Profil Ratchanok Intanon, Pebulu Tangkis Thailand yang Gagal Bersinar di Indonesia Masters 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratchanok Intanon punya prestasi yang mengilau selama tampil di Indonesia Masters . Pebulu tangkis tunggal putri asal Thailand itu tercatat sudah dua kali menjuarai turnamen BWF World Tour Super 500 tersebut.
Ratchanok Intanon meraih gelar pertamanya di Indonesia Masters 2010 ketika perhelatan tersebut masih bernama Indonesia Open Grand Prix Gold. Kala itu Intanon yang masih berusia 15 tahun berhasil menumbangkan unggulan China Cheng Shao-chien dalam tiga set.
Juara berikutnya terjadi di tahun 2020, ketika mampu mengatasi perlawanan dari Carolina Marin asal Spanyol. Tidak hanya itu, dalam tiga tahun terakhir pebulu tangkis tunggal putri ini juga berhasil melaju ke babak final sebanyak dua kali yakni di tahun 2020 dan 2022.
BACA JUGA: Hasil Indonesia Masters 2023: Menang Mudah, Chico Susul Jonatan Christie ke Semifinal
Melihat rekor tersebut tak aneh jika Ratchanok Intanon dijagokan saat tampil di Indonesia Masters 2023. Sayangnya, dewi fortuna kali ini tidak berpihak pada pebulu tangkis asal Negeri Gajah Putih tersebut. Berhadapan melawan An Se Young dari Korea Selatan di perempat final, Ratchanok Intanon kalah dalam pertarungan sengit dua game langsung 15-21, 15-21.
Lantas seperti apa profil Ratchanok Intanon?
Ratchanok Intanon yang lahir pada 5 Februari 1995 memang telah menorehkan beberapa prestasi mentereng di usianya yang masih tergolong muda.
Pemain yang kerap dipanggil May ini mendapatkan gelar internasional individu pertamanya pada 2009, ketika dirinya masih berusia 14 tahun.
BACA JUGA: Hasil Indonesia Masters 2023: Penuh Drama, Fajar/Rian ke Semifinal
Putri dari pasangan Winutchai dan Suvarsara juga pernah membuat sejarah dengan menjadi juara termuda di Kejuaraan Junior Dunia BWF pada usia 14 tahun. Ketika itu ia berhasil menang di Malaysia.
Kemudian pada SEA Games 2009 yang diselenggarakan di Vietnam, dia menyumbangkan medali perunggu bersama dengan rekan senegaranya Salakjit Ponsana.
Pada usia 17 tahun dia bahkan berhasil meraih gelar juara dunia kategori tunggal putri di tahun 2013. Hal itu membuatnya menjadi pemain termuda yang berhasil meraih juara dunia.
Kariernya terus melejit setelah itu, bahkan berhasil menduduki peringkat satu dunia untuk nomor tunggal putri di tahun 2016 silam.
Saat ini Ratchanok tengah berada di peringkat ke 6 di bawah He Bing Jiao. Akane Yamaguchi asal Jepang yang berada di peringkat pertama tentu akan menjadi pesaing beratnya di ajang Indonesia Masters 2023 ini.
Ratchanok Intanon meraih gelar pertamanya di Indonesia Masters 2010 ketika perhelatan tersebut masih bernama Indonesia Open Grand Prix Gold. Kala itu Intanon yang masih berusia 15 tahun berhasil menumbangkan unggulan China Cheng Shao-chien dalam tiga set.
Juara berikutnya terjadi di tahun 2020, ketika mampu mengatasi perlawanan dari Carolina Marin asal Spanyol. Tidak hanya itu, dalam tiga tahun terakhir pebulu tangkis tunggal putri ini juga berhasil melaju ke babak final sebanyak dua kali yakni di tahun 2020 dan 2022.
BACA JUGA: Hasil Indonesia Masters 2023: Menang Mudah, Chico Susul Jonatan Christie ke Semifinal
Melihat rekor tersebut tak aneh jika Ratchanok Intanon dijagokan saat tampil di Indonesia Masters 2023. Sayangnya, dewi fortuna kali ini tidak berpihak pada pebulu tangkis asal Negeri Gajah Putih tersebut. Berhadapan melawan An Se Young dari Korea Selatan di perempat final, Ratchanok Intanon kalah dalam pertarungan sengit dua game langsung 15-21, 15-21.
Lantas seperti apa profil Ratchanok Intanon?
Ratchanok Intanon yang lahir pada 5 Februari 1995 memang telah menorehkan beberapa prestasi mentereng di usianya yang masih tergolong muda.
Pemain yang kerap dipanggil May ini mendapatkan gelar internasional individu pertamanya pada 2009, ketika dirinya masih berusia 14 tahun.
BACA JUGA: Hasil Indonesia Masters 2023: Penuh Drama, Fajar/Rian ke Semifinal
Putri dari pasangan Winutchai dan Suvarsara juga pernah membuat sejarah dengan menjadi juara termuda di Kejuaraan Junior Dunia BWF pada usia 14 tahun. Ketika itu ia berhasil menang di Malaysia.
Kemudian pada SEA Games 2009 yang diselenggarakan di Vietnam, dia menyumbangkan medali perunggu bersama dengan rekan senegaranya Salakjit Ponsana.
Pada usia 17 tahun dia bahkan berhasil meraih gelar juara dunia kategori tunggal putri di tahun 2013. Hal itu membuatnya menjadi pemain termuda yang berhasil meraih juara dunia.
Kariernya terus melejit setelah itu, bahkan berhasil menduduki peringkat satu dunia untuk nomor tunggal putri di tahun 2016 silam.
Saat ini Ratchanok tengah berada di peringkat ke 6 di bawah He Bing Jiao. Akane Yamaguchi asal Jepang yang berada di peringkat pertama tentu akan menjadi pesaing beratnya di ajang Indonesia Masters 2023 ini.
(yov)