Anthony Joshua Kehilangan Naluri Pembunuh, Dillian Whyte: Dia Harus Pensiun!
loading...
A
A
A
OHIO - Dillian Whyte mengklaim Anthony Joshua telah kehilangan naluri pembunuh dan harus berhenti dari dunia tinju (pensiun) jika dia tidak ingin melakukannya lagi. Itu disampaikan mantan pemegang sabuk juara kelas berat WBC usai AJ mengalahkan Jermaine Franklin di O2 Arena, Minggu (2/4/2023).
Whyte tampaknya kecewa melihat penampilan Joshua saat menang dengan keputusan bulat melawan Franklin. Pasalnya, dalam pertarungan itu AJ gagal menghasilkan kemenangan KO.
Hal itulah yang membuat Whyte memberitahu Joshua untuk lebih kejam lagi di atas ring atau memilih pensiun dari dunia tinju jika petinju berusia 33 tahun itu tidak yakin untuk mengembangkan potensi bertinjunya lagi. "Joshua telah kehilangan semua agresi dan naluri pembunuhnya. Jika dia tidak ingin melakukannya lagi, saya pikir dia harus berhenti," ujar Whyte dikutip dari BBC Sport, Senin (3/4/2023).
"Saya tidak berpikir dia (Joshua) terlihat sangat bagus malam ini. Dia tampaknya agak khawatir, tangan kanan masih ada dan keterampilan tinju masih ada, tetapi agresinya tidak ada. Perbedaannya adalah dalam dua ronde terakhir saya mengejar Franklin, dia tidak melakukannya. 'Saya akan selalu mencoba, menang, kalah atau seri, saya akan mencobanya," sambung Whyte .
Kurangnya kekejaman Joshua juga dipertanyakan oleh Otto Wallin, petarung 10 besar lainnya di divisi kelas berat menulis di Twitter bahwa AJ bukan petinju yang sama seperti dulu.
"Dia (Joshua) bukan orang yang sama lagi dan merasa terlalu banyak tekanan," tulis Wallin.
Whyte sepertinya sengaja menabuh genderang perang dengan menyerang Joshua dengan kata-kata yang menyakitkan. Pasalnya, dia pernah dikalahkan Joshua pada 2016 dan setelah AJ mengalahkan Franklin, banyak pihak yang mengaitkan namanya sebagai lawan berikutnya.
Tapi Joshua sudah menargetkan Tyson Fury sebagai lawan berikutnya. "Saya tahu siapa yang diinginkan para penggemar. Bola ada di tangannya dan saya akan merasa terhormat untuk berjuang dalam duel sabuk juara dunia kelas berat WBC. Di mana pun Anda, jika Anda mendengarkan, kami telah melakukan dialog sebelumnya jadi semoga kami bisa mendapatkan ini. cepat atau lambat," pungkas Joshua.
Whyte tampaknya kecewa melihat penampilan Joshua saat menang dengan keputusan bulat melawan Franklin. Pasalnya, dalam pertarungan itu AJ gagal menghasilkan kemenangan KO.
Hal itulah yang membuat Whyte memberitahu Joshua untuk lebih kejam lagi di atas ring atau memilih pensiun dari dunia tinju jika petinju berusia 33 tahun itu tidak yakin untuk mengembangkan potensi bertinjunya lagi. "Joshua telah kehilangan semua agresi dan naluri pembunuhnya. Jika dia tidak ingin melakukannya lagi, saya pikir dia harus berhenti," ujar Whyte dikutip dari BBC Sport, Senin (3/4/2023).
"Saya tidak berpikir dia (Joshua) terlihat sangat bagus malam ini. Dia tampaknya agak khawatir, tangan kanan masih ada dan keterampilan tinju masih ada, tetapi agresinya tidak ada. Perbedaannya adalah dalam dua ronde terakhir saya mengejar Franklin, dia tidak melakukannya. 'Saya akan selalu mencoba, menang, kalah atau seri, saya akan mencobanya," sambung Whyte .
Kurangnya kekejaman Joshua juga dipertanyakan oleh Otto Wallin, petarung 10 besar lainnya di divisi kelas berat menulis di Twitter bahwa AJ bukan petinju yang sama seperti dulu.
"Dia (Joshua) bukan orang yang sama lagi dan merasa terlalu banyak tekanan," tulis Wallin.
Whyte sepertinya sengaja menabuh genderang perang dengan menyerang Joshua dengan kata-kata yang menyakitkan. Pasalnya, dia pernah dikalahkan Joshua pada 2016 dan setelah AJ mengalahkan Franklin, banyak pihak yang mengaitkan namanya sebagai lawan berikutnya.
Tapi Joshua sudah menargetkan Tyson Fury sebagai lawan berikutnya. "Saya tahu siapa yang diinginkan para penggemar. Bola ada di tangannya dan saya akan merasa terhormat untuk berjuang dalam duel sabuk juara dunia kelas berat WBC. Di mana pun Anda, jika Anda mendengarkan, kami telah melakukan dialog sebelumnya jadi semoga kami bisa mendapatkan ini. cepat atau lambat," pungkas Joshua.
(yov)