Cerita Alwi Farhan Dikelilingi Senior yang Doyan Beri Wejangan
loading...
A
A
A
Alwi Farhan menceritakan awal mula masuk Pelatnas PBSI hingga mendapatkan perlakuan hangat dari para senior. Dia mengawali kisahnya saat pertama kali dilirik pelatih tunggal putra utama PBSI yakni Irwansyah.
Pada awal 2023, Irwansyah menarik Alwi yang kala itu masih berusia 17 tahun untuk bergabung dengan skuad utama tunggal putra PBSI. Melalui Surat Keputusan (SK) PBSI, pemain kelahiran 12 Mei 2005 itu masuk dalam skuad asuhan Irwansyah yang berisi nama besar seperti Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Keputusan Irwansyah tentu menimbulkan banyak pertanyaan. Tetapi, pelatih yang akrab disapa bang Aboy itu tidak ragu dengan pilihannya dan Alwi pun menyanggupi tuntutan yang diberikan sebagai pemain skuad utama.
"Bang Aboy bilang banyak orang yang bertanya (kenapa saya bisa masuk ke skuad utama). Cuma bang Aboy enggak akan tarik saya kalau enggak yakin. Ya dari bang Aboy juga bertanggung jawab dan saya juga bertanggung jawab. Saya berusaha mengejar ketertinggalan senior-senior saya. Makanya orang boleh berasumsi kayak gimana pun tapi saya dan pelatih yang paling tahu gimana saya berjuang di lapangan," tutur Alwi kepada MNC Portal Indonesia.
"Mungkin bisa dibilang prestasi saya lebih baik daripada tunggal putra pratama saat itu. Ya dari situ mungkin bang Aboy juga ingin ada prospek untuk ke depannya, maksudnya ingin ada yang lebih muda (di skuad utama), makanya saya ditarik sama bang Aboy," imbuh Alwi.
Meski masih minim pengalaman, nyatanya pemain asal Solo itu tidak gentar menjalani latihan bersama pemain senior seperti Jonatan dan Ginting. Sebagai pemain yang sudah dididik dalam dunia olahraga sejak kecil, Alwi sangat siap menerima program latihan yang begitu berat.
"Jujur saya sudah siap (naik kelas utama). Saya sudah siap banget buat latihan di tim utama karena saya tahu badan saya mampu dengan porsi latihan yang sangat gila. Bisa dibilang karena bang Aboy punya target besar dan harapan tinggi sama saya, dan saya juga siap," jawab pemain yang sempat berkarier sebagai pesepakbola di bangku Sekolah Dasar itu.
Namun, tentu saja bukan hanya soal program latihan yang menjadi tantangan Alwi. Adaptasi lingkungan bersama para senior menjadi hal yang sempat ditakuti oleh Alwi saat akan menjadi rekan latihan dari pemain seperti Jonatan dan Ginting.
Untungnya anggapan Alwi kepada para seniornya itu salah. Sebaliknya, ia justru mendapat sambutan hangat dari para senior, termasuk akrab dengan salah satunya yakni Christian Adinata meski berjarak usia empat tahun.
"Saya agak kaget aja, ternyata tidak ‘semenyeramkan’ itu mereka, di luar ekspektasi saya. Kirain bakal cuek, seperlunya aja kalau ngomong, eh ternyata enggak. Agak kaget sama enggak nyangka aja. Cuma kalau sama bang Chris emang yang paling dekat," tutur Alwi.
"Alhamdulillah saya punya senior yang bisa dibilang selalu memberi masukan dan ngertiin juniornya. Entah itu dari koh Jonatan, a Ginting, mas Vito, kak Chico, bang Christian, dan almarhum Syabda juga. Malah saya kagetnya tuh kok baik banget mereka," katanya.
Meski begitu, Alwi tak menyangkal kerap menjadi korban keisengan para kakak-kakaknya. Terlebih dengan Christian, di mana Alwi sering mendapat ejekan yang bernada bercanda.
"Ya mungkin karena saya paling kecil, ya ada lah dikerjain. Tapi ngerjainnya bukan yang gimana-gimana. Ya normal-normal aja," tambahnya.
Akan tetapi, secara keseluruhan penggemar klub sepakbola Manchester United ini merasa sangat senang bisa menjadi bagian dari skuad utama. Ia menilai prestasi apik yang diraihnya di kelas junior tidak lepas dari peran para senior.
"Ya pastinya senang sampai sekarang pun saya senang banget. Saya merasa saya dapat privilege bisa latihan bareng bersama mereka. Saya menjadi juara dunia junior pun bukan karena diri saya saja karena ada faktor pelatih dan para senior saya yang narik-narik saya untuk selalu ngasih tahu saya," tutupnya.
Kini di usia 18 tahun, Alwi sudah memiliki gelar di level senior yakni Indonesia International Challenge 2023 di Medan. Per 16 Januari 2024, ia pun sudah menduduki peringkat 60 dunia yang merupakan pencapaian tertinggi dalam kariernya.
Pada awal 2023, Irwansyah menarik Alwi yang kala itu masih berusia 17 tahun untuk bergabung dengan skuad utama tunggal putra PBSI. Melalui Surat Keputusan (SK) PBSI, pemain kelahiran 12 Mei 2005 itu masuk dalam skuad asuhan Irwansyah yang berisi nama besar seperti Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Keputusan Irwansyah tentu menimbulkan banyak pertanyaan. Tetapi, pelatih yang akrab disapa bang Aboy itu tidak ragu dengan pilihannya dan Alwi pun menyanggupi tuntutan yang diberikan sebagai pemain skuad utama.
Baca Juga
"Bang Aboy bilang banyak orang yang bertanya (kenapa saya bisa masuk ke skuad utama). Cuma bang Aboy enggak akan tarik saya kalau enggak yakin. Ya dari bang Aboy juga bertanggung jawab dan saya juga bertanggung jawab. Saya berusaha mengejar ketertinggalan senior-senior saya. Makanya orang boleh berasumsi kayak gimana pun tapi saya dan pelatih yang paling tahu gimana saya berjuang di lapangan," tutur Alwi kepada MNC Portal Indonesia.
"Mungkin bisa dibilang prestasi saya lebih baik daripada tunggal putra pratama saat itu. Ya dari situ mungkin bang Aboy juga ingin ada prospek untuk ke depannya, maksudnya ingin ada yang lebih muda (di skuad utama), makanya saya ditarik sama bang Aboy," imbuh Alwi.
Meski masih minim pengalaman, nyatanya pemain asal Solo itu tidak gentar menjalani latihan bersama pemain senior seperti Jonatan dan Ginting. Sebagai pemain yang sudah dididik dalam dunia olahraga sejak kecil, Alwi sangat siap menerima program latihan yang begitu berat.
"Jujur saya sudah siap (naik kelas utama). Saya sudah siap banget buat latihan di tim utama karena saya tahu badan saya mampu dengan porsi latihan yang sangat gila. Bisa dibilang karena bang Aboy punya target besar dan harapan tinggi sama saya, dan saya juga siap," jawab pemain yang sempat berkarier sebagai pesepakbola di bangku Sekolah Dasar itu.
Namun, tentu saja bukan hanya soal program latihan yang menjadi tantangan Alwi. Adaptasi lingkungan bersama para senior menjadi hal yang sempat ditakuti oleh Alwi saat akan menjadi rekan latihan dari pemain seperti Jonatan dan Ginting.
Untungnya anggapan Alwi kepada para seniornya itu salah. Sebaliknya, ia justru mendapat sambutan hangat dari para senior, termasuk akrab dengan salah satunya yakni Christian Adinata meski berjarak usia empat tahun.
"Saya agak kaget aja, ternyata tidak ‘semenyeramkan’ itu mereka, di luar ekspektasi saya. Kirain bakal cuek, seperlunya aja kalau ngomong, eh ternyata enggak. Agak kaget sama enggak nyangka aja. Cuma kalau sama bang Chris emang yang paling dekat," tutur Alwi.
"Alhamdulillah saya punya senior yang bisa dibilang selalu memberi masukan dan ngertiin juniornya. Entah itu dari koh Jonatan, a Ginting, mas Vito, kak Chico, bang Christian, dan almarhum Syabda juga. Malah saya kagetnya tuh kok baik banget mereka," katanya.
Meski begitu, Alwi tak menyangkal kerap menjadi korban keisengan para kakak-kakaknya. Terlebih dengan Christian, di mana Alwi sering mendapat ejekan yang bernada bercanda.
"Ya mungkin karena saya paling kecil, ya ada lah dikerjain. Tapi ngerjainnya bukan yang gimana-gimana. Ya normal-normal aja," tambahnya.
Akan tetapi, secara keseluruhan penggemar klub sepakbola Manchester United ini merasa sangat senang bisa menjadi bagian dari skuad utama. Ia menilai prestasi apik yang diraihnya di kelas junior tidak lepas dari peran para senior.
"Ya pastinya senang sampai sekarang pun saya senang banget. Saya merasa saya dapat privilege bisa latihan bareng bersama mereka. Saya menjadi juara dunia junior pun bukan karena diri saya saja karena ada faktor pelatih dan para senior saya yang narik-narik saya untuk selalu ngasih tahu saya," tutupnya.
Kini di usia 18 tahun, Alwi sudah memiliki gelar di level senior yakni Indonesia International Challenge 2023 di Medan. Per 16 Januari 2024, ia pun sudah menduduki peringkat 60 dunia yang merupakan pencapaian tertinggi dalam kariernya.
(yov)