Tanjakan Kintamani Jadi Tantangan Peserta Event Sepeda Internasional GFNY Bali
loading...
A
A
A
UBUD - Event Internasional Grand Fondo New York ( GFNY ) ke-19 akan digelar pada Minggu (17/9/2023) di Ubud, Bali, dan dalam event yang akan diikuti oleh pesepeda dari seluruh dunia, tanjakan Kintamani akan menjadi salah satu tantangan utama bagi para peserta.
Sebanyak 2.000 peserta akan berpartisipasi dalam GFNY ke-19. Mereka akan dibagi ke dalam dua kelas, yaitu Long Course dengan jarak 137 km dan Medium Course dengan jarak 102 km.
Baca Juga: 5 Manfaat Bersepeda, Baik untuk Kesehatan Jantung dan Paru-paru
Pada Sabtu, 16 September 2023, para peserta melakukan pengambilan paket peserta di Pasar Sayan, Ubud. Meskipun cuaca panas melanda Ubud, hal ini tidak membuat para peserta gentar. Mereka dengan penuh semangat mengantre untuk mengambil paket peserta yang telah disiapkan.
Salah satu peserta, Hermansyah Handoko dari Kelapa Gading Bikers Jakarta, mengaku bahwa ini adalah kesekian kalinya ia mengikuti GFNY. Meskipun ia sudah terbiasa bersepeda lebih dari 100 km di Jakarta, ia mengakui bahwa tanjakan Kintamani akan menjadi tantangan tersendiri di GFNY ke-19 Bali.
"Kami datang bersama sembilan orang dari Jakarta, dan kami membawa rombongan dari divisi KGB Cycling School. Meskipun ini bukan divisi utama, karena KGB memiliki divisi racing, Cycling School, dan divisi utama," ujar Hermansyah Handoko di Pasar Sayan, Sabtu (16/9/2023).
"Kami tidak melakukan persiapan yang sangat signifikan, karena kami bersepeda di Jakarta hampir setiap hari, terutama di akhir pekan. Kami biasanya bersepeda dengan jarak di atas 100 km setiap akhir pekan, jadi tidak ada latihan khusus. Yang kami cari adalah tantangan tanjakan, bukan medan datar," tambahnya.
Pendapat yang senada diungkapkan oleh Widia dan Icha dari Vin Cycling Club Surabaya. Mereka mengakui bahwa tanjakan Kintamani akan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam lomba ini. Meskipun begitu, keduanya tidak gentar karena mereka telah terbiasa dengan tantangan tanjakan.
"Kami sudah terbiasa dengan latihan, dan di Surabaya, kami sering menghadapi berbagai tantangan, seperti pendakian ke wilayah Bromo. Jadi, mental kami sudah terlatih," kata Icha.
"Iya, tantangan terberat katanya di tanjakan Kintamani. Tetapi kami akan menikmatinya dengan senang hati," tambah Widia.
Lihat Juga: Trek Ekstrem Klemuk Bike Park Uji Nyali Para Downhiller di Seri Final Indonesian Downhill 2024
Sebanyak 2.000 peserta akan berpartisipasi dalam GFNY ke-19. Mereka akan dibagi ke dalam dua kelas, yaitu Long Course dengan jarak 137 km dan Medium Course dengan jarak 102 km.
Baca Juga: 5 Manfaat Bersepeda, Baik untuk Kesehatan Jantung dan Paru-paru
Pada Sabtu, 16 September 2023, para peserta melakukan pengambilan paket peserta di Pasar Sayan, Ubud. Meskipun cuaca panas melanda Ubud, hal ini tidak membuat para peserta gentar. Mereka dengan penuh semangat mengantre untuk mengambil paket peserta yang telah disiapkan.
Salah satu peserta, Hermansyah Handoko dari Kelapa Gading Bikers Jakarta, mengaku bahwa ini adalah kesekian kalinya ia mengikuti GFNY. Meskipun ia sudah terbiasa bersepeda lebih dari 100 km di Jakarta, ia mengakui bahwa tanjakan Kintamani akan menjadi tantangan tersendiri di GFNY ke-19 Bali.
"Kami datang bersama sembilan orang dari Jakarta, dan kami membawa rombongan dari divisi KGB Cycling School. Meskipun ini bukan divisi utama, karena KGB memiliki divisi racing, Cycling School, dan divisi utama," ujar Hermansyah Handoko di Pasar Sayan, Sabtu (16/9/2023).
"Kami tidak melakukan persiapan yang sangat signifikan, karena kami bersepeda di Jakarta hampir setiap hari, terutama di akhir pekan. Kami biasanya bersepeda dengan jarak di atas 100 km setiap akhir pekan, jadi tidak ada latihan khusus. Yang kami cari adalah tantangan tanjakan, bukan medan datar," tambahnya.
Pendapat yang senada diungkapkan oleh Widia dan Icha dari Vin Cycling Club Surabaya. Mereka mengakui bahwa tanjakan Kintamani akan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam lomba ini. Meskipun begitu, keduanya tidak gentar karena mereka telah terbiasa dengan tantangan tanjakan.
"Kami sudah terbiasa dengan latihan, dan di Surabaya, kami sering menghadapi berbagai tantangan, seperti pendakian ke wilayah Bromo. Jadi, mental kami sudah terlatih," kata Icha.
"Iya, tantangan terberat katanya di tanjakan Kintamani. Tetapi kami akan menikmatinya dengan senang hati," tambah Widia.
Lihat Juga: Trek Ekstrem Klemuk Bike Park Uji Nyali Para Downhiller di Seri Final Indonesian Downhill 2024
(sto)