Skye Nicolson Tatap Duel Perebutan Gelar Tinju Wanita Pertama di Arab Saudi
loading...
A
A
A
Juara WBC kelas bulu, Skye Nicolson, akan membuat sejarah ketika ia bertarung melawan Raven Chapman pada 12 Oktober 2024 di Arab Saudi. Pertarungan ini akan menjadi laga perebutan gelar tinju wanita pertama yang pernah digelar di kerajaan tersebut, menjadikannya momen bersejarah dalam dunia tinju.
Meskipun Nicolson dan Chapman bukanlah petinju wanita pertama yang bertanding di Arab Saudi (sebelumnya ada Ramla Ali yang mengalahkan Crystal Garcia Nova di sana pada tahun 2022) pertarungan mereka mendapat sorotan tersendiri sebagai yang pertama memperebutkan gelar juara.
Laga ini akan berlangsung di bawah pertandingan utama antara Artur Beterbiev dan Dmitriy Bivol untuk perebutan gelar juara dunia kelas berat ringan tak terbantahkan.
Dalam wawancara terbaru dengan Louis Hart dari Boxing Social, Nicolson mengungkapkan perasaannya tentang pertarungan ini. "Saya merasa sangat terhormat memiliki hak istimewa ini, tetapi juga merasakan tanggung jawab besar," kata Nicolson.
"Raven dan saya memiliki tugas untuk memberikan pertarungan yang hebat, untuk menunjukkan bahwa wanita bisa bertarung, kuat, dan tetap feminin. Ini adalah posisi yang sangat memberdayakan, dan saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari gerakan ini."
Nicolson, petinju asal Australia berusia 29 tahun, memenangkan sabuk sementara WBC di pertarungan profesional kedelapannya dan menjadi juara penuh pada April setelah Amanda Serrano melepaskan gelar tersebut. Sejak itu, ia telah berhasil mempertahankan gelarnya dengan kemenangan telak atas Dyana Vargas pada bulan Juli, menjadikannya memiliki rekor tak terkalahkan 11-0 (1 KO).
Chapman, penantangnya dari Inggris yang berusia 30 tahun, juga datang dengan rekor tak terkalahkan 9-0 (2 KO) dan baru saja meraih kemenangan atas Yohana Sarabia pada bulan Juli. Pertarungan mereka menjadi salah satu dari banyak laga menarik pada malam itu, termasuk nama-nama besar dari dunia tinju pria seperti Jai Opetaia, Shakur Stevenson, dan Chris Eubank Jr.
"Menjadi bagian dari panggung dunia sebesar ini, terutama pada kartu pertandingan ini, adalah suatu kehormatan besar," lanjut Nicolson. "Nama-nama besar yang ada dalam kartu pertandingan ini membuat saya merasa seperti sedang berada dalam mimpi. Ini tanggung jawab yang besar, tetapi juga suatu kehormatan yang luar biasa."
Pertarungan Nicolson dan Chapman bukan hanya tentang gelar, tetapi juga tentang memperjuangkan hak dan representasi wanita di dunia olahraga, terutama di negara seperti Arab Saudi, yang selama ini dikenal dengan pembatasan terhadap wanita dalam berbagai bidang.
Dengan penuh semangat, Nicolson berharap pertarungan ini menjadi langkah awal dari banyak lagi pertandingan wanita di masa depan, terutama dalam rangkaian acara besar seperti Riyadh Season. Pertarungan ini bukan hanya untuk gelar, tetapi juga untuk membuka pintu bagi generasi petinju wanita berikutnya di seluruh dunia.
Meskipun Nicolson dan Chapman bukanlah petinju wanita pertama yang bertanding di Arab Saudi (sebelumnya ada Ramla Ali yang mengalahkan Crystal Garcia Nova di sana pada tahun 2022) pertarungan mereka mendapat sorotan tersendiri sebagai yang pertama memperebutkan gelar juara.
Laga ini akan berlangsung di bawah pertandingan utama antara Artur Beterbiev dan Dmitriy Bivol untuk perebutan gelar juara dunia kelas berat ringan tak terbantahkan.
Dalam wawancara terbaru dengan Louis Hart dari Boxing Social, Nicolson mengungkapkan perasaannya tentang pertarungan ini. "Saya merasa sangat terhormat memiliki hak istimewa ini, tetapi juga merasakan tanggung jawab besar," kata Nicolson.
"Raven dan saya memiliki tugas untuk memberikan pertarungan yang hebat, untuk menunjukkan bahwa wanita bisa bertarung, kuat, dan tetap feminin. Ini adalah posisi yang sangat memberdayakan, dan saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari gerakan ini."
Nicolson, petinju asal Australia berusia 29 tahun, memenangkan sabuk sementara WBC di pertarungan profesional kedelapannya dan menjadi juara penuh pada April setelah Amanda Serrano melepaskan gelar tersebut. Sejak itu, ia telah berhasil mempertahankan gelarnya dengan kemenangan telak atas Dyana Vargas pada bulan Juli, menjadikannya memiliki rekor tak terkalahkan 11-0 (1 KO).
Chapman, penantangnya dari Inggris yang berusia 30 tahun, juga datang dengan rekor tak terkalahkan 9-0 (2 KO) dan baru saja meraih kemenangan atas Yohana Sarabia pada bulan Juli. Pertarungan mereka menjadi salah satu dari banyak laga menarik pada malam itu, termasuk nama-nama besar dari dunia tinju pria seperti Jai Opetaia, Shakur Stevenson, dan Chris Eubank Jr.
"Menjadi bagian dari panggung dunia sebesar ini, terutama pada kartu pertandingan ini, adalah suatu kehormatan besar," lanjut Nicolson. "Nama-nama besar yang ada dalam kartu pertandingan ini membuat saya merasa seperti sedang berada dalam mimpi. Ini tanggung jawab yang besar, tetapi juga suatu kehormatan yang luar biasa."
Pertarungan Nicolson dan Chapman bukan hanya tentang gelar, tetapi juga tentang memperjuangkan hak dan representasi wanita di dunia olahraga, terutama di negara seperti Arab Saudi, yang selama ini dikenal dengan pembatasan terhadap wanita dalam berbagai bidang.
Dengan penuh semangat, Nicolson berharap pertarungan ini menjadi langkah awal dari banyak lagi pertandingan wanita di masa depan, terutama dalam rangkaian acara besar seperti Riyadh Season. Pertarungan ini bukan hanya untuk gelar, tetapi juga untuk membuka pintu bagi generasi petinju wanita berikutnya di seluruh dunia.
(sto)