UEFA Seperti Minim Empati

Jum'at, 04 September 2020 - 12:35 WIB
loading...
UEFA Seperti Minim Empati
Foto: dok/Reuters
A A A
FIRENZE - Setelah musim 2018-2019, musim kedua Nations League 2020-21 digulirkan kembali September ini hingga Oktober 2021. Namun, perhelatan kompetisi besutan terbaru UEFA tersebut dianggap kurang gaungnya, dipaksakan, dan minim empati.

Sebanyak 55 tim nasional UEFA dibagi menjadi empat Liga, A, B, dan C yang masing-masing menampilkan 16 tim dibagi menjadi empat grup yang terdiri dari empat tim. Liga D akan menampilkan 7 tim yang dibagi menjadi dua grup, dengan satu grup berisi empat tim dan grup lainnya berisi tiga tim. (Baca: Ini Alasan TNI Tidak Diperlukan Menangani Terorisme)

Pembagian tim-tim berdasarkan peringkat keseluruhan Nations League 2018-19. Setiap tim sekarang akan memainkan enam pertandingan dalam grup mereka, kecuali satu grup di Liga D yang akan memainkan empat pertandingan menggunakan format home and away round robin pada hari pertandingan ganda di bulan September, Oktober, dan November 2020.

Format ini memastikan bahwa hampir semua grup, tim dalam grup yang sama memainkan pertandingan terakhir mereka pada waktu sama. Ini juga meningkatkan jumlah pertandingan fase liga total dari 138 menjadi 162, serta meminimalkan jumlah pertandingan persahabatan.

Di divisi teratas, Liga A, tim bersaing menjadi juara Nations League. Empat juara grup Liga A akan lolos ke format sistem gugur yang terdiri dari semifinal, play-off tempat ketiga, dan final. Pasangan semifinal akan ditentukan melalui undian terbuka. Negara tuan rumah akan dipilih di antara empat tim yang memenuhi syarat oleh Komite Eksekutif UEFA, dengan pemenang final dinobatkan sebagai juara Nations League. Video assistant referee (VAR) turut digunakan. (Baca juga: Mulai Hari Ini Seluruh ASN DKI Hanya Bekerja 5,5 Jam Perhari)

Tim-tim juga bersaing untuk promosi dan degradasi ke liga yang lebih tinggi atau lebih rendah. Di Liga B, C, dan D, juara grup dipromosikan, sedangkan tim urutan terakhir dari setiap grup di Liga A dan B akan terdegradasi. Karena Liga C memiliki empat grup sementara Liga D hanya memiliki dua, dua tim Liga C yang akan terdegradasi ditentukan melalui play-out pada Maret 2022.

Sayangnya, kehadiran Nations League kali ini justru tidak terlalu terdengar ingar-bingarnya. Terkesan dipaksakan karena kompetisi domestik klub-klub Eropa baru saja selesai, sebut saja Bundesliga (27/6), Liga Primer (26/7), Seri A (2/8), dan Primera Liga (19/7). Begitu juga Liga Champions (23/8) serta Liga Europa (21/8).

Selain itu, belum berakhirnya pandemi Covid-19 membuat segala sesuatunya berisiko, terutama bagi para pemain. Gelombang kedua Covid-19 bahkan terjadi setelah kompetisi domestik berakhir. Tercatat, banyak pemain yang positif Covid-19 setelah menjalani liburan, termasuk pemain-pemain dari tim-tim yang berada di Liga A, seperti Paul Pogba dan Houssem Aouar (Prancis) serta Mikel Oyarzabal (Spanyol).

Kasus serupa juga ditemukan di tim-tim Liga B. Skotlandia dan Republik Ceko harus melakukan tes ulang Covid-19 untuk seluruh skuad mereka setelah anggota staf terindikasi positif. Seorang staf yang tidak disebutkan namanya itu telah meninggalkan tim untuk mengisolasi diri. Untungnya, tidak ada kasus lain yang ditemukan.

Seperti diketahui, Republik Ceko akan menghadapi Slovakia, dini hari nanti, dan menjamu Skotlandia di Stadion Andruv di Olomouc, Selasa (8/8). “Satu orang yang dites positif segera meninggalkan hotel tim dan masuk karantina. Pada saat yang sama, para pemain dan staf menjalani tes ulang, semua hasil tes negatif," ujar pernyataan resmi asosiasi sepak bola Republik Ceko (FACR). (Baca juga: Pentagon: China Lirik Indonesia untuk Jadi Pangkalan Militernya)

Namun, berbagai kendala tersebut tampaknya tidak mengurangi antusiasme tim-tim kontestan terutama Italia. Ambisi besar bahkan diusung pelatih Gli Azzurri, Roberto Mancini. Dia menegaskan kalau Italia ingin melaju hingga final Nations League 2020-21.

Mancini mengaku memanggil lebih banyak pemain dari biasanya karena tidak mengetahui pasti kondisi mereka. Dia juga dapat mengevaluasi pemain lain menjelang pertandingan pada Oktober dan November.

“Tidak diragukan lagi, kami harus mempertimbangkan tingkat kebugaran fisik saat memilih tim. Saya masih berpikir pemain berkualitas bisa memberikan kontribusinya bahkan tanpa bermain 90 menit,” ungkap Mancini dilansir football-italia.net.

Mantan pelatih Fiorentina, SS Lazio, Inter Milan, Manchester City ( Man City), Galatasaray, dan Zenit St Petersburg tersebut berharap timnya bisa melanjutkan tren bagus seperti saat Kualifikasi Piala Eropa 2020. Tahun lalu di mana Italia memenangkan semua 10 pertandingan di Grup J dan saat ini mencatat rekor 11 kemenangan berturut-turut.

Dua di antaranya melawan Bosnia & Herzegovina (2-1, 3-0) yang kebetulan akan kembali mereka hadapi pada pertandingan pertama Nations League A Grup 1 di Stadio Artemio Franchi, dini hari nanti. Kendati demikian, Mancini tetap mewaspadai Bosnia & Herzegovina yang dinilainya sebagai lawan tangguh. (Baca juga: Banyuwangi Bakal Jadi Pusat Wisata Baharai kelas Dunia)

Dia meminta pasukannya mengerahkan permainan terbaik agar bisa menang sekaligus menjadi modal jelang pertandingan kedua Grup 1 kontra Belanda, Selasa (8/9). Komposisi tim terbaik pun disiapkan. Di lini depan, Mancini akan mengandalkan Ciro Immobile, Federico Chiesa, dan Nicolo Zaniolo.

Ketiganya mendapatkan dukungan dari Jorginho, Nicolo Barella, serta Roberto Gagliardini. “Ini tidak akan menjadi ujian yang mudah, karena saya ingat Bosnia membuat kami tertinggal ketika kami bertemu di Turin. Jadi kami membutuhkan konsentrasi dan tetap membuka mata. Setelah itu, kami baru bisa memikirkan tentang Belanda,” kata Mancini.

Dari pertandingan Grup 1 lainnya, Belanda akan menjamu Polandia di Johan Cruijff Arena, dini hari nanti. Ini menjadi ujian De Oranje setelah ditinggal Ronald Koeman yang hijrah ke Barcelona. Pelatih Caretaker, Dwight Lodeweges menegaskan Belanda tetap kondusif dan kompetitif.

Dia bahkan menilai tugasnya semakin mudah karena diwarisi tim kuat peninggalan Koeman. Hal itu membuat Lodeweges yakin Virgil van Dijk dkk mampu meraih hasil bagus atas Polandia. Terlebih dari 15 pertemuan terakhir, Belanda menang enam kali dan hanya kalah tiga kali. (Lihat videonya: Kapal Induk dan Kapal Perang Asing Bernuansa Nama Nusantara)

“Koeman telah pergi, tapi kehidupan sepak bola terus berlanjut. Ini sangat menarik, tetapi saya sudah ada sejak lama, ini bukan awal dari karier saya. Dua setengah tahun yang lalu kami memulai lintasan bagus, dan kami semua memiliki kontribusi kami, terutama Koeman. Bagaimana kami akan bermain? Bagaimana kami berlatih? Semuanya berjalan sangat baik dan kami akan melanjutkan," kata Lodeweges. (Alimansyah)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)