Skuad Menua, Barca Butuh Berbenah
loading...
A
A
A
VITORIA-GASTEIZ - Berakhirnya Primera Liga musim 2019/2020 menjadi isyarat Barcelona agar segera berbenah. Meregenerasi skuad adalah fokus utama Blaugrana jika ingin terus kompetitif bersaing di level tertinggi musim depan.
Kemenangan 5-0 atas Deportivo Alaves, Minggu (19/7), hanya menempatkan Barca finis di urutan kedua Primera Liga dengan 82 poin. Dari 38 pertandingan, mereka mengumpulkan 25 menang, 7 imbang, dan 6 kekalahan.
Perjalanan Lionel Messi dkk di pentas domestik musim ini boleh dibilang gagal total. Mereka harus merelakan gelar Primera Liga jatuh tangan ke seteru abadi, Real Madrid (87 poin). Di Copa del Rey, Barca terhenti di perempat final, sedangkan di Supercopa de Espana tersingkir di semifinal.
Puasa gelar di pentas domestik menandakan Barca membutuhkan pembenahan di dalam skuad. Alasannya, sebagian besar kerangka tim utama klub Katalan dihuni pemain-pemain yang sudah masuk kepala tiga. Leader sekaligus mesin gol mereka, Messi, sudah berusia 33 tahun, Gerard Pique, 33; Luis Suarez, 33; Arturo Vidal, 33; Ivan Rakitic, 32; Sergio Busquets, 32; dan Jordi Alba, 31. (Baca: Sebelum Lawan Barcelona, Gattuso Sudah Dapat kontrak Baru di Napoli)
Pada saat bersamaan, pemain-pemain muda cenderung stagnan karena kurang mendapatkan menit bermain yang cukup dan diganggu cedera. Ada Ousamane Dembele, 23, yang tampil lima kali. Ansu Fati (17 tahun, 24 penampilan), Ruqui Puig (20 tahun, 11 penampilan), Frenkie de Jong (23 tahun, 29 penampilan), Junior Firpo (23 tahun, 17 penampilan), atau Arthur Henrique Ramos (23 tahun, 21 penampilan).
Bandingkan dengan rival Barca seperti Madrid dan Atletico Madrid. Mereka sudah melakukannya secara bertahap musim ini. Madrid, misalnya. Pelatih Zinedine Zidane memberikan kepercayaan cukup besar kepada pemain-pemain mudanya memperkuat tim utama Los Blancos seperti Federico Valverde (21 tahun, 33 penampilan), Vinicius Jr (20 tahun, 29 penampilan), Ferland Mendy (25 tahun, 25 penampilan), Eder Militao (22 tahun, 15 penampilan), dan Luka Jovic (22 tahun, 17 penampilan).
Begitu juga Atletico, penghuni urutan ketiga Primera Liga. Komposisi skuad utama Pelatih Diego Simeone diperkuat pemain-pemain segar seperti Jose Gimenez (25 tahun, 21 penampilan), Renand Lodi (22 tahun, 32 penampilan), Mario Hermoso (25 tahun, 17 penampilan), Saul Niguez (25 tahun, 35 penampilan), Thomas Lemar (24 tahun, 22 penampilan), dan Joao Felix (20 tahun, 27 penampilan).
Inilah yang membuat Barca harus berbenah. Selain bergerak cepat di bursa pemain, mereka juga dituntut berani memaksimalkan pemain dengan melakukan rotasi. Apalagi, beberapa pemain muda sudah terlihat memperlihatkan potensi mereka seperti Fati, De Jong, dan Puiq.
Hal itu terlihat saat Barca melibas Alaves di Estadio De mendizorroza. Fati menyumbangkan satu gol (24) dan Puiq memberikan assist untuk gol-gol Messi (34) serta Nelson Semedo (57). Dua gol Barca lainnya dicetak Suarez (44) dan Messi (75). (Baca juga: bertinju di Pantai, Maria Sharapova Pamer Pukulan Jab dan Hook Bertenaga)
“Mengalahkan Alaves adalah jawaban tepat. Kami telah melakukan refleksi mendalam dari situasi yang kami alami. Hasil ini memungkinkan kami untuk pergi ke masa depan dengan lebih percaya diri dan keadaan moral yang berbeda,” kata Quique Setien, dilansir Marca.
Menanggapi rumor pemecatannya yang terus berkembang dan rencana klub mempertimbangkan Patrick Kluivert sebagai suksesornya musim depan, Setien enggan memikirkan. Juru taktik berusia 61 tahun tersebut menegaskan fokus utamanya adalah mempersiapkan tim sebaik mungkin untuk menghadapi SSC Napoli pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung di Camp Nou, 9 Agustus mendatang.
“Saya selalu tenang. Bukan masa depan saya yang menjadi perhatian saya, tapi klub. Saya hanyalah bagian lain dari klub besar dan saya tidak khawatir tentang hal-hal ini. Saya fokus bekerja. Kami semua sangat antusias untuk bermain di leg kedua babak 16 besar Liga Champions,” papar Setien.
Komitmen Setien meraih trofi Liga Champions didukung performa gemilang sang kapten Messi musim ini. Bintang Argentina itu menorehkan sejarah baru sebagai pemberi assist terbanyak di Primera Liga (21 assist), melampaui mantan rekan setimnya, Xavi Hernandes (20 assist), pada musim 2008/2009.
Selain itu, Messi juga menyabet top skor atau pencetak gol terbanyak Primera Liga musim ini dengan 25 gol, mengungguli Karim Benzema (21 gol). Pencapaian individu jelas bakal memantik motivasi Messi dan rekan-rekannya untuk membawa Barca sukses di Liga Champions. (Baca juga: Pasukan TNI berhasil Selamatkan Warga AS dari Penyanderaan di Kongo)
Semangat membara juga dirasakan De Jong yang senang menutup Primera Liga dengan kemenangan. Tapi, gelandang asal Belanda tersebut menilai apa yang terjadi di Primera Liga sudah usai dan kini beralih ke Liga Champions, satu-satunya harapan Barca meraih gelar musim ini.
Guna mewujudkannya, De Jong menganggap timnya harus meningkatkan kinerja dan performa agar dapat mengalahkan Napoli sekaligus melaju ke babak perempat final. “Kami jauh lebih baik sebagai sebuah tim. Kami lebih terorganisasi. Tapi, kami harus terus melakukan itu karena Liga Champions akan jauh lebih sulit," ujar De Jong.
Sementara itu, rekor kemenangan Madrid sejak liga dimulai kembali berakhir dengan hasil imbang 2-2 dengan Leganes. Zidane mengatakan timnya memang tidak bermain baik. Madrid kini tinggal fokus menjalani pertandingan di Liga Champions. (Lihat videonya: Diduga Ilmu Hitam, 2 Jenazah di TPU Karang Bahagia Bekasi Dicuri)
Madrid akan menghadapi babak 16 besar Liga Champions di Manchester City pada 7 Agustus. "Bagaimana mungkin saya tidak berpikir bahwa kami dapat kembali. Kami akan berjuang mencapai babak berikutnya hingga detik terakhir,” tandas Zidane. (Alimansyah)
Kemenangan 5-0 atas Deportivo Alaves, Minggu (19/7), hanya menempatkan Barca finis di urutan kedua Primera Liga dengan 82 poin. Dari 38 pertandingan, mereka mengumpulkan 25 menang, 7 imbang, dan 6 kekalahan.
Perjalanan Lionel Messi dkk di pentas domestik musim ini boleh dibilang gagal total. Mereka harus merelakan gelar Primera Liga jatuh tangan ke seteru abadi, Real Madrid (87 poin). Di Copa del Rey, Barca terhenti di perempat final, sedangkan di Supercopa de Espana tersingkir di semifinal.
Puasa gelar di pentas domestik menandakan Barca membutuhkan pembenahan di dalam skuad. Alasannya, sebagian besar kerangka tim utama klub Katalan dihuni pemain-pemain yang sudah masuk kepala tiga. Leader sekaligus mesin gol mereka, Messi, sudah berusia 33 tahun, Gerard Pique, 33; Luis Suarez, 33; Arturo Vidal, 33; Ivan Rakitic, 32; Sergio Busquets, 32; dan Jordi Alba, 31. (Baca: Sebelum Lawan Barcelona, Gattuso Sudah Dapat kontrak Baru di Napoli)
Pada saat bersamaan, pemain-pemain muda cenderung stagnan karena kurang mendapatkan menit bermain yang cukup dan diganggu cedera. Ada Ousamane Dembele, 23, yang tampil lima kali. Ansu Fati (17 tahun, 24 penampilan), Ruqui Puig (20 tahun, 11 penampilan), Frenkie de Jong (23 tahun, 29 penampilan), Junior Firpo (23 tahun, 17 penampilan), atau Arthur Henrique Ramos (23 tahun, 21 penampilan).
Bandingkan dengan rival Barca seperti Madrid dan Atletico Madrid. Mereka sudah melakukannya secara bertahap musim ini. Madrid, misalnya. Pelatih Zinedine Zidane memberikan kepercayaan cukup besar kepada pemain-pemain mudanya memperkuat tim utama Los Blancos seperti Federico Valverde (21 tahun, 33 penampilan), Vinicius Jr (20 tahun, 29 penampilan), Ferland Mendy (25 tahun, 25 penampilan), Eder Militao (22 tahun, 15 penampilan), dan Luka Jovic (22 tahun, 17 penampilan).
Begitu juga Atletico, penghuni urutan ketiga Primera Liga. Komposisi skuad utama Pelatih Diego Simeone diperkuat pemain-pemain segar seperti Jose Gimenez (25 tahun, 21 penampilan), Renand Lodi (22 tahun, 32 penampilan), Mario Hermoso (25 tahun, 17 penampilan), Saul Niguez (25 tahun, 35 penampilan), Thomas Lemar (24 tahun, 22 penampilan), dan Joao Felix (20 tahun, 27 penampilan).
Inilah yang membuat Barca harus berbenah. Selain bergerak cepat di bursa pemain, mereka juga dituntut berani memaksimalkan pemain dengan melakukan rotasi. Apalagi, beberapa pemain muda sudah terlihat memperlihatkan potensi mereka seperti Fati, De Jong, dan Puiq.
Hal itu terlihat saat Barca melibas Alaves di Estadio De mendizorroza. Fati menyumbangkan satu gol (24) dan Puiq memberikan assist untuk gol-gol Messi (34) serta Nelson Semedo (57). Dua gol Barca lainnya dicetak Suarez (44) dan Messi (75). (Baca juga: bertinju di Pantai, Maria Sharapova Pamer Pukulan Jab dan Hook Bertenaga)
“Mengalahkan Alaves adalah jawaban tepat. Kami telah melakukan refleksi mendalam dari situasi yang kami alami. Hasil ini memungkinkan kami untuk pergi ke masa depan dengan lebih percaya diri dan keadaan moral yang berbeda,” kata Quique Setien, dilansir Marca.
Menanggapi rumor pemecatannya yang terus berkembang dan rencana klub mempertimbangkan Patrick Kluivert sebagai suksesornya musim depan, Setien enggan memikirkan. Juru taktik berusia 61 tahun tersebut menegaskan fokus utamanya adalah mempersiapkan tim sebaik mungkin untuk menghadapi SSC Napoli pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung di Camp Nou, 9 Agustus mendatang.
“Saya selalu tenang. Bukan masa depan saya yang menjadi perhatian saya, tapi klub. Saya hanyalah bagian lain dari klub besar dan saya tidak khawatir tentang hal-hal ini. Saya fokus bekerja. Kami semua sangat antusias untuk bermain di leg kedua babak 16 besar Liga Champions,” papar Setien.
Komitmen Setien meraih trofi Liga Champions didukung performa gemilang sang kapten Messi musim ini. Bintang Argentina itu menorehkan sejarah baru sebagai pemberi assist terbanyak di Primera Liga (21 assist), melampaui mantan rekan setimnya, Xavi Hernandes (20 assist), pada musim 2008/2009.
Selain itu, Messi juga menyabet top skor atau pencetak gol terbanyak Primera Liga musim ini dengan 25 gol, mengungguli Karim Benzema (21 gol). Pencapaian individu jelas bakal memantik motivasi Messi dan rekan-rekannya untuk membawa Barca sukses di Liga Champions. (Baca juga: Pasukan TNI berhasil Selamatkan Warga AS dari Penyanderaan di Kongo)
Semangat membara juga dirasakan De Jong yang senang menutup Primera Liga dengan kemenangan. Tapi, gelandang asal Belanda tersebut menilai apa yang terjadi di Primera Liga sudah usai dan kini beralih ke Liga Champions, satu-satunya harapan Barca meraih gelar musim ini.
Guna mewujudkannya, De Jong menganggap timnya harus meningkatkan kinerja dan performa agar dapat mengalahkan Napoli sekaligus melaju ke babak perempat final. “Kami jauh lebih baik sebagai sebuah tim. Kami lebih terorganisasi. Tapi, kami harus terus melakukan itu karena Liga Champions akan jauh lebih sulit," ujar De Jong.
Sementara itu, rekor kemenangan Madrid sejak liga dimulai kembali berakhir dengan hasil imbang 2-2 dengan Leganes. Zidane mengatakan timnya memang tidak bermain baik. Madrid kini tinggal fokus menjalani pertandingan di Liga Champions. (Lihat videonya: Diduga Ilmu Hitam, 2 Jenazah di TPU Karang Bahagia Bekasi Dicuri)
Madrid akan menghadapi babak 16 besar Liga Champions di Manchester City pada 7 Agustus. "Bagaimana mungkin saya tidak berpikir bahwa kami dapat kembali. Kami akan berjuang mencapai babak berikutnya hingga detik terakhir,” tandas Zidane. (Alimansyah)
(ysw)