Timnas Indonesia U-17 Diminta Terapkan Kombinasi Gaya Main Eropa dan Filanesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Konsultan tim nasional Indonesia U-17 asal Jerman, Frank Wormuth meminta skuat besutan Bima Sakti menerapkan unsur gaya bermain Eropa dan Filanesia. Dalam beberapa hari terakhir, Wormuth turut memantau seleksi timnas Indonesia U-17 .
Selama berada di Indonesia, Wormuth memberikan cukup banyak masukan berharga, mulai dari mental, perilaku pemain, hingga teknik menjadi indikator yang diperhatikannya.
"Ya banyak ya. Kami sudah komunikasi dengan Frank yang paling pertama kami melihat mental mereka dulu. Gimana mereka berkomunikasi gimana mereka bereaksi, kemudian attitude mereka di lapangan, bagaimana saat bertahan dan menyerang," terang pelatih timnas Indonesia U-17, Bima Sakti di Jakarta, baru-baru ini.
"Kemudian, kami melihat teknik mereka kemudian melihat kecepatan mereka juga di beberapa posisi yang dibutuhkan seperti sayap," lanjut dia.
"Kemudian penyerang juga dan yang paling penting kualitas mereka akan kami nilai sebaik mungkin untuk bisa naik ke TC (pemusatan latihan) yang sudah kami jalani," katanya lagi.
Meskipun demikian, bukan hanya aspek-aspek tersebut yang menjadi perhatian. Namun juga Wormuth memberi masukan soal gaya bermain yang hendak diusung timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2023 nanti.
Secara khusus Wormuth ingin timnas Indonesia U-17 menerapkan gaya bermain Eropa. Namun dengan catatan Timnas Indonesia U-17 tetap mempertahankan identitas bermain asli alias Filanesia.
"Memang sekarang sulit situasinya bagi kami untuk mencari pemain, kami sedang coba menerapkan sepak bola gaya Eropa di sini, tapi jangan sampai lupa gaya sepak bola Indonesia," ujar Wormuth.
"Jadi kami harus mengombinasikan budaya yang ada ini, dan mari kita lihat apa yang akan terjadi," sambungnya.
Untuk menerapkan gaya bermain Eropa, tentu para pemain timnas Indonesia U-17 harus dibekali fisik mumpuni. Menurut Wormuth, masalah fisik pemain masih menjadi persoalan para peserta seleksi timnas Indonesia U-17.
"Mereka semua bisa memainkan bola dengan baik, tapi memang untuk main di sebuah turnamen, dibutuhkan fisik yang bagus. Dan untuk meningkatkan fisik butuh waktu," pungkas Wormuth.
Lihat Juga: Starter XI Timnas Indonesia di Sisa Laga Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Optimisme Lolos!
Selama berada di Indonesia, Wormuth memberikan cukup banyak masukan berharga, mulai dari mental, perilaku pemain, hingga teknik menjadi indikator yang diperhatikannya.
"Ya banyak ya. Kami sudah komunikasi dengan Frank yang paling pertama kami melihat mental mereka dulu. Gimana mereka berkomunikasi gimana mereka bereaksi, kemudian attitude mereka di lapangan, bagaimana saat bertahan dan menyerang," terang pelatih timnas Indonesia U-17, Bima Sakti di Jakarta, baru-baru ini.
"Kemudian, kami melihat teknik mereka kemudian melihat kecepatan mereka juga di beberapa posisi yang dibutuhkan seperti sayap," lanjut dia.
"Kemudian penyerang juga dan yang paling penting kualitas mereka akan kami nilai sebaik mungkin untuk bisa naik ke TC (pemusatan latihan) yang sudah kami jalani," katanya lagi.
Meskipun demikian, bukan hanya aspek-aspek tersebut yang menjadi perhatian. Namun juga Wormuth memberi masukan soal gaya bermain yang hendak diusung timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2023 nanti.
Secara khusus Wormuth ingin timnas Indonesia U-17 menerapkan gaya bermain Eropa. Namun dengan catatan Timnas Indonesia U-17 tetap mempertahankan identitas bermain asli alias Filanesia.
"Memang sekarang sulit situasinya bagi kami untuk mencari pemain, kami sedang coba menerapkan sepak bola gaya Eropa di sini, tapi jangan sampai lupa gaya sepak bola Indonesia," ujar Wormuth.
"Jadi kami harus mengombinasikan budaya yang ada ini, dan mari kita lihat apa yang akan terjadi," sambungnya.
Untuk menerapkan gaya bermain Eropa, tentu para pemain timnas Indonesia U-17 harus dibekali fisik mumpuni. Menurut Wormuth, masalah fisik pemain masih menjadi persoalan para peserta seleksi timnas Indonesia U-17.
"Mereka semua bisa memainkan bola dengan baik, tapi memang untuk main di sebuah turnamen, dibutuhkan fisik yang bagus. Dan untuk meningkatkan fisik butuh waktu," pungkas Wormuth.
Lihat Juga: Starter XI Timnas Indonesia di Sisa Laga Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Optimisme Lolos!
(nug)