Cerita Mantan Manajer Timnas Basket Indonesia Merawat Pebasket Bertalenta hingga Jadi Bintang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Demam olahraga basket tengah melanda penggemar dari berbagai kalangan di Tanah Air. Mulai dari remaja, dewasa hingga orang tua memberikan dukungan pada Timnas Basket Indonesia selama mengikuti Indonesia International Basketball Invitational (IIBI).
IIBI merupakan test event untuk FIBA World Cup 2023 digelar di Indonesia Arena pada 2-5 Agustus lalu. Pada test event itu, Indonesia membawa 31 pemain dengan membagi ke dalam dua tim, yakni 19 pemain di Timnas Indonesia dan sisanya di Indonesia Patriots.
Bicara Indonesia Patriots, proyek ini merupakan salah satu andalan Perbasi dan juga Badan Tim Nasional sejak 2019. Saat itu para pemain junior berkumpul dalam tim yang awalnya dinamai Indonesia Warriors.
Saat itu, Indonesia Patriots ditangani pelatih asal Serbia Dusan Ignatov. Mereka yang tergabung dalam Indonesia Warriors saat itu adalah para bintang basket Tanah Air saat ini. Sebut saja Muhammad Arighi, Yesaya Saudale, Yudha Saputera, Kelvin Sanjaya, Fhirdan Guntara, dan Ali Baghir.
Tentunya tidak mudah mencari pebasket berbakat Indonesia karena diperlukan kejelian hingga pengelolaan yang baik. Ada satu sosok yang terlupa dalam proses pembentukan Indonesia Warriors hingga akhirnya menjelma menjadi Indonesia Patriots saat ini.
Dia adalah mantan manajer tim nasional basket Indonesia, Maulana Fareza Tamrella. Pria yang akrab disapa Mocha, yang mengakhiri masa jabatannya pada 14 April 2023 (sesuai SK KONI), merasakan betul pahit dan manisnya merawat talenta basket Indonesia.
"Bila saat ini mereka semua menjadi bintang basket, tentunya saya ikut bangga. Rasanya seperti menjadi bagan dari membesarkan anak sendiri dan melihat mereka sukses, sangat mengharukan," ujar Mocha dalam keterangan persnya, Senin (8/8/2023).
"Tentunya tak bisa dilupakan bahwa apa yang dipetik saat ini merupakan program jangka panjang yang sudah dibangun Perbasi dan Badan Timnas Indonesia sejak lima tahun lalu. Program seperti ini yang sudah sepatutnya diteruskan," imbuhnya.
Meski tak lagi menjabat sebagai manajer tim nasional basket Indonesia, Mocha tetap tak jauh dari basket. Saat ini dia menjabat sebagai Wakil Ketua BTN serta Komite Finansial FIBA Wilayah Asia Tenggara.
Pada IIBI yang berlangsung di Indonesia Arena pekan lalu, Mocha menyempatkan diri menonton pertandingan Indonesia Patriots dan Timnas Basket Indonesia. Melihat para mantan anak asuhnya, Mocha merasa bernostalgia.
Menyaksikan mantan anak asuhnya berlaga di IIBI juga menjadi pelipur lara bagi Mocha yang tengah berhadapan dengan kasus di Kepolisian. Dia berharap laporan tersebut bisa berakhir karena yakin pihak berwajib bisa bertindak adil sesuai fakta hukum yang ada.
"Tidak ada yang pernah menyangka bila melihat perkembangan pemain yang dulunya ada di Indonesia Warriors. Arighi dan Yesaya tampil luar biasa bersama Pelita Jaya, Ali Baghir dan Kelvin Sanjaya bersama Satria Muda, kemudian Fhirdan dan Yudha memberikan kontribusi luar biasa sampai bersama Prawira Bandung membawa juara IBL tahun ini. Saya bangga dengan perkembangan dan kerja keras serta kontribusi mereka kepada Klub maupun Tim Nasional," ujar Mocha.
IIBI merupakan test event untuk FIBA World Cup 2023 digelar di Indonesia Arena pada 2-5 Agustus lalu. Pada test event itu, Indonesia membawa 31 pemain dengan membagi ke dalam dua tim, yakni 19 pemain di Timnas Indonesia dan sisanya di Indonesia Patriots.
Bicara Indonesia Patriots, proyek ini merupakan salah satu andalan Perbasi dan juga Badan Tim Nasional sejak 2019. Saat itu para pemain junior berkumpul dalam tim yang awalnya dinamai Indonesia Warriors.
Saat itu, Indonesia Patriots ditangani pelatih asal Serbia Dusan Ignatov. Mereka yang tergabung dalam Indonesia Warriors saat itu adalah para bintang basket Tanah Air saat ini. Sebut saja Muhammad Arighi, Yesaya Saudale, Yudha Saputera, Kelvin Sanjaya, Fhirdan Guntara, dan Ali Baghir.
Tentunya tidak mudah mencari pebasket berbakat Indonesia karena diperlukan kejelian hingga pengelolaan yang baik. Ada satu sosok yang terlupa dalam proses pembentukan Indonesia Warriors hingga akhirnya menjelma menjadi Indonesia Patriots saat ini.
Dia adalah mantan manajer tim nasional basket Indonesia, Maulana Fareza Tamrella. Pria yang akrab disapa Mocha, yang mengakhiri masa jabatannya pada 14 April 2023 (sesuai SK KONI), merasakan betul pahit dan manisnya merawat talenta basket Indonesia.
"Bila saat ini mereka semua menjadi bintang basket, tentunya saya ikut bangga. Rasanya seperti menjadi bagan dari membesarkan anak sendiri dan melihat mereka sukses, sangat mengharukan," ujar Mocha dalam keterangan persnya, Senin (8/8/2023).
"Tentunya tak bisa dilupakan bahwa apa yang dipetik saat ini merupakan program jangka panjang yang sudah dibangun Perbasi dan Badan Timnas Indonesia sejak lima tahun lalu. Program seperti ini yang sudah sepatutnya diteruskan," imbuhnya.
Meski tak lagi menjabat sebagai manajer tim nasional basket Indonesia, Mocha tetap tak jauh dari basket. Saat ini dia menjabat sebagai Wakil Ketua BTN serta Komite Finansial FIBA Wilayah Asia Tenggara.
Pada IIBI yang berlangsung di Indonesia Arena pekan lalu, Mocha menyempatkan diri menonton pertandingan Indonesia Patriots dan Timnas Basket Indonesia. Melihat para mantan anak asuhnya, Mocha merasa bernostalgia.
Menyaksikan mantan anak asuhnya berlaga di IIBI juga menjadi pelipur lara bagi Mocha yang tengah berhadapan dengan kasus di Kepolisian. Dia berharap laporan tersebut bisa berakhir karena yakin pihak berwajib bisa bertindak adil sesuai fakta hukum yang ada.
"Tidak ada yang pernah menyangka bila melihat perkembangan pemain yang dulunya ada di Indonesia Warriors. Arighi dan Yesaya tampil luar biasa bersama Pelita Jaya, Ali Baghir dan Kelvin Sanjaya bersama Satria Muda, kemudian Fhirdan dan Yudha memberikan kontribusi luar biasa sampai bersama Prawira Bandung membawa juara IBL tahun ini. Saya bangga dengan perkembangan dan kerja keras serta kontribusi mereka kepada Klub maupun Tim Nasional," ujar Mocha.
(yov)