Kisah Pemenang Liga Champions yang Terdegradasi Gara-gara Pengaturan Skor

Minggu, 11 Juni 2023 - 00:34 WIB
loading...
Kisah Pemenang Liga Champions yang Terdegradasi Gara-gara Pengaturan Skor
Tiga dekade telah berlalu sejak Piala Eropa pertama berganti nama menjadi Liga Champions dan tidak ada pemenang berikutnya yang sekontroversial yang pertama / Foto: DailyStar
A A A
Tiga dekade telah berlalu sejak Piala Eropa pertama berganti nama menjadi Liga Champions dan tidak ada pemenang berikutnya yang sekontroversial yang pertama. Kisah itulah yang hingga saat ini masih tersimpan dalam sejarah kompetisi antarklub Eropa.

Kisah ini terjadi pada Olympique de Marseille di musim 1992/1993. Saat itu klub yang berbasis di Prancis Selatan itu berhasil mengguratkan tinta emas dalam sejarah Liga Champions (edisi pertama usai berganti nama) dengan keluar sebagai pemenang usai mengalahkan AC Milan pada laga final dengan skor 1-0.

Sepekan setelah pembicaraan mengenai Marseille menghebohkan dunia, penggemar Les Phoceens yang masih larut dalam euforia karena mampu memenangkan dua trofi bergengsi musim 1992/1993, yakni Liga Prancis dan Liga Champions , dibuat kecewa. Ini disebabkan lantaran klub besutan Raymond Goethal (saat itu) harus terlempar ke divisi kedua Liga Prancis.



Peristiwa itu bermula lantaran ada tuduhan praktik suap alias pengaturan skor pada laga terakhir Liga Prancis melawan Valenciennes untuk menjauhkan poin dari Paris Saint Germain (PSG) dan Monaco. Bernard Tapie, presiden Marseille saat itu, memberi perintah langsung kepada Jean-Pierre Barnes (general manager Marseille) untuk melakukan suap terhadap beberapa pemain Valenciennes, yakni Jacques Glassmann, Jorge Burruchaga, dan Christophe Robert.

Jean-Jacques Eydelie, bek sayap Marseille, dibebani tugas menghubungi ketiga pemain tersebut. Glassmann mengklaim telah ditawari 30.000 euro untuk memuluskan rencana busuk Marseille.

Menurut laporan DailyStar, Sabtu (10/6/2023), penyelidikan terkait kasus suap tersebut dibuka. Pejabat yang menyelidiki kasus ini dengan sekantong catatan kemudian ditemukan di halaman rumah bibi dari Robert.





Alhasil, gelar Liga Prancis dicabut dan Marseille turun kasta ke divisi kedua. Di kompetisi antar klub Eropa, Marseille kehilangan hak bermain di Piala Super Eropa dan Piala Intercontinental.

Namun trofi juara Liga Champions tetap menjadi milik mereka, tapi Marseille dilarang mempertahankannya dan tidak boleh ambil bagian di musim berikutnya. Setelah dua musim berikutnya, Marseille akhirnya dipromosikan ke Liga Prancis.

Kisah kontroversial di Liga Champions edisi pertama ini hanya sebagai pengingat jelang laga final Manchester City versus Inter Milan di Stadion Ataturk Olympic, Minggu (11/6/2023).
(yov)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1482 seconds (0.1#10.140)