Kento Momota Meradang Usai Tersingkir di Indonesia Open 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pebulutangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota , mengaku memiliki banyak kenangan saat bermain di Istora Senayan. Dia telah merasakan berbagai momen manis dan pahit di tempat yang sangat identik dengan bulu tangkis ini.
Seperti yang diketahui, tahun ini akan menjadi yang terakhir bagi Istora untuk menyelenggarakan Indonesia Open. Banyak pebulutangkis, termasuk pemain asing, merasa sedih dengan berita tersebut. Begitu juga dengan Momota.
Dia telah meraih dua gelar di Istora, yaitu Indonesia Open 2018 dan Indonesia Masters 2021. Namun, Istora juga menyimpan kenangan pahit bagi Momota yang juga sering menghadapi tantangan dalam pertandingan.
"Ini adalah tempat yang penuh dengan kenangan, baik yang manis maupun yang tidak begitu manis," ucap Momota kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, pada Selasa (13/6/2023).
"Tempat ini memiliki tempat khusus di hati saya. Saya telah belajar banyak di Istora. Salah satu kenangan termanis adalah saat menang di Indonesia Open 2018 di sini," lanjutnya.
Namun, Momota juga merasakan kekecewaan saat ini. Pada pertandingan hari ini, pebulutangkis berusia 28 tahun itu harus tersingkir di babak pertama. Dia kalah dari Ng Ka Long Angus asal Hong Kong dengan skor 8-21 dan 15-21.
"Saya sangat senang berada di sini karena banyak orang yang datang dan memberikan dukungan. Meskipun pertandingan tadi berat bagiku. Tetapi karena banyak dukungan, saya selalu senang bermain di sini," tambahnya.
"Sekarang saya masih dalam proses pemulihan dari cedera pinggang yang belum pulih sepenuhnya," lanjut Momota.
Kekalahan ini menambah daftar hasil buruk Momota tahun ini. Namun, dia tidak ingin memikirkan hal-hal negatif seperti pensiun dan masih menargetkan diri untuk bermain di Olimpiade Paris 2024.
"Saya tidak ingin memikirkan masa depan (pensiun) sekarang. Saya hanya ingin fokus pada saat ini. Jika ada kesempatan dan saya bisa, saya ingin berkompetisi di Olimpiade," tutupnya.
Seperti yang diketahui, tahun ini akan menjadi yang terakhir bagi Istora untuk menyelenggarakan Indonesia Open. Banyak pebulutangkis, termasuk pemain asing, merasa sedih dengan berita tersebut. Begitu juga dengan Momota.
Dia telah meraih dua gelar di Istora, yaitu Indonesia Open 2018 dan Indonesia Masters 2021. Namun, Istora juga menyimpan kenangan pahit bagi Momota yang juga sering menghadapi tantangan dalam pertandingan.
"Ini adalah tempat yang penuh dengan kenangan, baik yang manis maupun yang tidak begitu manis," ucap Momota kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, pada Selasa (13/6/2023).
"Tempat ini memiliki tempat khusus di hati saya. Saya telah belajar banyak di Istora. Salah satu kenangan termanis adalah saat menang di Indonesia Open 2018 di sini," lanjutnya.
Namun, Momota juga merasakan kekecewaan saat ini. Pada pertandingan hari ini, pebulutangkis berusia 28 tahun itu harus tersingkir di babak pertama. Dia kalah dari Ng Ka Long Angus asal Hong Kong dengan skor 8-21 dan 15-21.
"Saya sangat senang berada di sini karena banyak orang yang datang dan memberikan dukungan. Meskipun pertandingan tadi berat bagiku. Tetapi karena banyak dukungan, saya selalu senang bermain di sini," tambahnya.
"Sekarang saya masih dalam proses pemulihan dari cedera pinggang yang belum pulih sepenuhnya," lanjut Momota.
Kekalahan ini menambah daftar hasil buruk Momota tahun ini. Namun, dia tidak ingin memikirkan hal-hal negatif seperti pensiun dan masih menargetkan diri untuk bermain di Olimpiade Paris 2024.
"Saya tidak ingin memikirkan masa depan (pensiun) sekarang. Saya hanya ingin fokus pada saat ini. Jika ada kesempatan dan saya bisa, saya ingin berkompetisi di Olimpiade," tutupnya.
(sto)