Tetapkan PSG Juara Ligue 1, Putusan LFP Akan Digugat

Sabtu, 02 Mei 2020 - 12:30 WIB
loading...
Tetapkan PSG Juara Ligue...
Foto/Istimewa
A A A
PARIS - Ligue 1 musim 2019/20 menjadi milik Paris Saint Germain (PSG). Secara hitung-hitungan, Les Parisiens dianggap memenuhi syarat mendapatkan gelar tersebut setelah kompetisi resmi tidak dilanjutkan, Selasa (28/4/2020).

Presiden Liga Sepak bola Profesional Prancis (LFP) Nathalie Boy de la Tour meratifikasi keputusan itu pada pertemuan Kamis (30/4/2020) atau selang dua hari setelah Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe menangguhkan semua event olahraga di negeri menara Eiffel setidaknya hingga September.

LFP menggunakan sistem poin-per-pertandingan, dengan memperhitungkan kinerja klub dalam pertandingan yang sudah dimainkan, digunakan untuk menentukan klasemen akhir di tabel Ligue 1. Sejak dihentikan 13 Maret lalu akibat pandemi covid-19 PSG memimpin klasemen Ligue 1 dengan 68 poin, dari 27 pertandingan. “Kami telah mengakhiri musim kompetisi 2019-20. PSG memenangkan gelar Ligue 1, sementara Lorient the Ligue 2," terang de la Tour dilansir espn.com.

Bagi PSG, ini merupakan gelar Ligue 1 kesembilan sepanjang sejarah (1985–86, 1993–94, 2012–13, 2013–14, 2014–15, 2015–16, 2017–18, 2018–19, 2019–20) sekaligus yang ketiga secara beruntun bagi armada Thomas Tuchel (2017–18, 2018–19, 2019–20).

Meski senang menjadi juara, PSG tidak mengekspresikannya secara berlebihan. Secara khusus Les Parisiens mendedikasikan gelar Ligue 1 musim ini kepada para petugas medis yang berjuang dalam menanggulangi pandemi covid-19 di Prancis.

"Gelar Ligue 1 kesembilan dalam sejarah klub didedikasikan oleh Paris Saint-Germain untuk semua staf kesehatan dan ribuan profesional lini depan yang bekerja setiap hari untuk menjaga agar negara ini tetap berjalan," ungkap pernyataan resmi PSG.

Kepedulian turut ditunjukkan Ketua dan CEO Paris Saint-Germain, Nasser Al Khelaifi. Dia mengucapkan terima kasih kepada para pemain, pelatih, staf teknis dan medis serta semua karyawan klub atas pekerjaan luar biasa mereka. Trofi ini adalah hadiah kerja keras elemen klub setiap harinya. Al Khelaifi mendukung keputusan pemerintah Prancis yang mengambil keputusan besar tidak melanjutkan kompetisi.

“Kami memahami, menghormati, dan mendukung keputusan yang diambil oleh Pemerintah Prancis untuk mengakhiri kompetisi. Kesehatan, seperti yang selalu dikatakan pemerintah, harus menjadi prioritas semua orang,"ujar Khealifi

Sementara itu, persaingan ke Liga Europa tergolong menarik. Berdasarkan tempat di klasemen, Lille OSC dan OGC Nice yang berada di posisi ketiga serta keempat akan langsung masuk ke babak penyisihan Liga Europa, sementara Reims harus melalui kualifikasi.

Tetapi, posisi bisa berubah jika final Piala Coupe de la Ligue dan Coupe de France berlanjut. ketika Olympique Lyon atau Saint-Etienne mengalahkan PSG maka mereka bisa ke Liga Europa dengan mengorbankan salah satu posisi di klasemen Ligue 1.

Direktur Jenderal LFP Didier Quillot berjanji akan mempertimbangkan menggelar dua final Piala domestik pada Agustus mendatang. Quillot mengindikasikan bahwa dihentikannya musim ini membuat pihaknya akan bekerja keras mempersiapkan musim depan yang diperkirakan bisa bergulir juga di bulan Agustus.

“Jika pertandingan secara tertutup diperbolehkan, ada kemungkinan bahwa final piala akan berlangsung pada bulan Agustus. "Jika demikain , pemenangnya (bukan PSG) akan lolos ke Eropa. Jika tidak, itu akan menjadi tempat kelima dan keenam dari klasemen,”papar Quillot

Di sisi lain, keputusan LFP terkait tidak dilanjutkannya kompetisi musim ini merugikan beberapa klub. Olympique Lyon yang berada di posisi ketujuh, yang kehilangan tempat di Eropa mungkin akan mengajukan banding terhadap keputusan LFP mengakhiri musim.

"Olympique Lyon berhak untuk mengajukan banding terhadap keputusan itu dan mengklaim ganti rugi, khususnya sehubungan dengan hilangnya kesempatan dan mengingat hukum kasus olahraga profesional lainnya yang saat ini sedang berlangsung. Akibatnya, klub mengalami kerugian besar dari sisi finansial," bunyi pernyataan Lyon.

Sedangkan Amiens, yang berada empat poin di belakang Nimes (27 poin) yang berada di peringkat ke-18, mengungkapkan mereka akan menganalisis lebih lanjut alasan di balik keputusan LFP sebelum memutuskan menempuh jalur hukum.

"Ketidakadilan menang. Amiens tidak bisa bertahan sampai akhir, di lapangan, untuk tetap di Ligue 1. Saya akan bertarung dengan semua tim untuk menegaskan hak kami, karena saya pikir keputusan ini tidak tepat. Kami akan menunggu berita acara dewan direksi LFP.Akan ada jalan ke majelis umum, dan kami berhak untuk melangkah lebih jauh demi keadilan," tegas Presiden Amiens Bernard Joannin. (Alimansyah)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0595 seconds (0.1#10.140)