Pesan Bung Karno yang Terlupakan hingga Pentingnya Sports Science

Sabtu, 12 September 2020 - 23:57 WIB
loading...
Pesan Bung Karno yang...
Linda Wahyudi berbicara tentang potensi olahraga tinju profesional di Indonesia dalam podcast V’s Boxing Indonesia dengan host Ary Sudarsono dengan topik Prospek Tinju Pro di Televisi / Kolase
A A A
JAKARTA - Linda Wahyudi berbicara tentang potensi olahraga tinju profesional di Indonesia dalam podcast V’s Boxing Indonesia di bawah promotor tinju Internasional, Milasari Kusumo Anggraini dengan host Ary Sudarsono membahas mengenai topik 'Prospek Tinju Pro di Televisi'. Mantan Direktur Broadcast INASGOC itu mengutarakan bahwa untuk memulai sesuatu pasti akan mengalami kendala dan tak hanya di tinju saja tetapi hampir di semua cabang olahraga.

Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah pesan dari Menpora Zainudin Amali. Dalam perayaan Haornas, 9 September 2020 lalu, politikus Golkar itu menyatakan, betapa pentingnya sports science dalam perkembangan olahraga di Indonesia.

Bila dikelola dengan baik bisa mendatangkan banyak hal positif. Dalam kesempatan itu Amali juga menuturkan bahwa pandemi virus Corona telah memberi dampak besar terhadap sektor perekonomian. (Baca juga: Didatangi USADA, McGregor: Saya Sudah Pensiun Guys! )

Tak hanya itu saja. Olahraga juga ikut terkena dampaknya mengingat banyak event baik tingkat nasional maupun internasional yang tertunda. Karena itu, peran sports science sangat diperlukan.

Sports science bisa digunakan untuk membangkitkan olahraga di Indonesia, serta meningkatkan kebugaran masyakat agar tidak mudah terpapar virus Corona. Linda pun setuju dengan pernyataan Menpora tersebut.
Pesan Bung Karno yang Terlupakan hingga Pentingnya Sports Science

Linda menyadari bahwa Sports science mungkin pada pelaksanaannya membutuhkan biaya yang tak sedikit. Tetapi, kata dia, jika Indonesia tidak memiliki ini sampai kapan pun juga olahraga di Tanah Air tidak akan maju. (Baca juga: Sports Science Punya Peranan Penting dalam Perkembangan Olahraga di Indonesia )

"Sports science bukan sekadar hitung-hitungan. Gunakan dengan baik itu dengan menggunakan dokter ahli gizi, ada psikolog, ada pelatih fisik. Saya rasa itu sudah mengenal ini sejak beberapa tahun lalu, dan Thailand sudah menggunakannya pada SEA Games 1995," kata Linda, Sabtu (12/9/2020).

"Gimana Thailand mengelola/memakai Sports science semuanya. Saya juga ingat banget Thailand mendatangkan semua ahlinya dari Jerman. Yang cabor terukur apalagi. Kalau dibilang tinju mungkin bukan olahraga terukur, tapi cabor ini penghasil medali banyak karena memiliki beberapa kelas kenapa kita enggak fokus? Fokus semuanya yang ada kelasnya seperti angkat besi punya berapa nomor?"

Disinggung mengenai kerangka kerja tentang Sports science, Linda mengaku belum pernah melihatnya. "Terus terang aja ya, sampai sekarang belum ada. Kita enggak pernah lihat ya. Seharusnya pembinaan olahraga itu sudah ada Blueprint-nya dong. Bener enggak?"

"Di zaman sekolah dasar (SD) aja kita ada namanya pendidikan jasmani, olahraga kan? Sekarang sekolahnya aja halamannya enggak ada, mau main apa? Dari situ aja sudah terlihat. Kita sudah kehilangan budi pekerti. Kita merasa banget loh."

Ary mengamini hal itu karena olahraga bukan pilihan utama di Indonesia, namun, Linda membantahnya. Atlet Softball dan mantan seorang jurnalis tersebut mengatakan bahwa masyarakat sudah lupa dengan pesan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno tentang membangun karakter atau Character Building.

"Kenapa kita tidak melakukan hal seperti itu lagi," cetus Linda.

Lebih jauh Linda mengaku mengapa dirinya sangat mencintai olahraga. "Olahraga membuat kita sportif. Kalah-menang harus sportif. Harus menerima kekalahan. Saya belajar kehidupan dari olahraga," pungkas Linda.
(mirz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1264 seconds (0.1#10.140)