Angkat Kisah Legenda Atlantis di KTT AIS, Menpora Ingatkan Bangun Harmonisasi dengan Alam
loading...
A
A
A
BADUNG - Menteri pemuda dan olahraga ( Menpora ) Dito Ariotedjo mengangkat kisah legenda Atlantis di Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023. Pertemuan Kelima Tingkat Menteri Negara-Negara Pulau dan Kepulauan itu telah rampung digelar di BNDCC, Badung, Bali pada 10-11 Oktober 2023.
Adapun, tema yang diusung kali ini adalah "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama". Secara khusus pertemuan tersebut akan membahas isu-isu global berkaitan dengan kelautan.
Dalam pertemuan itu, Menpora Dito mengajak para delegasi negara untuk membangun harmonisasi dengan alam. Dalam pemaparannya, dia mengingatkan kembali legenda Atlantis kota yang hilang.
"Waktu masih kecil, saya senang sekali berlari di pinggir pantai, memandang laut, bermimpi menjelajahi samudra mencari benua yang hilang, bernama Atlantis. Mungkin sebagian besar kita pernah mendengar legenda atlantis, ada yang percaya, ada juga yang menganggap ini hanya sebuah cerita fiksi," kenang Menpora Dito.
"Tapi, hingga saat ini, cerita atlantis masih jadi misteri sekaligus perdebatan di tengah peradaban modern," sambungnya.
Menpora Dito memaparkan, menurut profesor arkeologi Ken Feder dalam bukunya "Encyclopedia of Dubious Archaeology", Atlantis adalah perwujudan dari negara yang kaya secara materi, maju secara teknologi, dan kuat secara militer. Tetapi, negara itu telah rusak oleh kekayaan, kecanggihan, kekuatan, dan keserakahannya sendiri. Oleh karenanya, Menpora Dito. pun menyebut, legenda Atlantis baginya menjadi simbol kejayaan dan kemunduran peradaban manusia.
"Kejayaan karena Atlantis berhasil membangun industri yang canggih, kemunduran karena atlantis mencoba menjajah bangsa lain dan terus-menerus mengeksploitasi sumber saya alam," jelas Menpora.
"Selain itu, Atlantis yang tenggelam di lautan, mengingatkan kita akan kerentanan serta keterbatasan negara-negara membangun harmoni dengan alam, khususnya ekosistem laut," jelasnya.
Lebih lanjut, menteri termuda dalam Kabinet Jokowi itu mengatakan, semua negara bisa terancam menjadi kota yang tenggelam seperti atlantis. Hal tersebut mengacu pada data bahwa 71 persen permukaan bumi tertutup air, dan lautan menampung sekitar 96,5 persen dari seluruh air Bumi. Saking luasnya lautan yang ada di bumi ini, bisa dikatakan 95 persen lautan masih belum terjamah oleh manusia, oleh para ilmuwan, bahkan oleh pemerintahan.
"Dari itu, saya ingin katakan peradaban kita punya peta menuju mars dan bulan, tapi tidak memiliki peta yang cukup baik untuk laut di bumi. Padahal, Laut merupakan pusat peradaban planet bumi," kata Menpora.
"Maka dari itu, sebagai sesama negara kepulauan kita perlu berkolaborasi membuat peta bersama terkait potensi sumber daya laut di bumi untuk kemakmuran peradaban manusia di satu abad mendatang. Kita perlu merujuk pada pendekatan blue economy yakni pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut dengan cara yang menyeimbangkan pembangun ekonomi dengan kelestarian lingkungan baik di laut maupun di daratan," pungkasnya.
Adapun, tema yang diusung kali ini adalah "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama". Secara khusus pertemuan tersebut akan membahas isu-isu global berkaitan dengan kelautan.
Dalam pertemuan itu, Menpora Dito mengajak para delegasi negara untuk membangun harmonisasi dengan alam. Dalam pemaparannya, dia mengingatkan kembali legenda Atlantis kota yang hilang.
"Waktu masih kecil, saya senang sekali berlari di pinggir pantai, memandang laut, bermimpi menjelajahi samudra mencari benua yang hilang, bernama Atlantis. Mungkin sebagian besar kita pernah mendengar legenda atlantis, ada yang percaya, ada juga yang menganggap ini hanya sebuah cerita fiksi," kenang Menpora Dito.
"Tapi, hingga saat ini, cerita atlantis masih jadi misteri sekaligus perdebatan di tengah peradaban modern," sambungnya.
Menpora Dito memaparkan, menurut profesor arkeologi Ken Feder dalam bukunya "Encyclopedia of Dubious Archaeology", Atlantis adalah perwujudan dari negara yang kaya secara materi, maju secara teknologi, dan kuat secara militer. Tetapi, negara itu telah rusak oleh kekayaan, kecanggihan, kekuatan, dan keserakahannya sendiri. Oleh karenanya, Menpora Dito. pun menyebut, legenda Atlantis baginya menjadi simbol kejayaan dan kemunduran peradaban manusia.
"Kejayaan karena Atlantis berhasil membangun industri yang canggih, kemunduran karena atlantis mencoba menjajah bangsa lain dan terus-menerus mengeksploitasi sumber saya alam," jelas Menpora.
"Selain itu, Atlantis yang tenggelam di lautan, mengingatkan kita akan kerentanan serta keterbatasan negara-negara membangun harmoni dengan alam, khususnya ekosistem laut," jelasnya.
Lebih lanjut, menteri termuda dalam Kabinet Jokowi itu mengatakan, semua negara bisa terancam menjadi kota yang tenggelam seperti atlantis. Hal tersebut mengacu pada data bahwa 71 persen permukaan bumi tertutup air, dan lautan menampung sekitar 96,5 persen dari seluruh air Bumi. Saking luasnya lautan yang ada di bumi ini, bisa dikatakan 95 persen lautan masih belum terjamah oleh manusia, oleh para ilmuwan, bahkan oleh pemerintahan.
"Dari itu, saya ingin katakan peradaban kita punya peta menuju mars dan bulan, tapi tidak memiliki peta yang cukup baik untuk laut di bumi. Padahal, Laut merupakan pusat peradaban planet bumi," kata Menpora.
"Maka dari itu, sebagai sesama negara kepulauan kita perlu berkolaborasi membuat peta bersama terkait potensi sumber daya laut di bumi untuk kemakmuran peradaban manusia di satu abad mendatang. Kita perlu merujuk pada pendekatan blue economy yakni pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut dengan cara yang menyeimbangkan pembangun ekonomi dengan kelestarian lingkungan baik di laut maupun di daratan," pungkasnya.
(yov)