Kisah Rifki Yavianda, Perenang Indonesia yang Cetak Rekor Tingkat Asia di Event Internasional
loading...
A
A
A
Kisah Rifky Yavianda, atlet para renang difabel di Asian Para Games 2023 akan dibahas pada artikel ini. Bakat perenang berkacamata itu dalam olahraga renang sudah diketahui saat ia kerap mengikuti kakaknya yang kala itu mengikuti les renang tingkat sekolah dasar.
Hal itu sebagaimana disampaikan orang tuanya, yakni Jagus Joko Purwanto dan Pipit Novita. Menurut Jagus, bakat berenangnya Rifky diketahui ketika tanpa sengaja ia tercebur di kolam renang dewasa.
Namun tubuhnya tidak tenggelam dan berhasil tetap dipermukaan sebelum ditolong ayahnya. Selain itu, Rifky sudah terlihat mengalami gangguan penglihatan hingga kemudian menurut dokter matanya sudah minus 10.
Kesulitan awal mulai muncul karena orang tuanya tidak menemukan kacamata yang sesuai dengan tingkat minusnya tersebut sehingga terpaksa menggunakan kacamata seadanya. Pilihan orang tua untuk menyalurkan bakat Rifky di kolam renang karena olahraga ini tidak memiliki risiko berbenturan dengan benda keras akibat penglihatannya Rifky saat itu tidak lebih dari 5 meter jauhnya.
Apalagi Rifky menyatakan kegembiraan ketika pertama kali merasakan mendapat pengalungan medali meski perunggu dalam sebuah Kejuaraan antar Klub Tingkat Lokal. Sejak itu Rifky terus diikutkan berbagai perlombaan renang oleh orang tuanya dan tempat les renangnya ke beberapa daerah di sekitar Magetan meski tidak selalu mendapat medali.
Menginjak kelas 5 SD, kolam renang tempat Rifky belajar di ubah menjadi tempat wisata membuat latihan Rifky ikut tergusur, tidak ingin mematahkan semangat anak kedua dari tiga bersaudara ini, Jagus kemudian memindahkan Rifky untuk bergabung dengan tim renang Petro Kimia Gresik Jawa Timur, berikut sekolah dan ke warganya.
Dari klub barunya ini, Rifky semakin ditempa menjadi perenang difabel profesional muda setelah mendapat sertifikasi dari Jakarta Eye Center, untuk mengikuti event tingkat nasional. Kemampuan Rifky kemudian dilirik oleh tim pencari atlet dari National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) dan menariknya ke pelatnas di Solo.
Tidak berapa lama kemudian, Rifky mendapatkan serfifikat perenang difabel di Italia untuk mengikuti event Internasional kalender Federasi Renang Internasional (FINA). Event pertama Rifky di tingkat internasional diselenggarakan di Berlin, Jerman, dan dia berhasil memecahkan rekor tingkat Asia dan mendapatkan medali emas. Kini Rifky tengah dipersiapkan sebagai atlet para games dalam laga Asian Games di Hangzhou, China, Oktober mendatang.
Hal itu sebagaimana disampaikan orang tuanya, yakni Jagus Joko Purwanto dan Pipit Novita. Menurut Jagus, bakat berenangnya Rifky diketahui ketika tanpa sengaja ia tercebur di kolam renang dewasa.
Namun tubuhnya tidak tenggelam dan berhasil tetap dipermukaan sebelum ditolong ayahnya. Selain itu, Rifky sudah terlihat mengalami gangguan penglihatan hingga kemudian menurut dokter matanya sudah minus 10.
Kesulitan awal mulai muncul karena orang tuanya tidak menemukan kacamata yang sesuai dengan tingkat minusnya tersebut sehingga terpaksa menggunakan kacamata seadanya. Pilihan orang tua untuk menyalurkan bakat Rifky di kolam renang karena olahraga ini tidak memiliki risiko berbenturan dengan benda keras akibat penglihatannya Rifky saat itu tidak lebih dari 5 meter jauhnya.
Apalagi Rifky menyatakan kegembiraan ketika pertama kali merasakan mendapat pengalungan medali meski perunggu dalam sebuah Kejuaraan antar Klub Tingkat Lokal. Sejak itu Rifky terus diikutkan berbagai perlombaan renang oleh orang tuanya dan tempat les renangnya ke beberapa daerah di sekitar Magetan meski tidak selalu mendapat medali.
Menginjak kelas 5 SD, kolam renang tempat Rifky belajar di ubah menjadi tempat wisata membuat latihan Rifky ikut tergusur, tidak ingin mematahkan semangat anak kedua dari tiga bersaudara ini, Jagus kemudian memindahkan Rifky untuk bergabung dengan tim renang Petro Kimia Gresik Jawa Timur, berikut sekolah dan ke warganya.
Dari klub barunya ini, Rifky semakin ditempa menjadi perenang difabel profesional muda setelah mendapat sertifikasi dari Jakarta Eye Center, untuk mengikuti event tingkat nasional. Kemampuan Rifky kemudian dilirik oleh tim pencari atlet dari National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) dan menariknya ke pelatnas di Solo.
Tidak berapa lama kemudian, Rifky mendapatkan serfifikat perenang difabel di Italia untuk mengikuti event Internasional kalender Federasi Renang Internasional (FINA). Event pertama Rifky di tingkat internasional diselenggarakan di Berlin, Jerman, dan dia berhasil memecahkan rekor tingkat Asia dan mendapatkan medali emas. Kini Rifky tengah dipersiapkan sebagai atlet para games dalam laga Asian Games di Hangzhou, China, Oktober mendatang.
(yov)