Hoaks, Pernyataan FIFA soal Sanksi Sepak Bola Indonesia Selama 8 tahun

Senin, 03 Oktober 2022 - 14:32 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
JAKARTA - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 129 orang pascapertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya menjadi salah satu insiden terparah dalam sepak bola. Tak cuma merugikan korban dan keluarganya, kini Indonesia berada di bawah bayang-bayang sanksi FIFA.

Di media sosial Twitter, berkembang narasi bahwa Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memberikan pernyataan ancaman pembekuan kompetisi sepak bola di Indonesia selama 8 (delapan) tahun terkait Tragedi Kanjuruhan.

"Kabar terakhir FIFA mengancam membekukan kompetisi di Indonesia selama 8 tahun, semoga ancaman itu benar terlaksana agar seluruh pelaku sepak bola di Indonesia bisa introspeksi dan berubah. Kita tak akan mati karena tak ada sepak bola, tapi kita bisa mati gara-gara nonton bola."





Selain di Twitter, sejumlah situs daring di Indonesia juga mengunggah konten artikel yang menyatakan ancaman sanksi delapan tahun dari FIFA terhadap Indonesia. Namun, Sekjen PSSI Yunus Nusi menghubungi SINDOnews memastikan bahwa narasi tersebut tidak akurat.

"Dari mana rujukannya sanksi pembekuan 8 tahun?" kata Yunus.

Hingga Senin (3/10/2022) siang, tidak terdapat pernyataan resmi dari FIFA yang berisi ancaman pembekuan kompetisi sepak bola Indonesia selama delapan tahun setelah pertandingan Liga 1 itu berbuntut tewasnya 129 orang.

Presiden FIFA, Gianni Infantino, memang menyoroti tragedi tersebut. Dia memberikan pernyataan belasungkawa kepada keluarga korban dalam peristiwa seusai laga Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya itu.

"Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," ujar Gianni.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More