Luis Milla Sampaikan Belasungkawa Mendalam untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Minggu, 02 Oktober 2022 - 23:59 WIB
Luis Milla Sampaikan Belasungkawa Mendalam untuk Korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Kolase/Persib/Antara Foto
BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Luis Milla turut menyampaikan belasungkawa yang mendalam terhadap korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Bukan hanya itu, eks pelatih Timnas Indonesia tersebut juga berharap agar peristiwa yang sangat kelam ini menjadi yang terakhir di sepak bola nasional.

“Hari ini sepak bola Indonesia sedang berduka. Saya ingin menyampaikan rasa duka cita yang sangat dalam untuk tragedi ini. Untuk keluarga dan kerabat yang ditinggalkan semoga kalian tetap diberikan kekuatan,” ungkap Milla, di laman resmi Persib, Minggu (2/10/2022).





“Saya tentu sangat bersedih atas tragedi ini. Saya berharap ini semua menjadi peristiwa terakhir yang terjadi di sepak bola Indonesia,” tukasnya.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi yang sangat kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia. Di mana, peristiwa tersebut terjadi setelah laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di lanjutan Liga 1 2022-2023 pekan ke-11, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/20/2022) malam WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun MNC Portal Indonesia, kronologis pada laga itu berawal dari suporter Arema FC, Aremania yang tak rela atas kekalahan tim kesayangannya. Setelah pertandingan usai, kerusuhan terjadi sejak pukul 21.58 WIB, saat para pemain Persebaya maupun Arema FC ingin memasuki ruang ganti.

Saat itu, para pendukung Arema yang tidak puas dengan hasil pertandingan melempari botol kepada para pemain. Dua menit kemudian, para pemain Arema FC menyusul berlari masuk ke ruang ganti. Saat itulah para pendukung mulai turun dari tribun menuju lapangan.

Namun, keributan yang terjadi di lapangan sontak berusaha diamankan pihak kepolisian. Akan tetapi, polisi tak bisa menghadang ribuan Aremania yang melakukan perlawanan cukup keras sehingga terjadi baku hantam. Alhasil, pihak kepolisian terpaksa harus menembakkan gas air mata.

Akibatnya, korban jiwa berjatuhan, hingga kabarnya 129 nyawa melayang dalam informasi terakhir. Salah satu hal yang disoroti adalah ketika pihak kepolisian menembakkan gas air mata. Padahal, pihak FIFA sudah menegaskan jika gas air mata dilarang digunakan pada saat pertandingan.

Menurut laporan MNC Portal Indonesia, saat ini total ada 129 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit di daerah Malang. Korban tersebar di RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, dan beberapa rumah sakit di Kota Malang.
(sto)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More