18 Atlet Asia Tenggara Peraih Medali Emas Olimpiade: Susi Susanti sang Pionir
loading...
A
A
A
Tak banyak atlet yang bisa merasakan medali emas Olimpiade . Di Asia Tenggara, barusegelintir yang merasakan puncak tertinggi di pesta olahraga terakbar dunia. Susi Susanti menjadi orang Asia Tenggara pertama yang mengecap manisnya emas Olimpiade.
Sejak berpartisipasi dalam Olimpiade pada tahun 1924, negara-negara Asia Tenggara harus menunggu hingga tahun 1992 untuk melihat atlet mereka meraih medali emas pertama, melalui aksi heroik pebulu tangkis Indonesia, Susi Susanti .
Hanya empat negara di kawasan ini yang berhasil mencatatkan prestasi tersebut, yaitu Indonesia, Thailand, Singapura, dan Vietnam. Berikut adalah 18 momen bersejarah di mana lagu kebangsaan negara-negara Asia Tenggara berkumandang di podium tertinggi Olimpiade.
Susi Susanti menjadi atlet pertama dari Asia Tenggara yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Sebagai pemain bulu tangkis nomor satu dunia saat itu, Susanti hanya kehilangan satu set sepanjang turnamen.
Udomporn Polsak menjadi wanita Thailand pertama yang meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004 dalam kategori angkat besi kelas bawah 53kg.
Joseph Schooling menggemparkan dunia renang dengan mengalahkan idolanya, Michael Phelps, di final gaya kupu-kupu 100m pada Olimpiade Rio 2016, meraih emas pertama bagi Singapura.
Hoang Xuan Vinh menjadi peraih medali emas tertua dari Asia Tenggara saat memenangkan nomor pistol udara 10m di Olimpiade Rio 2016, sekaligus mengakhiri penantian panjang Vietnam.
Prestasi ini menunjukkan bahwa meskipun Asia Tenggara memiliki jumlah negara yang relatif sedikit di pentas Olimpiade, kontribusi atlet-atletnya dalam meraih medali emas sangat signifikan dan menginspirasi. Dukungan yang terus menerus dari pemerintah dan federasi olahraga nasional diharapkan dapat terus meningkatkan prestasi di masa mendatang.
Sejak berpartisipasi dalam Olimpiade pada tahun 1924, negara-negara Asia Tenggara harus menunggu hingga tahun 1992 untuk melihat atlet mereka meraih medali emas pertama, melalui aksi heroik pebulu tangkis Indonesia, Susi Susanti .
Hanya empat negara di kawasan ini yang berhasil mencatatkan prestasi tersebut, yaitu Indonesia, Thailand, Singapura, dan Vietnam. Berikut adalah 18 momen bersejarah di mana lagu kebangsaan negara-negara Asia Tenggara berkumandang di podium tertinggi Olimpiade.
1. Susi Susanti (Indonesia, Bulu Tangkis, 1992)
Susi Susanti menjadi atlet pertama dari Asia Tenggara yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Sebagai pemain bulu tangkis nomor satu dunia saat itu, Susanti hanya kehilangan satu set sepanjang turnamen.
2. Alan Budikusuma (Indonesia, Bulu Tangkis, 1992)
Beberapa jam setelah Susanti meraih emas, Alan Budikusuma, yang saat itu merupakan kekasih Susanti, menambah koleksi medali emas Indonesia dengan kemenangan di nomor tunggal putra. Pasangan ini kemudian dijuluki "Golden Couple" dan disambut dengan parade besar di Jakarta.3. Somluck Kamsing (Thailand, Tinju, 1996)
Somluck Kamsing mencatat sejarah sebagai atlet Thailand pertama yang meraih medali emas di Olimpiade Atlanta 1996 dalam kategori tinju kelas bulu. Kamsing kemudian merambah dunia seni peran dan musik setelah kepulangannya yang disambut meriah di Thailand.4. Rexy Mainaky/Ricky Subagja (Indonesia, Bulu Tangkis, 1996)
Pasangan ganda putra dominan era 90-an, Rexy Mainaky dan Ricky Subagja, meraih medali emas di Olimpiade Atlanta 1996. Mereka mengalahkan pasangan Malaysia dalam tiga set yang menegangkan.5. Wijan Ponlid (Thailand, Tinju, 2000)
Wijan Ponlid memenangkan emas di kelas terbang pada Olimpiade Sydney 2000. Kepulangannya disambut dengan parade besar, sebuah rumah baru, dan lebih dari 20 juta baht sebagai penghargaan.6. Tony Gunawan/Candra Wijaya (Indonesia, Bulu Tangkis, 2000)
Tony Gunawan dan Candra Wijaya meneruskan dominasi Indonesia di nomor ganda putra dengan meraih emas di Olimpiade Sydney 2000, mengalahkan pasangan Korea Selatan dalam tiga set.7. Taufik Hidayat (Indonesia, Bulu Tangkis, 2004)
Taufik Hidayat, salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia, meraih emas di nomor tunggal putra pada Olimpiade Athena 2004 dengan kemenangan meyakinkan atas pemain Korea Selatan.8. Udomporn Polsak (Thailand, Angkat Besi, 2004)
Udomporn Polsak menjadi wanita Thailand pertama yang meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004 dalam kategori angkat besi kelas bawah 53kg.
9. Pawina Thongsuk (Thailand, Angkat Besi, 2004)
Pawina Thongsuk mengikuti jejak Udomporn dengan memenangkan emas di kategori angkat besi kelas bawah 75kg di Olimpiade Athena 2004.10. Manus Boonjumnong (Thailand, Tinju, 2004)
Manus Boonjumnong memenangkan emas di kategori tinju kelas welter ringan pada Olimpiade Athena 2004 dengan gaya bertarung yang cerdik.11. Hendra Setiawan/Markis Kido (Indonesia, Bulu Tangkis, 2008)
Hendra Setiawan dan Markis Kido melanjutkan tradisi emas ganda putra Indonesia di Olimpiade Beijing 2008, mengalahkan pasangan tuan rumah China di final.12. Somjit Jongjohor (Thailand, Tinju, 2008)
Somjit Jongjohor meraih emas di kelas terbang pada Olimpiade Beijing 2008 setelah usaha keras sejak Olimpiade Athena 2004.13. Prapawadee Jaroenrattanatarakoon (Thailand, Angkat Besi, 2008)
Prapawadee meraih emas di kategori angkat besi kelas bawah 53kg di Olimpiade Beijing 2008, membuktikan ramalan seorang peramal tentang namanya yang membawa keberuntungan.14. Joseph Schooling (Singapura, Renang, 2016)
Joseph Schooling menggemparkan dunia renang dengan mengalahkan idolanya, Michael Phelps, di final gaya kupu-kupu 100m pada Olimpiade Rio 2016, meraih emas pertama bagi Singapura.
15. Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (Indonesia, Bulu Tangkis, 2016)
Pasangan ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, meraih emas di Olimpiade Rio 2016 tanpa kehilangan satu set pun.16. Sopita Tanasan (Thailand, Angkat Besi, 2016)
Sopita Tanasan melanjutkan tradisi emas angkat besi Thailand dengan memenangkan kategori bawah 48kg di Olimpiade Rio 2016.17. Sukanya Srisurat (Thailand, Angkat Besi, 2016)
Sukanya Srisurat mencetak rekor Olimpiade dalam angkatan snatch dan memenangkan emas di kategori bawah 58kg pada Olimpiade Rio 2016.18. Hoang Xuan Vinh (Vietnam, Menembak, 2016)
Hoang Xuan Vinh menjadi peraih medali emas tertua dari Asia Tenggara saat memenangkan nomor pistol udara 10m di Olimpiade Rio 2016, sekaligus mengakhiri penantian panjang Vietnam.
Prestasi ini menunjukkan bahwa meskipun Asia Tenggara memiliki jumlah negara yang relatif sedikit di pentas Olimpiade, kontribusi atlet-atletnya dalam meraih medali emas sangat signifikan dan menginspirasi. Dukungan yang terus menerus dari pemerintah dan federasi olahraga nasional diharapkan dapat terus meningkatkan prestasi di masa mendatang.
(sto)