Andre Agassi Ultah Ke-50: Dari Putus Sekolah hingga No.1 Dunia

Kamis, 30 April 2020 - 10:37 WIB
loading...
Andre Agassi Ultah Ke-50:...
Andrea Agassi Ultah Ke-50: Dari Putus Sekolah hingga No.1 Dunia/ATP
A A A
Sulit untuk percaya bahwa Andre Agassi, pemberontak dalam tenis, yang pernah mengenakan celana pendek denim-lycra, berbakat besar, hari ini telah berusia 50 tahun. Ya, Andre Agassi merayakan ulang tahun memasuki usia setengah abad.

Ketika olahraga mencari bintang baru, Agassi, dengan rambut sebahu, forehand gemuruh, datang ke tempat kejadian. Melejitnya peringkat dari anak didik Nick Bollettieri ke 10 Besar Rangking ATP adalah meteorik - No. 310 pada debutnya di Stratton Mountain pada Agustus 1986 menjadi nomor tiga di akhir tahun 1988.

Seperti mimpi, setiap langkahnya dengan cepat jatuh di bawah sorotan. Berujung keberhasilan awal, ia akhirnya membuat terobosan pada tahun 1992, dari Wimbledon. Jauh dari kesuksesan awal di lapangan keras atau tanah liat, untuk yang pertama dari delapan kejuaraan utamanya.

Agassi bermain tenis, mencari untuk mengakhiri poin secepat mungkin. Tetapi di bawah bimbingan Brad Gilbert, selama delapan tahun sejak 1994, permainan petenis Amerika Serikat itu makin matang dan dia belajar mendikte permainan dari baseline, dengan groundstroke yang akurat - kekuatannya hampir identik.

Agassi mengalahkan lawan-lawannya dengan pengondisian superior dan kedalaman pukulan, terutama saat pengembalian servis. Perubahan membawanya menaiki takhta No. 1 untuk pertama kalinya pada 10 April 1995, setahun ia mencatat rekor 73-9 dan mencukur kepalanya. Sementara medali emas di Olimpiade Atlanta 1996 adalah titik tertinggi karirnya, cedera pergelangan tangan kanan muncul kembali, dan dikombinasikan dengan masalah pribadi di luar lapangan, ia dengan mudah melorot ke No. 141 pada 10 November 1997.

Banyak yang meragukan dia akan kembali ke hari-hari puncak performanya, tetapi Agassi kembali. Dalam kondisi fisik yang lebih baik, ia menjadi orang kelima dari delapan pria dalam sejarah olahraga untuk menyelesaikan karier Grand Slam di Roland Garros 1999, hasil yang segera membawanya ke No. 1 lagi dan juga awal hubungan dengan mantan WTA World No 1 Steffi Graf, istrinya yang berusia 18 tahun. Trofi AS Terbuka kedua membantunya menyelesaikan tahun di posisi teratas untuk pertama kalinya.

Dengan stabilitas yang lebih besar, ia memenangkan tiga mahkota Australia Terbuka lebih lanjut (2000-01, 2003), naik ke No. 1 pada dua kesempatan pada tahun 2003 pada usia 33 (rekor saat itu) dan diidolakan oleh generasi baru, yang secara universal dihormati dia melalui masa pensiunnya bermain. Setelah pidatonya yang emosional dan sepenuh hati di AS Terbuka 2006, ketika satu cara hidup berakhir, Agassi menyelinap tanpa hambatan ke yang lain.

Sebagai anak putus sekolah kelas delapan, kurangnya pendidikan yang berkualitas telah lama mengganggu pria asal Las Vegas. Jadi, pada usia 23 tahun 1994, ia cukup cerdas untuk mempersiapkan dua pertiga dari hidupnya selanjutnya, dengan pendirian Yayasan Andre Agassi untuk Pendidikan. Sementara Agassi selalu menikmati pekerjaan tenis, dia acuh tak acuh dengan papan skor - menang dan kalah. Tetapi dengan menggunakan pendidikan untuk menciptakan pilihan bagi generasi sekarang dan masa depan, ia menemukan cara untuk terus berjalan dalam karir bermain selama 21 musim, dengan juga menjadi pendidik yang terhormat.

Agassi Prep sekarang model pendidikan di Las Vegas, dibuka pada tahun 2001, dan, hingga saat ini, orang Amerika telah menyalurkan lebih dari USD650 juta secara nasional untuk 79 sekolah baru. Meskipun ia telah kembali sebagai pelatih ke Novak Djokovic dan, yang paling baru, Grigor Dimitrov, ia adalah ayah dari dua anak remaja, Jaden Gil dan Jaz Elle, dan sebagai pendidik inspirasional, ia sangat bangga.
(and)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1697 seconds (0.1#10.140)