6 Momen Sejarah Bulu Tangkis Indonesia 2019 Bikin Susah Move On

Rabu, 01 Januari 2020 - 18:01 WIB
6 Momen Sejarah Bulu Tangkis Indonesia 2019 Bikin Susah Move On
6 Momen Sejarah Bulu Tangkis Indonesia 2019 Bikin Susah Move On
A A A
JAKARTA - 6 Momen Sejarah Bulu Tangkis Indonesia 2019 Bikin Susah Moven yang diukir para pemain di sepanjang musim 2019 sangat membanggakan. Total 53 gelar plus rekor dan sejarah diukir pahlawan bulu tangkis Indonesia di semua event BWF tahun 2019. Selain prestasi dunia, ada momen perpisahan mengharukan dengan pensiunnya legenda ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir. Berikut enam momen besar yang membuat publik bulu tangkis Indonesia belum bisa move on saat memasuki musim 2020.

1.Tahun Bersejarah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

Tua-tua keladi, makin tua makin berprestasi. Di usia Hendra ke-35 dan Ahsan berusia 32 tahun, The Daddies mengukir sejarah. Hendra/Ahsan menjadi ganda putra pertama dunia dan tertua yang menyapu gelar All England, Kejuaraan Dunia, dan Final World Tour dalam satu musim. Satu trofi New Zealand Open melengkapi empat gelar yang diraih The Daddies di musim 2019. Gelar itu semakin terasa lengkap dengan rekor poin Rangking Dunia BWF Hendra/Ahsan yang hampir menembus 100.000, tepatnya 99.500 poin dan menempatkannya finis di posisi kedua di bawah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

2.Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo Raja Ganda Putra Terlama

Delapan gelar yang diraih Marcus/Kevin di musim 2019 mengukuhkan mereka sebagai ganda putra No.1 dunia BWF terlama, 119 Minggu beruntun. Total, The Minions menjadi Raja ganda putra selama 131 pekan sejak Maret 2017. Delapan gelar di BWF World Tour Super hamper menyamai prestasi mereka musim 2018 yang meraih Sembilan gelar.

3. Akhir Era sang Legenda Liliyana Natsir

Pecinta bulu tangkis dikejutkan dengan keputusan Liliyana Natsir untuk menggantung raket di awal 2019. Dengan prestasi meraih 1 medali emas Olimpiade ganda campuran, 4 gelar juara dunia dan gelar Super Series dan World Tour membuat Liliyana pantas disebut sebagai legenda bulu tangkis Indonesia.

4. Sejarah Kembalinya Piala Suhandinata

Pahlawan bulu tangkis junior Indonesia turut mengukir sejarah dengan memboyong pulang Piala Suhandinata sebagai lambing supremasi kejuaraan Dunia Beregu Campuran Junior. Leo Rolly Carnando dan kawan-kawan menjadi juara dunia untuk pertama kali setelah 19 tahun. Hebatnya, di final, Indonesia menumpas juara bertahan China dengan skor 3-2 di Kazan, Rusia.

Kemenangan bersejarah itu menjadi sinyal bagus bagi hegemoni bulu tangkis Indonesia melalui kibasan raket pemain junior di masa mendatang.

5. Akhir Penantian Juara Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti

Sejak dipasangkan awal tahun 2019, Praveen/Melati mencuri perhatian di BWF World Tour Super. Enam kali Praveen/Melati menembus final, dua di antaranya juara yang diraih beruntun di Denmark Open dan French Open.

Bukan gelar biasa yang diraih Praveen/Melati di dua BWF World Tour 750 di Eropa tersebut. Mereka menjadi kampiun dengan meruntuhkan superioritas dua monster ganda campuran asal China, Zheng Si Wei/Huang ya Qiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.

6. Lahirnya The Next Minions, Leo Carnando/Daniel Marthin

Stok ganda putra Indonesia bermental juara akan tetap ada dengan lahirnya duet Leo/Daniel yang musim ini menjadi juara Asia dan Juara Dunia Junior. Talenta Leo/Daniel diharapkan bisa dijaga hingga ke jenjang senior untuk meneruskan hegemoni ganda putra Indonesia di level dunia.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4170 seconds (0.1#10.140)