapat sorotan karena menembakan gas air mata ke arah tribun penonton.



Tragedi berdarah ini terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Pemicunya karena Arema FC selaku tuan rumah kalah 2-3 dari Persebaya yang dianggap musuh bebuyutan.



Hasil itu membuat para suporter Arema FC atau yang disebut Aremania kecewa. Hanya saja ada diantara mereka yang melampiaskannya secara berlebihan dan akhirnya melakukan tindakan anarkis.

Suporter yang kecewa itu nekad turun ke lapangan yang jumlahnya mencapai ratusan. Mereka ingin mencari pemain Arema FC dan menanyakan kenapa bisa sampai kalah dari musuh bebuyutan.

Keadaan jadi tidak terkendali ketika para suporter itu dihadang pihak kepolisian yang mencoba membuyarkan. Aksi baku hantam antara kedua pihak tak terhindarkan.

Keadaan kian mencekam ketika pihak kepilisian mulai menembakkan gas air mata ke salah satu sisi tribun. Dikabarkan dari situ, banyak suporter yang terinjak-injak hingga kehabisan nafas.

Menurut laporan terbaru hingga Minggu (2/10/2022) pukul 06.00 WIB, insiden ini menewaskan hingga 129 orang. Sementara sekitar 180 lagi masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit.

Setidaknya 34 orang meninggal di stadion. Sebagian ada yang menghembuskan nafas terakhirnya ketika di ambulans saat masih dalam perjalanan. Selebihnya ketika sudah berada di rumah sakit.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More