Tak Terima Kalah, Fans Montpellier Lemparkan Gas Air Mata ke Tribun Suporter Toulouse
Senin, 03 Oktober 2022 - 18:00 WIB
TOULOUSE - Penggunaan gas air mata belakangan ini menjadi sorotan publik. Ini imbas tragedi Kanjuruhan di Malang, Indonesia yang menewaskan ratusan orang. Namun, hal serupa rupanya terjadi di kompetisi sepak bola Eropa.
Usai peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan, penggunaan gas air mata juga terjadi di laga lanjutan Liga Prancis 2022/2023 antara Toulouse kontra Montpellier di Stadion Municipal, Toulouse, Minggu 2 Oktober 2022.
Bedanya, penggunaan gas air mata pada laga ini bukan dilakukan oleh polisi, melainkan oleh suporter. Selain itu tidak sampai jatuh korban jiwa.
Hanya saja, jika ditilik dari regulasi FIFA, penggunaan gas air mata dilarang digunakan di stadion. Penggunaan gas air mata akan membuat federasi negara yang bersangkutan terancam sanksi.
Padahal, baru-baru ini sepak bola Indonesia bahkan dunia diterpa tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC versus Persebaya. Kerusuhan terjadi, tembakan gas air mata oleh Polisi dan korban berjatuhan.
Publik saat ini masih menyoroti tindakan polisi yang menembak gas air mata ke arah tribun penonton. Ironisnya, penggunaan gas air mata juga terjadi di Eropa, tepatnya di Liga Prancis.
Namun, kali ini penggunaan gas air mata dilakukan oleh suporter, bukan kepolisian. Ini bermula suporter Montpellier tidak terima kala tim kesayangannya tertinggal 1-4 dari Toulouse.
Memasuki menit 57, suporter tim tamu melempar gas air mata ke tribun suporter Toulouse. Imbasnya, para pemain dan tim pelatih menutup mata serta hidungnya.
Mereka kemudian bergegas untuk menyelamatkan diri ke ruang ganti. Ini memaksa wasit Jeremie Pignard menghentikan pertandingan untuk sementara.
Pertandingan dilanjutkan kembali setelah dihentikan selama 15 menit. Laga itu tetap dimenangkan Toulouse dengan skor 4-2.
Usai peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan, penggunaan gas air mata juga terjadi di laga lanjutan Liga Prancis 2022/2023 antara Toulouse kontra Montpellier di Stadion Municipal, Toulouse, Minggu 2 Oktober 2022.
Bedanya, penggunaan gas air mata pada laga ini bukan dilakukan oleh polisi, melainkan oleh suporter. Selain itu tidak sampai jatuh korban jiwa.
Hanya saja, jika ditilik dari regulasi FIFA, penggunaan gas air mata dilarang digunakan di stadion. Penggunaan gas air mata akan membuat federasi negara yang bersangkutan terancam sanksi.
Padahal, baru-baru ini sepak bola Indonesia bahkan dunia diterpa tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC versus Persebaya. Kerusuhan terjadi, tembakan gas air mata oleh Polisi dan korban berjatuhan.
Publik saat ini masih menyoroti tindakan polisi yang menembak gas air mata ke arah tribun penonton. Ironisnya, penggunaan gas air mata juga terjadi di Eropa, tepatnya di Liga Prancis.
Namun, kali ini penggunaan gas air mata dilakukan oleh suporter, bukan kepolisian. Ini bermula suporter Montpellier tidak terima kala tim kesayangannya tertinggal 1-4 dari Toulouse.
Memasuki menit 57, suporter tim tamu melempar gas air mata ke tribun suporter Toulouse. Imbasnya, para pemain dan tim pelatih menutup mata serta hidungnya.
Mereka kemudian bergegas untuk menyelamatkan diri ke ruang ganti. Ini memaksa wasit Jeremie Pignard menghentikan pertandingan untuk sementara.
Baca Juga
Pertandingan dilanjutkan kembali setelah dihentikan selama 15 menit. Laga itu tetap dimenangkan Toulouse dengan skor 4-2.
(mirz)
tulis komentar anda