Kalah dari Jermaine Franklin, Anthony Joshua: Kesempatan Terakhir Karierku

Mantan juara dunia kelas berat Anthony Joshua mengakui kekalahannya dari Jermaine Franklin akan menjadi kesempatan terakhirnya dalam kariernya di ring tinju. Anthony Joshua akan memasuki ring pada hari Sabtu ini dengan mengetahui bahwa ini bisa menjadi pertarungan besar terakhirnya.

Petinju berusia 33 tahun ini kehilangan gelar juara dunia WBA, IBF dan WBO dalam kekalahan beruntun dari Oleksandr Usyk, dan ia telah berjuang untuk menjual O2 di London untuk kembali bertarung melawan petinju Amerika Serikat, Jermaine Franklin, 29 tahun, pada hari Sabtu - setelah enam tahun tidak pernah lagi tampil di stadion.



Joshua, yang bekerja di bawah asuhan pelatih baru Derrick James, membutuhkan kemenangan yang sempurna untuk dapat kembali bersaing dengan petinju-petinju kelas berat papan atas seperti Tyson Fury. Dia setuju dengan promotor Eddie Hearn bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk membangun kembali.

Joshua berkata: "Saya pikir Eddie benar. Karena berapa lama hal ini dapat berlangsung, tiga atau empat tahun? Dan Anda tahu betapa cepatnya waktu berlalu. Kami mengatakan ini sekarang dan kami dapat melihat kembali dalam dua tahun, tiga tahun, dan menjadi seperti ke mana perginya waktu?.''

"Jadi, jika saya akan bertanding lagi setelah ini, Anda berbicara tentang pertarungan di usia empat puluhan dan saya yakin tinju adalah olahraga anak muda. Dibutuhkan karakter yang sangat solid seperti Bernard Hopkins, George Foreman, Wladimir Klitschko atau Alexander Povetkin untuk terus bertarung hingga usia empat puluhan.''

"Namun ini adalah perjalanan yang ingin saya jalani dengan sukses dan kemudian, mudah-mudahan, keluar sebagai pemenang."

Joshua menggunakan pelatih keempatnya dalam tiga pertarungan setelah mentornya selama satu dekade, Rob McCracken, dipecat setelah kalah dari Oleksandr Usyk, kemudian Angel Fernandez dan Robert Garcia gagal menyatu. Joshua mengakui bahwa ia kehilangan arah saat mencoba untuk mengalahkan Usyk, 36 tahun, dan melakukan kesalahan dengan menunjuk dua pelatih untuk melakukan pekerjaan satu pelatih.

Joshua menjelaskan: "Sulit bagi Garcia di kamp pelatihan itu karena dia bekerja bersama seseorang dan dia membiarkan mereka menjadi salah satu suara utama.''