Gagal di Liga Champions, Buffon Minta Juventus Segera Reformasi
loading...
A
A
A
TURIN - Kegagalan Juventus di pentas Liga Champions membuat Gianluigi Buffon angkat suara. Ia menuntut agar manajemen Bianconeri segera melakukan reformasi, salah satunya meremajakan skuat yang ada.
Penampilan Cristiano Ronaldo Cs seperti menjadi anti-klimaks. Sukses di Serie A tak berlanjut di panggung Eropa. Kemenangan 2-1 di leg kedua babak 16 Besar pun sia-sia setelah Juventus kebobolan di leg pertama di kandang Lyon . (Baca juga : Juventus Tersingkir dari Liga Champions, Sarri Berdalih Karena Kutukan )
Sebagai pemain senior jelas Buffon gelisah. Penantian panjang Juventus untuk jadi yang terbaik di Eropa tak kunjung tiba. Terakhir kali mereka menjadi kampiun Liga Champions terjadi pada 1996. (Baca juga : Buffon Dianggap Layak Menjadi Calon Pelatih Masa Depan Juventus )
"Indikasi pasar menunjukkan adanya kesadaran bahwa sesuatu harus digerakkan dan beberapa pemain muda dapat menyegarkan tim ini," kata penjaga gawang berusia 42 tahun itu kepada Sky Sport. (Baca juga : Ronaldo Diharapkan Bertahan Meski Juventus Tersingkir dari Liga Champions )
"Ini adalah jalan normal klub serius mana pun yang bertujuan untuk menang dan karena itu harus melihat ke masa depan," sambung Buffon.
Buffon menyesali hasil leg pertama di mana Juve kalah 1-0 pada Februari lalu. "Kami jelas tidak sampai ke tempat yang kami pikir dan inginkan. Dalam diri kami masing-masing ada begitu banyak kepahitan," katanya.
"Untuk Liga Champions, idenya, setiap tahun, adalah bermimpi bisa mencapai tempat yang belum kami capai dalam beberapa tahun terakhir. Sepertinya selalu ada waktu yang tepat, maka jelas bahwa Anda harus menghadapi lawan dengan kekuatan tertentu. Dalam hal ini kualifikasi kalah pada leg pertama."
Penampilan Cristiano Ronaldo Cs seperti menjadi anti-klimaks. Sukses di Serie A tak berlanjut di panggung Eropa. Kemenangan 2-1 di leg kedua babak 16 Besar pun sia-sia setelah Juventus kebobolan di leg pertama di kandang Lyon . (Baca juga : Juventus Tersingkir dari Liga Champions, Sarri Berdalih Karena Kutukan )
Sebagai pemain senior jelas Buffon gelisah. Penantian panjang Juventus untuk jadi yang terbaik di Eropa tak kunjung tiba. Terakhir kali mereka menjadi kampiun Liga Champions terjadi pada 1996. (Baca juga : Buffon Dianggap Layak Menjadi Calon Pelatih Masa Depan Juventus )
"Indikasi pasar menunjukkan adanya kesadaran bahwa sesuatu harus digerakkan dan beberapa pemain muda dapat menyegarkan tim ini," kata penjaga gawang berusia 42 tahun itu kepada Sky Sport. (Baca juga : Ronaldo Diharapkan Bertahan Meski Juventus Tersingkir dari Liga Champions )
"Ini adalah jalan normal klub serius mana pun yang bertujuan untuk menang dan karena itu harus melihat ke masa depan," sambung Buffon.
Buffon menyesali hasil leg pertama di mana Juve kalah 1-0 pada Februari lalu. "Kami jelas tidak sampai ke tempat yang kami pikir dan inginkan. Dalam diri kami masing-masing ada begitu banyak kepahitan," katanya.
"Untuk Liga Champions, idenya, setiap tahun, adalah bermimpi bisa mencapai tempat yang belum kami capai dalam beberapa tahun terakhir. Sepertinya selalu ada waktu yang tepat, maka jelas bahwa Anda harus menghadapi lawan dengan kekuatan tertentu. Dalam hal ini kualifikasi kalah pada leg pertama."
(bbk)