5 Pemain Top Dunia yang Gagal saat Melatih di Arab Saudi

Sabtu, 01 Februari 2025 - 14:04 WIB
loading...
5 Pemain Top Dunia yang...
Bukan hanya pemain saja yang gagal bersinar di Liga Pro Saudi. Mantan pemain yang punya reputasi bagus pun seakan tenggelam namanya saat melatih tim / Foto: The Independent
A A A
Awalnya tidak banyak penggemar yang memperhatikan kompetisi di Arab Saudi. Namun, saat bintang dunia mulai merapat ke Negara Minyak untuk mencicipi Liga Pro Saudi, kiblat sepak bola seolah berubah.

Liga Pro Saudi telah menjadi kekuatan yang semakin meningkat dalam dunia sepak bola dalam beberapa tahun terakhir. Dengan investasi besar seperti mendatangkan pemain bintang dan pengembangan infrastruktur, kompetisi ini semakin populer di kalangan penggemar sepak bola.

Ini ditambah dengan kehadiran pemain bintang terbaik di dunia, seperti Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema. Meskipun beberapa pemain bintang terus berdatangan, namun tak semua pemain berhasil.



Neymar Jr adalah contoh terbaru. Dia gagal bersinar setelah dibekap cedera berkepanjangan. Akibatnya, Al-Hilal memutuskan kontrak bintang Brasil tersebut.

Bukan hanya pemain saja yang gagal bersinar di Liga Pro Saudi. Mantan pemain yang punya reputasi bagus pun seakan tenggelam namanya saat melatih tim.

Berikut 5 Pemain Top Dunia yang Gagal Melatih di Liga Pro Saudi

1. Steven Gerrard


Setelah dipecat oleh Aston Villa, Gerrard menjauh dari sorotan dan memutuskan menerima pinangan Al-Ettifaq. Tawaran gaji besar mungkin menjadi salah satu alasan mengapa legenda Liverpool itu memilih Arab Saudi.

Pada tahun pertama menjabat, Gerrard memimpin klub tersebut ke posisi keenam selama satu musim penuhnya sebagai pelatih. Tetapi hasilnya menurun drastis di tahun kedua. Ia meninggalkan jabatannya sebagai pelatih setelah meraih satu kemenangan dan tujuh kekalahan dari 11 pertandingan liga terakhir mereka.


2. Slaven Bilic


Slaven Bilic menjabat sebagai pelatih Al-Ittihad tak lama setelah meninggalkan West Ham pada 2018, ketika Liga Pro Saudi kurang mendapat perhatian. Pelatih asal Kroasia itu hanya bertahan beberapa bulan di sana di tengah musim yang buruk di papan tengah.

Kemudian Bilic berpetualang dengan menangani West Brom, Beijing Guoan, dan Watford. Tak lama, Bilic kembali ke Arab Saudi pada musim panas 2023 untuk menangani Al Fateh. Ia membawa mereka ke posisi ketujuh yang terhormat sebelum sepakat untuk meninggalkan jabatannya menjelang musim 2024/2025.

3. Nuno Espirito Santo


Setelah masa singkat dan tidak menguntungkan di Tottenham, Nuno bangkit kembali dengan memimpin Al-Ittihad meraih gelar Liga Pro Saudi pada 2022-2023.

Kedatangan Nuno sebenarnya mendahului rekan senegaranya Cristiano Ronaldo selama enam bulan dan penambahan bintang lainnya seperti Neymar dan Karim Benzema selama setahun.

Dengan wajah-wajah yang lebih sedikit dikenali, kiprahnya dalam membawa Al-Ittihad meraih gelar juara, unggul lima poin dari tim Al-Nassr yang diperkuat oleh Ronaldo, sedikit luput dari perhatian. Abderrazak Hamdallah menjadi pencetak gol terbanyak tahun itu dengan 21 gol liga.

Meskipun didukung oleh pemain-pemain seperti Benzema, N’Golo Kante, Jota, dan Fabinho untuk musim keduanya, Nuno dipecat beberapa bulan setelah musim 2023-2-24 dimulai menyusul serangkaian hasil yang buruk.

4. Marcelo Gallardo


Dulu, Gallardo pernah disebut-sebut sebagai calon pelatih terbaik dari Amerika Selatan. Klub-klub seperti Barcelona dan Manchester City disebut-sebut sebagai destinasi potensial setelah kerja bagusnya membawa River Plate meraih banyak trofi, termasuk dua Copa Libertadores.

Tapi di satu momen ada perasaan antiklimaks yang nyata ketika pelatih Argentina yang berpikiran maju itu menerima uang dari Arab Saudi dan menandatangani kontrak dengan Al-Ittihad dalam peran manajerial pertamanya sejak meninggalkan Monumental.

Sayangnya, itu tidak berjalan baik baginya. Upaya Al-Ittihad untuk mempertahankan gelar mereka menemui jalan buntu karena hasilnya bahkan lebih buruk daripada bulan-bulan terakhir Nuno.

Mengutip laporan Planet Football, Gallardo kalah dalam pertandingan yang jumlahnya hampir sama dengan yang dimenangkannya karena klub itu kalah dalam posisi kelima yang sangat mengecewakan, selisih 42 poin dari juara bertahan Al-Hilal.

5. Rudi Garcia


Mantan manajer Lyon, Marseille, dan Roma itu bertanggung jawab atas Al Nassr saat mereka merekrut Cristiano Ronaldo, tetapi tidak bertahan selama satu musim penuh dan telah dibebastugaskan saat mereka memperkuat skuad dengan mendatangkan pemain seperti Marcelo Brozovic, Sadio Mane, dan Aymeric Laporte.

Garcia dilaporkan membuat Ronaldo marah dengan mengklaim salah satu peluangnya yang hilang (mengubah jalannya pertandingan) dalam kekalahan Piala Super Saudi dari Al-Ittihad.

Beberapa saat kemudian, pelatih asal Prancis itu secara kontroversial dipilih untuk memimpin juara Serie A Napoli setelah kepergian Luciano Spalletti. Itu adalah pengangkatan yang tidak populer sejak awal dan tidak mengherankan ia hanya bertahan selama 16 pertandingan sebelum sekali lagi mendapat perintah untuk mengundurkan diri.
(yov)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1171 seconds (0.1#10.140)