Bukan Si Gigi Jarang Usyk yang Bakal Dihadapi Tyson Fury, Ini Lawan Menakutkan The Gipsi Versi Groves

Tyson Fury diprediksi bakal membatalkan duel tak terbantahkan melawan Oleksandr Usyk . George Groves memperkirakan jika petinju tak terkalahkan di kelas berat itu bakal menggelar pertarungan kedua melawan Francis Ngannou atau pensiun.

Pertarungan Fury versus Usyk awalnya ditetapkan pada 23 Desember 2023 di Arab Saudi. Namun semua rencana itu kemungkinan berantakan mengingat ia masih dihantui pertarungan berat melawan Ngannou.

Bahkan Fury setelah pertarungan melawa Ngannou berkata bahwa petarung UFC itu benar-benar merepotkan dirinya. "Dia (Ngannou) memberi saya salah satu pertarungan terberat saya dalam 10 tahun terakhir," ujarnya.



Mendengar pernyataan itu, Groves sekarang tidak hanya yakin Fury-Usyk akan tertunda tetapi mungkin tidak akan terjadi sama sekali. Menurutnya, kemungkinan pertarungan pada 23 Desember tidak akan terjadi.

Meskipun terjadi, tambah Groves, dia meyakini Fury tidak akan berhadapan melawan Usyk. "Dia (Fury) memberi tahu semua orang bahwa dia adalah Raja Gipsi, bahwa dialah orangnya, tidak ada petarung yang bisa mengalahkannya. Saat ini ada seseorang yang bisa mengalahkannya dan itu adalah Usyk. Banyak orang akan berpikiran sama. Dia tidak perlu melempar dadu dan dikalahkan oleh pria Ukraina yang bergigi jarang itu," tegas Groves dikutip dari Sky Sports, Rabu (1/11/2023).

"Dia (Fury) lebih suka berlayar menuju matahari terbenam. Dia adalah karakter yang menarik dan ada banyak jalan yang bisa dia jelajahi setelah bertinju. Pintu yang mungkin tertutup baginya atau tidak sama jika dia kalah dari Usyk. Saya pikir dia akan memperbaiki pertarungan terakhir melawan Ngannou, yang mana dia akan dibayar dengan banyak uang dan banyak orang akan tertarik. Dia akan berlatih lebih baik dan tampil atau dia mungkin pensiun."

Apakah Fury masih memiliki rasa lapar yang sama?

Groves menilai jika Fury sudah tak lagi berhasrat untuk bertarung di atas ring tinju. Apalagi setelah menghadapi Ngannou, pasti banyak hal yang menggelayuti pikirannya.

"Tidak mungkin dia tidak bangun keesokan paginya (setelah pertarungan Ngannou) dengan banyak keraguan. 'Apakah saya masih mengalaminya lagi?' 'Kenapa aku tidak bisa menangani orang ini dengan nyaman? Dia mungkin bertanya, 'apakah saya benar-benar ingin melakukannya lagi?'

"Memutar balik waktu dan tetap merasakan rasa lapar pada usia 35 tahun, mungkin tidak akan sama. Pastinya tidak akan sama dengan pergi ke Jerman dan mengalahkan Wladimir Klitschko pada 2015," imbuh Groves.