Jelang Piala Dunia 2022, Pelatih Timnas Iran Ngamuk Ditanya Soal Mahsa Amini
Rabu, 16 November 2022 - 22:02 WIB
“Berapa Anda membayar saya untuk menjawab pertanyaan itu? Anda dari perusahaan swasta, berapa Anda mau membayar saya? Bicaralah dengan bos Anda di akhir Piala Dunia, saya akan berbicara jika ada tawaran bagus, terima kasih!” ucap Queiroz geram.
“Anda mengatakan (berlaga di Piala Dunia) adalah suatu kehormatan,” ucap sang wartawan sembari mengikuti arah Queiroz ke pintu keluar ruang konferensi pers.
“Jangan masukkan ke mulut saya kata-kata yang tidak ingin saya sampaikan, saya rasa Anda juga harus memikirkan nasib imigran-imigran di Inggris,” tukas Queiroz sembari berlalu.
Partisipasi Iran di Piala Dunia 2022 menuai sorotan tajam. Sebelumnya, eks presiden FIFA, Sepp Blatter ingin Iran dicoret dari keikutsertaan di Piala Dunia 2022.
Alasannya yakni pemerintah Iran tengah menuai kritik keras dari para aktivis HAM di seluruh dunia. Iran disebut sebagai negara yang tidak ramah terhadap kaum perempuan.
Amnesti HAM di penjuru dunia kompak menyebut bahwa perempuan-perempuan Iran sering dilecehkan, ditahan secara sewenang-wenang, dan disiksa karena aturan berpakaian. Teranyar, seorang wanita bernama Mahsa Amini tewas saat menjalani persidangan usai ditangkap polisi moral menyusul cara menggunakan jilbab yang dianggap tidak pantas.
“Anda mengatakan (berlaga di Piala Dunia) adalah suatu kehormatan,” ucap sang wartawan sembari mengikuti arah Queiroz ke pintu keluar ruang konferensi pers.
“Jangan masukkan ke mulut saya kata-kata yang tidak ingin saya sampaikan, saya rasa Anda juga harus memikirkan nasib imigran-imigran di Inggris,” tukas Queiroz sembari berlalu.
Partisipasi Iran di Piala Dunia 2022 menuai sorotan tajam. Sebelumnya, eks presiden FIFA, Sepp Blatter ingin Iran dicoret dari keikutsertaan di Piala Dunia 2022.
Alasannya yakni pemerintah Iran tengah menuai kritik keras dari para aktivis HAM di seluruh dunia. Iran disebut sebagai negara yang tidak ramah terhadap kaum perempuan.
Amnesti HAM di penjuru dunia kompak menyebut bahwa perempuan-perempuan Iran sering dilecehkan, ditahan secara sewenang-wenang, dan disiksa karena aturan berpakaian. Teranyar, seorang wanita bernama Mahsa Amini tewas saat menjalani persidangan usai ditangkap polisi moral menyusul cara menggunakan jilbab yang dianggap tidak pantas.
(sto)
tulis komentar anda