Drama di Piala AFF 2024: Timnas Indonesia dan Vietnam Kesulitan di Awal Tapi Bernasib Sama di Akhir
loading...
A
A
A
Perjalanan Timnas Indonesia dan Vietnam pada laga pembuka Grup B Piala AFF 2024 terbilang mirip. Ini bukan berkaitan dengan kemenangan yang diraih kedua tim melainkan permainan mereka di babak pertama.
Menghadapi Myanmar, pelatih Shin Tae-yong mengejutkan semua orang dengan tidak menurunkan Rafael Struick dan gelandang Asnawi Mangkualam sebagai starter. Ahli strategi asal Korea Selatan itu kembali berimprovisasi dengan menempatkan Marselino Ferdinan, Arkhan Kaka, dan Hokky Caraka di lini serang Timnas Indonesia.
Namun, bukan Indonesia melainkan Myanmar yang bermain lebih efektif dengan menciptakan tembakan lebih dahsyat ke arah gawang lawan sepanjang babak pertama. Meskipun kalah dalam penguasaan bola, namun tuan rumah mampu menciptakan delapan tendangan dan tiga mengancam gawang Cahya Supriadi.
Setelah babak pertama, pelatih Shin Tae-yong terpaksa mengganti tiga pemain. Rafael Struick dan Asnawi masuk dan permainan Timnas Indonesia jauh lebih menarik untuk dilihat.
Lini tengah Timnas Indonesia tampil jauh lebih kohesif. Tim tandang terus menerus menyerang sehingga memaksa skuad Myanmar bermain di lini pertahanan.
Akhirnya, Timnas Indonesia mampu memecah kebuntuan melalui gol yang dicetak Asnawi dari jarak dekat. Ini menjadi satu-satunya gol yang tercipta di pertandingan.
Di pertandingan lain, permainan buruk juga dirasakan Vietnam. Tim tamu tampil kurang meyakinkan di babak pertama.
Namun pelatih Kim Sang-sik punya pembelaan terkait penampilan anak asuhnya. Menurutnya, pemain The Golden Stars kurang beruntung karena tidak mencetak gol ke gawang Laos di babak pertama, bukan karena anak didiknya tidak bermain bagus.
Menghadapi Myanmar, pelatih Shin Tae-yong mengejutkan semua orang dengan tidak menurunkan Rafael Struick dan gelandang Asnawi Mangkualam sebagai starter. Ahli strategi asal Korea Selatan itu kembali berimprovisasi dengan menempatkan Marselino Ferdinan, Arkhan Kaka, dan Hokky Caraka di lini serang Timnas Indonesia.
Namun, bukan Indonesia melainkan Myanmar yang bermain lebih efektif dengan menciptakan tembakan lebih dahsyat ke arah gawang lawan sepanjang babak pertama. Meskipun kalah dalam penguasaan bola, namun tuan rumah mampu menciptakan delapan tendangan dan tiga mengancam gawang Cahya Supriadi.
Setelah babak pertama, pelatih Shin Tae-yong terpaksa mengganti tiga pemain. Rafael Struick dan Asnawi masuk dan permainan Timnas Indonesia jauh lebih menarik untuk dilihat.
Lini tengah Timnas Indonesia tampil jauh lebih kohesif. Tim tandang terus menerus menyerang sehingga memaksa skuad Myanmar bermain di lini pertahanan.
Akhirnya, Timnas Indonesia mampu memecah kebuntuan melalui gol yang dicetak Asnawi dari jarak dekat. Ini menjadi satu-satunya gol yang tercipta di pertandingan.
Di pertandingan lain, permainan buruk juga dirasakan Vietnam. Tim tamu tampil kurang meyakinkan di babak pertama.
Namun pelatih Kim Sang-sik punya pembelaan terkait penampilan anak asuhnya. Menurutnya, pemain The Golden Stars kurang beruntung karena tidak mencetak gol ke gawang Laos di babak pertama, bukan karena anak didiknya tidak bermain bagus.