Bayern Lupa Rasanya Kalah
loading...
A
A
A
BUDAPEST - Bagi mereka yang menyukai sepak bola menyerang, pertemuan Bayern Muenchen versus Sevilla di Puskas Arena, Budapest, dini hari nanti, layak dinantikan. Kedua tim sama-sama mengusung pola permainan agresif, meski Bayern diunggulkan.
Strategi permainan tersebut merupakan kunci kesuksesan Bayern dan Sevilla di kompetisi Eropa musim lalu. Bayern, misalnya. Torehan gelar Liga Champions, yang merupakan satu dari tiga gelar musim 2019/2020, merupakan hasil dari komitmen Pelatih Hans-Dieter Flick yang menginstruksikan timnya bermain berani dalam menyerang. (Baca: Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat)
Gelontoran 43 gol di Liga Champions musim lalu menggambarkan dahsyatnya permainan menyerang FC Hollywood. Mereka memiliki pemain yang telah lama bersama dalam formasi 4-2-3-1, baik untuk klub maupun negara.
Selain fokus, mengandalkan kolektivitas, dan kekuatan fisik, para pemain Bayern juga menunjukkan fleksibilitas dalam hal taktik, tergantung lawan yang dihadapi. Mereka juga memiliki individu dengan profil memainkan permainan menekan, dimulai dengan penjaga gawang Manuel Neuer.
Itu terbukti di babak pertama final melawan Paris Saint-Germain, ketika Neymar mengirimkan bola ke Kylian Mbappe. Dengan antisipasi luar biasa, Neuer mampu mendapatkan bola lebih cepat sebelum Mbappe mendekat.
Di lini tengah, Joshua Kimmich dan Leon Goretzka sangat tangguh dan kuat dalam menjaga keseimbangan. Hal itu membuat Serge Gnabry, Thomas Mueller, serta Kingsley Coman leluasa membantu Robert Lewandowski meneror pertahanan lawan.
Komposisi starting line-up dan penerapan strategi permainan serupa diyakini kembali diandalkan Bayern saat melawan Sevilla di final Piala Super Eropa. Motivasi semakin tinggi lantaran rekor Die Roten di Super Eropa tidak terlalu bagus. Dari empat final Super Eropa, Bayern baru satu kali memenangkan gelar, yakni pada 2013. Sementara tiga lainnya hanya menjadi runner-up. (Baca juga: Proyek Sodetan Kali Ciliwung di Bidara Cina Terganjal Ganti rugi)
Bayern didukung statistik. Dalam enam dari tujuh pertandingan terakhir final Super, pemenang Liga Champions selalu mampu mengalahkan juara Liga Europa. Mereka juga memiliki rekor bagus, yaitu menang tiga kali dalam tiga pertandingan terakhir melawan wakil Spanyol di tempat netral di kompetisi Eropa.
Die Roten semakin difavoritkan berbekal kinerja sensasional mereka. Sejak pergantian tahun, Neuer dkk menjalani 31 pertandingan tanpa kekalahan di semua kompetisi dan memenangkan 30 pertandingan di antaranya, termasuk saat menggilas Schalke 04 dengan skor 8-0 pada pertandingan pertama Bundesliga, Sabtu (19/9/2020).
Menurut Flick, kemenangan besar di Bundesliga menjadi pesan bagi setiap lawan bahwa Bayern selalu memiliki rasa lapar yang besar dan bertekad meraih lebih banyak kesuksesan musim ini, termasuk mengincar trofi kedua Super Eropa. Namun, pelatih berusia 55 tahun tersebut mewanti-wanti pasukannya agar pandai menjaga ketahanan fisik dan konsentrasi mengingat jadwal pertandingan padat.
Strategi permainan tersebut merupakan kunci kesuksesan Bayern dan Sevilla di kompetisi Eropa musim lalu. Bayern, misalnya. Torehan gelar Liga Champions, yang merupakan satu dari tiga gelar musim 2019/2020, merupakan hasil dari komitmen Pelatih Hans-Dieter Flick yang menginstruksikan timnya bermain berani dalam menyerang. (Baca: Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat)
Gelontoran 43 gol di Liga Champions musim lalu menggambarkan dahsyatnya permainan menyerang FC Hollywood. Mereka memiliki pemain yang telah lama bersama dalam formasi 4-2-3-1, baik untuk klub maupun negara.
Selain fokus, mengandalkan kolektivitas, dan kekuatan fisik, para pemain Bayern juga menunjukkan fleksibilitas dalam hal taktik, tergantung lawan yang dihadapi. Mereka juga memiliki individu dengan profil memainkan permainan menekan, dimulai dengan penjaga gawang Manuel Neuer.
Itu terbukti di babak pertama final melawan Paris Saint-Germain, ketika Neymar mengirimkan bola ke Kylian Mbappe. Dengan antisipasi luar biasa, Neuer mampu mendapatkan bola lebih cepat sebelum Mbappe mendekat.
Di lini tengah, Joshua Kimmich dan Leon Goretzka sangat tangguh dan kuat dalam menjaga keseimbangan. Hal itu membuat Serge Gnabry, Thomas Mueller, serta Kingsley Coman leluasa membantu Robert Lewandowski meneror pertahanan lawan.
Komposisi starting line-up dan penerapan strategi permainan serupa diyakini kembali diandalkan Bayern saat melawan Sevilla di final Piala Super Eropa. Motivasi semakin tinggi lantaran rekor Die Roten di Super Eropa tidak terlalu bagus. Dari empat final Super Eropa, Bayern baru satu kali memenangkan gelar, yakni pada 2013. Sementara tiga lainnya hanya menjadi runner-up. (Baca juga: Proyek Sodetan Kali Ciliwung di Bidara Cina Terganjal Ganti rugi)
Bayern didukung statistik. Dalam enam dari tujuh pertandingan terakhir final Super, pemenang Liga Champions selalu mampu mengalahkan juara Liga Europa. Mereka juga memiliki rekor bagus, yaitu menang tiga kali dalam tiga pertandingan terakhir melawan wakil Spanyol di tempat netral di kompetisi Eropa.
Die Roten semakin difavoritkan berbekal kinerja sensasional mereka. Sejak pergantian tahun, Neuer dkk menjalani 31 pertandingan tanpa kekalahan di semua kompetisi dan memenangkan 30 pertandingan di antaranya, termasuk saat menggilas Schalke 04 dengan skor 8-0 pada pertandingan pertama Bundesliga, Sabtu (19/9/2020).
Menurut Flick, kemenangan besar di Bundesliga menjadi pesan bagi setiap lawan bahwa Bayern selalu memiliki rasa lapar yang besar dan bertekad meraih lebih banyak kesuksesan musim ini, termasuk mengincar trofi kedua Super Eropa. Namun, pelatih berusia 55 tahun tersebut mewanti-wanti pasukannya agar pandai menjaga ketahanan fisik dan konsentrasi mengingat jadwal pertandingan padat.