3 Alasan Bayern Muenchen Dibenci Banyak Orang di Bundesliga, Salah Satunya Diselimuti Keberuntungan!
loading...
A
A
A
Bayern Muenchen telah dikenal sebagai klub tak ada tandingan di level domestik. Superioritas mereka dibuktikan dengan mengantongi 33 kali gelar juara Bundesliga dan 20 kali memenangkan DFB Pokal.
Menjadi klub tersukses di Jerman dan bahkan Eropa rupanya rupanya tak membuat Die Roten peroleh sanjungan dari banyak pihak. Ironisnya, klub ini justru dibenci di tanah mereka sendiri.
Kebencian warga Jerman pada Bayern Munchen ini kerap terlihat ketika Liga Champions. Misalnya saja pada saat final Liga Champions tahun 1998/1999 dan 2012/2013. Dimana kebanyakan pendukung Bundesliga justru menyemangati dan berharap bila lawan The Bavarian kala itu yakni Manchester United dan Borussia Dortmund yang memenangkan pertandingan.
Dibencinya Bayern Munchen di Jerman ini tentulah ada alasan tersendiri. Baik itu berkaitan dengan manajemen, atau bahkan sejarah klub tersebut.
Pembajakan atau pembelian pemain bintang sebenarnya sudah biasa di dunia sepak bola Eropa. Namun Muenchen yang kerap melakukan pembelian pada klub-klub Jerman yang akan berkembang ini membuat banyak orang mengira bahwa adanya Die Roten hanya menghambat persaingan positif di Bundesliga demi keuntungan pribadi.
Pembajakan paling terkenal yang dilakukan oleh Bayern Munchen adalah pembelian Mario Gotze, Robert Lewandowski, dan Mats Hummels dari Dortmund. Selain itu ada pula pembelian Manuel Neuer dari Schalke dan David Alaba dari Hoffenheim.
Dengan perekrutan pemain bintang di Bundesliga ini tentulah akan membuat Si Merah semakin superior di liga domestik, dan seakan membuat klub lain hanya berusaha menciptakan pemain bintang untuk nantinya dipinang Bayern Munchen.
Istilah Bayern Dusel yang berarti keberuntungan yang tidak layak untuk Bayern Munchen ini populer di Jerman. Istilah tersebut berkaitan dengan periode dimana Bayern mengalami masa-masa keemasan pada 1970.
Saat itu, klub yang bermarkas di Allianz Arena itu berhasil memenangkan kompetisi dengan gol-gol di menit akhir, layaknya Fergie Time di Manchester United. Dari sinilah masyarakat Jerman menilai gelar tersebut tak pantas diraih karena hanya berdasar pada keberuntungan semata.
Selain kaya akan prestasi, Bayern juga kaya akan harta. Bahkan mereka merupakan klub yang terletak di negara bagian Bavaria yang merupakan negara bagian yang paling kaya di antara negara-negara bagian Jerman lainnya.
Ada semacam masalah kebencian psikologi pada Bayern disebabkan karena klub itu adalah kebanggaan bagi Bavarians yang punya paham dan kebudayaan kuat dan kadang menyelisihi masyarakat Jerman kebanyakan.
Sebelum bergabung dengan Kekaisaran Jerman, dan masih menjadi Kerajaan Bavaria pada 1918, masyarakat Bavaria kerap mencela orang-orang Prussia (Kekaisaran Jerman). Namun setelah bergabung dengan kekaisaran sebagai wilayah yang diistimewakan, paham kesukuan itu hilang dengan sendirinya.
Meskipun telah banyak hal yang dilakukan orang-orang Bavaria untuk Jerman, seperti membantu beberapa klub di Bundesliga yang sedang krisis. Stereotipe negatif untuk masyarakat tersebut tidaklah sepenuhnya hilang.
Terlebih melihat bagaimana superioritas Bayern Munchen saat ini membuat rasa iri masyarakat Jerman terus berkembang dan menyalahkan segala tindakan yang dilakukan oleh klub tersebut.
Menjadi klub tersukses di Jerman dan bahkan Eropa rupanya rupanya tak membuat Die Roten peroleh sanjungan dari banyak pihak. Ironisnya, klub ini justru dibenci di tanah mereka sendiri.
Kebencian warga Jerman pada Bayern Munchen ini kerap terlihat ketika Liga Champions. Misalnya saja pada saat final Liga Champions tahun 1998/1999 dan 2012/2013. Dimana kebanyakan pendukung Bundesliga justru menyemangati dan berharap bila lawan The Bavarian kala itu yakni Manchester United dan Borussia Dortmund yang memenangkan pertandingan.
Baca Juga
Dibencinya Bayern Munchen di Jerman ini tentulah ada alasan tersendiri. Baik itu berkaitan dengan manajemen, atau bahkan sejarah klub tersebut.
3 Alasan Bayern Munchen Dibenci di Jerman
1. Suka Membajak Pemain Bintang
Pembajakan atau pembelian pemain bintang sebenarnya sudah biasa di dunia sepak bola Eropa. Namun Muenchen yang kerap melakukan pembelian pada klub-klub Jerman yang akan berkembang ini membuat banyak orang mengira bahwa adanya Die Roten hanya menghambat persaingan positif di Bundesliga demi keuntungan pribadi.
Pembajakan paling terkenal yang dilakukan oleh Bayern Munchen adalah pembelian Mario Gotze, Robert Lewandowski, dan Mats Hummels dari Dortmund. Selain itu ada pula pembelian Manuel Neuer dari Schalke dan David Alaba dari Hoffenheim.
Dengan perekrutan pemain bintang di Bundesliga ini tentulah akan membuat Si Merah semakin superior di liga domestik, dan seakan membuat klub lain hanya berusaha menciptakan pemain bintang untuk nantinya dipinang Bayern Munchen.
2. Bayern Dusel
Istilah Bayern Dusel yang berarti keberuntungan yang tidak layak untuk Bayern Munchen ini populer di Jerman. Istilah tersebut berkaitan dengan periode dimana Bayern mengalami masa-masa keemasan pada 1970.
Saat itu, klub yang bermarkas di Allianz Arena itu berhasil memenangkan kompetisi dengan gol-gol di menit akhir, layaknya Fergie Time di Manchester United. Dari sinilah masyarakat Jerman menilai gelar tersebut tak pantas diraih karena hanya berdasar pada keberuntungan semata.
3. Kebencian terhadap Bavaria
Selain kaya akan prestasi, Bayern juga kaya akan harta. Bahkan mereka merupakan klub yang terletak di negara bagian Bavaria yang merupakan negara bagian yang paling kaya di antara negara-negara bagian Jerman lainnya.
Ada semacam masalah kebencian psikologi pada Bayern disebabkan karena klub itu adalah kebanggaan bagi Bavarians yang punya paham dan kebudayaan kuat dan kadang menyelisihi masyarakat Jerman kebanyakan.
Sebelum bergabung dengan Kekaisaran Jerman, dan masih menjadi Kerajaan Bavaria pada 1918, masyarakat Bavaria kerap mencela orang-orang Prussia (Kekaisaran Jerman). Namun setelah bergabung dengan kekaisaran sebagai wilayah yang diistimewakan, paham kesukuan itu hilang dengan sendirinya.
Meskipun telah banyak hal yang dilakukan orang-orang Bavaria untuk Jerman, seperti membantu beberapa klub di Bundesliga yang sedang krisis. Stereotipe negatif untuk masyarakat tersebut tidaklah sepenuhnya hilang.
Terlebih melihat bagaimana superioritas Bayern Munchen saat ini membuat rasa iri masyarakat Jerman terus berkembang dan menyalahkan segala tindakan yang dilakukan oleh klub tersebut.
(yov)