Cerita Gregoria Mariska Wujudkan Mimpi Bersama Pitha Mentari Lolos ke Olimpiade Paris 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persahabatan antara dua pebulu tangkis Tanah Air baru-baru ini berhasil menyorot perhatian publik. Keduanya adalah Gregoria Mariska Tunjung dan Pitha Haningtyas Mentari.
Melalui media sosial X, Gregoria dan Pitha mengunggah momen saat keduanya berfoto dengan background Olympic Ring saat berada di Notre Dame, Prancis. Pada unggahan tersebut, keduanya bermimpi bisa bersama-sama main di Olimpiade Paris 2024 pada Juli-Agustus nanti.
Keinginan mereka pun kini terwujud, di mana Gregoria lolos ke Paris di nomor tunggal putri, sedangkan Pitha di sektor ganda campuran bersama Rinov Rivaldy. Momen tersebut jelas membuat mereka bahagia karena perjuangan mereka selama kualifikasi Olimpiade berakhir manis.
"Itu kami lagi di French Open trus niatnya aku selama ke Prancis belum pernah ke Notre Dame kan. Jadi aku sama Tari -sapaan akrab Pitha- naik metro untuk ke sana. Ada saat di mana kami nyasar tapi enggak tahu kalau di sana ada gedung kayak kementrian olahraga atau apa gitu, tapi ada banner Paris 2024, ada Olympic Ring," ucap Gregoria saat ditemui di Pelatnas PBSI, Rabu (17/4/2024).
"Waktu aku di situ bilang ke Tari 'foto di sini yuk' kayaknya semua atlet Olympic enggak pernah kelewat. Kami pengen banget main di Olimpiade 2024, jadi ajak Tari foto di situ. (Saat itu) semoga kami bisa main di Olimpiade 2024 karena itu mimpi kami. Di saat itu aku yakin semoga jadi motivasi bisa foto Olympic Ring di Olympic Village," lanjutnya.
Terkhusus, perjuangan berat dirasakan Pitha yang penentuan nasibnya terjadi di turnamen terakhir, Badminton Asia Championships 2024. Bahkan kala tur Eropa pada bulan lalu, Pitha bersama Rinov harus bekerja sangat keras agar mereka tetap bertahan lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Hal ini awalnya tidak diketahui secara detail oleh Gregoria. Pasalnya, ia sendiri juga tengah berjuang untuk memastikan dirinya lolos. Namun, ia tidak menyadari bahwa dalam tur Eropa yang dijalani Rinov/Pitha selama lima minggu ternyata memberi pengaruh besar.
Rinov/Pitha rela tidak ikut All England dan memilih mentas di turnamen level yang lebih bawah yakni Orleans Masters 2024 berhasil mendongkrak poin mereka. Bahkan titel juara di Spain Masters 2024 semakin menjauhkan mereka dari para pesaingnya. Terlebih, posisi Rinov/Pitha sebelum tur Eropa kala itu sangatlah rawan.
"Jujur aku baru ngerti ternyata se-intens itu mereka di tur Eropa. Karena setahu aku, kayak mau gimana pun posisinya akan diambil paling tinggi. Enggak tahu kalau harus di posisi 13, enggak boleh ini, enggak boleh itu karena kebutuhan kontinental. Aku baru tahu di Eropa itu Tari harus segini supaya poin beda segini. Kalau si ini menang, Tari harus sampai babak apa, karena ya emang sengitung itu," tutur Gregoria.
"Jadi pas terakhir-terakhir enggak mau terlalu banyak nanya juga ke Tari, karena harus menghadapi itu dan kalau jadi dia pusing sih. Tapi yang waktu dia juara dan posisinya cukup aman untuk dia sama Rinov, ya lega sih. Tapi aku enggak tahu, ternyata dalam lima minggu itu dia se-struggle itu," imbuhnya.
Akhirnya saat BAC 2024 berlangsung, Rinov/Pitha berhasil menyegel tiket lolos ke Olimpiade Paris 2024. Hal itu dipastikan kala salah satu pesaing terdekat Rinov/Pitha yakni Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja tersingkir di babak 16 besar. Gregoria selaku teman dekat Pitha, turut memberi ucapan selamat.
"Aku di BAC pas kak Glo dan Dejan kalah, ada pengumuman Tari/Rinov qualified. Aku ucapin sih tapi waktu itu Tari chat duluan bilang kayak alhamdulillah akhirnya lolos," jelas Gregoria.
Sementara berbicara tentang persahabatannya dengan Pitha, Gregoria menyebut kedekatannya cukup intens, terlebih mereka sama-sama jebolan juara dunia junior 2017. Bahkan mereka kerap kali menjadi teman sekamar saat mengikuti turnamen hingga akhirnya saling bercerita dan mencurahkan isi hati satu sama lain.
"Mungkin happy aja punya teman (cerita), aku rasa dengan kondisi Tari, kami hampir mirip tapi ada di waktu berbeda. Saat aku lagi enggak ada di posisi bagus, Tari masih bagus. Sekarang sebaliknya, Tari lagi susah untuk ngejar gelar. Tapi senengnya ada kesamaan, dan aku rasa perlu dimiliki atlet punya teman cerita share beratnya," kata Gregoria.
"Sebenarnya masalah kita beda. Dia main double, aku main single, mungkin banyak hal yang aku enggak tau menanganinya gimana, karena dia dengan partnernya. Dia harus menyesuaikan dengan orang lain, sementara aku sendiri," sambungnya.
Kini, bagi Gregoria, ia sangat senang bahwa Pitha bisa mengikuti jejaknya lolos ke Olimpiade Paris 2024. Menurutnya keberhasilan ini sekaligus menjawab keraguan banyak pihak terhadap Rinov/Pitha.
"Tapi ya happy buat Tari bisa membuktikan karena banyak yang meragukan mereka berdua untuk lolos Olympic. Tapi dengan beratnya persyaratan akhirnya bisa. Jadi happy buat mereka berdua," tutup Gregoria.
Melalui media sosial X, Gregoria dan Pitha mengunggah momen saat keduanya berfoto dengan background Olympic Ring saat berada di Notre Dame, Prancis. Pada unggahan tersebut, keduanya bermimpi bisa bersama-sama main di Olimpiade Paris 2024 pada Juli-Agustus nanti.
Keinginan mereka pun kini terwujud, di mana Gregoria lolos ke Paris di nomor tunggal putri, sedangkan Pitha di sektor ganda campuran bersama Rinov Rivaldy. Momen tersebut jelas membuat mereka bahagia karena perjuangan mereka selama kualifikasi Olimpiade berakhir manis.
"Itu kami lagi di French Open trus niatnya aku selama ke Prancis belum pernah ke Notre Dame kan. Jadi aku sama Tari -sapaan akrab Pitha- naik metro untuk ke sana. Ada saat di mana kami nyasar tapi enggak tahu kalau di sana ada gedung kayak kementrian olahraga atau apa gitu, tapi ada banner Paris 2024, ada Olympic Ring," ucap Gregoria saat ditemui di Pelatnas PBSI, Rabu (17/4/2024).
"Waktu aku di situ bilang ke Tari 'foto di sini yuk' kayaknya semua atlet Olympic enggak pernah kelewat. Kami pengen banget main di Olimpiade 2024, jadi ajak Tari foto di situ. (Saat itu) semoga kami bisa main di Olimpiade 2024 karena itu mimpi kami. Di saat itu aku yakin semoga jadi motivasi bisa foto Olympic Ring di Olympic Village," lanjutnya.
Terkhusus, perjuangan berat dirasakan Pitha yang penentuan nasibnya terjadi di turnamen terakhir, Badminton Asia Championships 2024. Bahkan kala tur Eropa pada bulan lalu, Pitha bersama Rinov harus bekerja sangat keras agar mereka tetap bertahan lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Hal ini awalnya tidak diketahui secara detail oleh Gregoria. Pasalnya, ia sendiri juga tengah berjuang untuk memastikan dirinya lolos. Namun, ia tidak menyadari bahwa dalam tur Eropa yang dijalani Rinov/Pitha selama lima minggu ternyata memberi pengaruh besar.
Rinov/Pitha rela tidak ikut All England dan memilih mentas di turnamen level yang lebih bawah yakni Orleans Masters 2024 berhasil mendongkrak poin mereka. Bahkan titel juara di Spain Masters 2024 semakin menjauhkan mereka dari para pesaingnya. Terlebih, posisi Rinov/Pitha sebelum tur Eropa kala itu sangatlah rawan.
"Jujur aku baru ngerti ternyata se-intens itu mereka di tur Eropa. Karena setahu aku, kayak mau gimana pun posisinya akan diambil paling tinggi. Enggak tahu kalau harus di posisi 13, enggak boleh ini, enggak boleh itu karena kebutuhan kontinental. Aku baru tahu di Eropa itu Tari harus segini supaya poin beda segini. Kalau si ini menang, Tari harus sampai babak apa, karena ya emang sengitung itu," tutur Gregoria.
"Jadi pas terakhir-terakhir enggak mau terlalu banyak nanya juga ke Tari, karena harus menghadapi itu dan kalau jadi dia pusing sih. Tapi yang waktu dia juara dan posisinya cukup aman untuk dia sama Rinov, ya lega sih. Tapi aku enggak tahu, ternyata dalam lima minggu itu dia se-struggle itu," imbuhnya.
Akhirnya saat BAC 2024 berlangsung, Rinov/Pitha berhasil menyegel tiket lolos ke Olimpiade Paris 2024. Hal itu dipastikan kala salah satu pesaing terdekat Rinov/Pitha yakni Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja tersingkir di babak 16 besar. Gregoria selaku teman dekat Pitha, turut memberi ucapan selamat.
"Aku di BAC pas kak Glo dan Dejan kalah, ada pengumuman Tari/Rinov qualified. Aku ucapin sih tapi waktu itu Tari chat duluan bilang kayak alhamdulillah akhirnya lolos," jelas Gregoria.
Sementara berbicara tentang persahabatannya dengan Pitha, Gregoria menyebut kedekatannya cukup intens, terlebih mereka sama-sama jebolan juara dunia junior 2017. Bahkan mereka kerap kali menjadi teman sekamar saat mengikuti turnamen hingga akhirnya saling bercerita dan mencurahkan isi hati satu sama lain.
"Mungkin happy aja punya teman (cerita), aku rasa dengan kondisi Tari, kami hampir mirip tapi ada di waktu berbeda. Saat aku lagi enggak ada di posisi bagus, Tari masih bagus. Sekarang sebaliknya, Tari lagi susah untuk ngejar gelar. Tapi senengnya ada kesamaan, dan aku rasa perlu dimiliki atlet punya teman cerita share beratnya," kata Gregoria.
"Sebenarnya masalah kita beda. Dia main double, aku main single, mungkin banyak hal yang aku enggak tau menanganinya gimana, karena dia dengan partnernya. Dia harus menyesuaikan dengan orang lain, sementara aku sendiri," sambungnya.
Kini, bagi Gregoria, ia sangat senang bahwa Pitha bisa mengikuti jejaknya lolos ke Olimpiade Paris 2024. Menurutnya keberhasilan ini sekaligus menjawab keraguan banyak pihak terhadap Rinov/Pitha.
"Tapi ya happy buat Tari bisa membuktikan karena banyak yang meragukan mereka berdua untuk lolos Olympic. Tapi dengan beratnya persyaratan akhirnya bisa. Jadi happy buat mereka berdua," tutup Gregoria.
(sto)